Memperluas Jalinan Jodoh Baik

Jurnalis : Harianto Achmat (He Qi Pusat), Fotografer : Ciu Yen (He Qi Pusat)
 
 

foto
Relawan Tzu Chi secara rutin mengunjungi para anak asuh untuk memberi dorongan semangat kepada mereka untuk terus mengejar cita-cita.

“Bertambahnya satu orang baik di dalammasyarakat, akan menambah sebuah karma kebajikan di dunia.”  (Master Cheng Yen)

 

 

 

Cuaca berawan menghiasi langit Jakarta pada hari Minggu 7 April 2013. Sekitar pukul 8.30 pagi sekitar 30 relawan dari He Qi Pusat berkumpul bersama di ITC Mangga Dua Lt. 6 untuk melakukan kegiatan perdana sejak terbentuknya He Qi Pusat pada tanggal 10 Maret 2013 lalu. Saat ini kami akan melakukan kunjungan kasih kepada anak-anak asuh Tzu Chi.

Sebelum memulai kegiatan, semua relawan yang hadir duduk dengan tenang untuk mendengarkan briefing singkat yang diberikan oleh koordinator kegiatan hari itu, yaitu San Ing Shijie yang kemudian dilanjutkan dengan menyaksikan ceramah Master Cheng Yen agar dalam setiap kegiatan kita dapat mengingat pesan-pesan yang selalu disampaikan oleh Master kepada semua relawan Tzu Chi. Pembagian kelompok pun dimulai setelah usai menyaksikan ceramah Master Cheng Yen. Relawan yang hadir dibagi menjadi 3 kelompok, dimana setiap kelompok beranggotakan kurang lebih 10 orang. Pada kelompok yang saya ikuti, kami akan mengunjungi 3 anak asuh yang berada di Kelurahan Kartini, Jakarta Pusat.

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan Tzu Chi menyusuri jalan-jalan dan gang di Jalan Kartini, Jakarta Pusat untuk melakukan kunjungan kasih pada hari Minggu, 7 April 2013 (kiri).
  • Emma Josephine, remaja yang bersekolah di Strada 2 ini memiliki prestasi cukup cemerlang. Selain mendapat ranking ke-2 di kelas, ia juga aktif dalam kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) (kanan) .

Jiwa-jiwa yang Tegar
Lalu lintas ramai lancar siang itu, kami pun bergegas mengunjungi anak  asuh tersebut satu per satu. Pertama-tama kami mengunjungi keluarga Andreas yang berada di  Jalan Kartini IX. Kami tidaklah menemukan kesulitan untuk menemukan alamat tersebut. Andreas yang saat ini masih menginjak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tingkat kedua di sekolah Tri Ratna ini langsung menyambut kami semua bersama ibu dan adiknya Mulyono Sanjaya. Rumah yang sederhana itu menjadi tempat tinggal Andreasdan keluarga, kecuali sang ayah yang harus bekerja di Pontianak untuk mencari nafkah di sana.

Lim Sui Hoen, ibu paruh baya yang sudah berumur 47 tahun menyambut hangat kedatangan kami. Beliau pun mulai bercerita mengenai perkembangan kedua putranya. Andreas yang dulunya kurang rajin belajar, perlahan sudah menunjukan perkembangan yang positif dalam pendidikannya. Sikapnya pun sudah lebih aktif berkomunikasi. Sang adik, Mulyono Sanjayamemang tidak jauh berbeda dengan kakaknya, akan tetapi potensi untuk lebih baik tidak pernah tertutup. Dalam kesehariannya Lim Sui Hoen membantu temannya membuat kue. Langkah itu diambil untuk membantu meringankan kebutuhan sehari-hari mereka. Kesempatan bertemu tidak usai sampai di situ, setelah cukup berbincang-bincang Lim Sui Hoenmenemani kelompok kami untuk mengunjungi anak asuh selanjutnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Lim Sui Hoen (47) tahun menyambut hangat kedatangan relawan. Beliau pun menceritakan perkembangan kedua putranya: Andreas Mulyono Sanjaya (kiri) .
  • Emma Josephine menjadi anak asuh Tzu Chi sejak tahun 2011 lalu. Emma Josephinesaat initinggal bersama ibu tercinta, Lestariwati di Gang Fajar Raya, Kartini, Jakarta Pusat (kanan) .

Di sebelah jalan tak jauh dari tempat tinggal Andreas, kami menghampiri Emma Josephine, yang juga menjadi anak asuh Tzu Chi sejak tahun 2011 lalu. Jalinan jodoh Emma Josephine berawal dari  sang nenek, Lianawati (74 tahun), dimana pada Agustus tahun 2012 lalu telah meninggal dunia akibat serangan jantung. Sang neneklah yang mendaftarkan cucunya untuk mendapatkan bantuan pendidikan. Emma Josephinesaat initinggal bersama ibu tercinta di Gang Fajar Raya, kelurahan Kartini, Jakarta Pusat. Lestariwatisang ibu, yang bekerja sebagai pegawai toko bekerja keras sendiri untuk menghidupi keluarga. Interaksi yang hangat terjalin dari setiap jawaban atas pertanyaan relawan. Sikap yang pemalu memang terlihat pada Emma Josephine, remaja yang bersekolah di Strada 2 ini memiliki prestasi cukup cemerlang. Selain mendapat ranking ke-2 di kelas, ia juga aktif dalam kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

Pada tepi teras lantai 3 bangunan ruko di Jalan Kartini, relawan pun tersentuh hatinya melihat Monica Tanurdjaya yang sejak kecil hanya tinggal berdua bersama sang nenek, Merihartini Arifin yang sudah berumur 71 tahun. Di dalam sebuah kamar ukuran 2x3m yang kecil dan sederhana itu adalah tempat bagi mereka untuk melakukan segala aktivitas, mulai dari memasak, istirahat, tidur dan lain-lain. Dalam kesehariannya sang nenek  hanya membuat kue Choi Pan (kue khas Pontianak) untuk mencari penghasilan. Di kala penjualan yang tidak menentu, tak jarang membuat Merihartini Arifinterkadang harus merugi. Selain itu ia juga menderita penyakit paru-paru, yang mengharuskan dirinya untuk rutin mengomsumsi obat-obatan setiap hari. Monicajuga sudah cukup mandiri. Di sekolah ia juga memiliki prestasi yang cukup gemilang. Di kala anak-anak seusia dirinya sedang menikmati kehidupan (bermain), tetapi ia lebih memilih untuk menemani sang nenek. Walaupun tentu saja dirinya tak lepas dari keinginan untuk bermain dan bersosialisasi dengan teman-temannya. Monica lebih banyak menghabiskan waktu untuk menemani neneknya dan membantu mengurus pekerjaan rumah.

Begitu banyak bentuk kesulitan di dunia ini, namun jiwa-jiwa itu selalu tegar untuk menjalaninya. “Dengan kasih sayang kita menghibur batin manusia yang terluka, dengan kasih sayang pula kita memulihkan luka yang dialami bumi”. Kutipan ini begitu mengena kala kita bisa melihat langsung saudara-saudara kita yang mengalami kesulitan, dan dengan bersumbangsih kita bisa meringankan beban mereka.

 

 
 

Artikel Terkait

Pascabanjir Jakarta: 2.250 Paket Cinta Kasih

Pascabanjir Jakarta: 2.250 Paket Cinta Kasih

05 Februari 2013

Jika semua orang mau menebarkan cinta kasih, mungkin dunia ini akan terbebas dari bencana dan penuh kedamaian. Demikian yang di harapkan oleh Tzu Chi.

Indahnya Kebersamaan

Indahnya Kebersamaan

23 Maret 2010
Suasana akrab dan ceria semakin terasa di antara anak-anak ketika Erni, salah satu relawan memimpin permainan mencari teman baru. Permainan ini bertujuan agar anak-anak terpicu untuk lebih mengenal satu sama lain.
Waisak di Bumi Parahyangan

Waisak di Bumi Parahyangan

14 Mei 2010
Kerap kali bunyi gong terdengar di keramaian bazar, itu tandanya para pengunjung bazar tidak hanya membeli barang dan makanan saja, tetapi menyisihkan sebagian uangnya untuk pembangunan Aula Jing Si  Bandung.
Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -