Memupuk Berkah dan Kebijaksanaan dari Pelatihan Relawan

Jurnalis : Liani (Tzu Chi Medan), Fotografer : Lili Hermanto, Liani (Tzu Chi Medan)

Pelatihan Relawan Abu Putih ke-3 ini digelar di Kantor Tzu Chi Medan dan diikuti oleh 137 relawan (86 relawan dan 51 panitia kegiatan).

Pelatihan relawan abu putih ke-3 di tahun 2022 kembali digelar di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Medan, Jl Kompleks Cemara Asri Boleuvard Raya No. 1G Medan, pada Minggu, 25 September 2022.  Pelatihan ini diikuti 137 relawan (51 panitia dan 86 peserta pelatihan). Tema pelatihan kali ini adalah  memupuk berkah dan kebijaksanaan.

Yel yel pelatihan yaitu, “Qing Shan Wu Suo Zheng, Fu Tian Yong Xin Geng” (Bagai gunung tenang yang tiada konflik dan bersungguh hati dalam menggarap ladang berkah) pun digaungkan para peserta ketika memasuki ruangan pelatihan. Mereka lalu melakukan penghormatan kepada Buddha dan Master Cheng Yen, kemudian bersama sama menyanyikan lagu Mars Tzu Chi, juga melafalkan 10 sila Tzu Chi.

Pelatihan kali ini ada tiga materi yang dibawakan. Mengawali pelatihan, Jusni Lina menceritakan Kisah Master Cheng Yen mencari jalan kehidupan. “Meninggalkan keluarga dan menjadi Bhiksuni dengan perjalanan sangat penuh rintangan. Akhirnya terwujud keinginan Master menjadi Bhiksuni dan menjadi murid Master Yin Shun. Pesan Master Yin Shun kepada Master “Demi ajaran Buddha, Demi para makhluk”, dan inilah yang menjadi pegangan Master dalam menjalankan hidupnya. Semoga para relawan peserta pelatihan yang akan memasuki pintu Tzu Chi memahami kisah dari pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi dan meneladeni semangatnya,” ujar Jusni lina.

Materi ke dua tentang Memurnikan Batin dan Mempraktikkan Jalan Bodhisatwa yang dibawakan oleh Yanny. “Pembinaan diri relawan Tzu Chi ke dalam dengan cara memurnikan batin. Seiring dengan itu juga mempraktikkannya keluar di jalan Bodhisatva. Memurnikan batin ke dalam dengan unsur ketulusan, kebenaran, keyakinan, kesungguhan, dan mempraktikkan keluar di jalan Bodhisatwa berlandaskan kewelasasihan, belas kasih, sukacita dan keseimbangan batin,” jelas Yanny.

Yanny mengatakan, dengan semangat Bodhisatwa kita terus melatih diri.

Pada pelatihan ini juga diperkenalkan tentang Misi Pendidikan Tzu Chi Medan. Para relawan baru diajak untuk bergabung di misi pendidikan ini dengan sepenuh hati. Ada tiga jenjang pendidikan yaitu Tzu You Ban, Tzu Sao Ban dan Tzu Ching.

Kelas Tzu You Ban dimulai dari kelas 2-6 SD. Pendidikan Tzu You Ban berlandaskan pada pendidikan kehidupan, pendidikan moral dan pendidikan budaya humanis. Dan tentunya didukung juga dengan pengetahuan yang mereka peroleh di bangku sekolah.

“Lima tahapan pembelajaran Budi Pekerti dengan Kata Perenungan Master yang sering dibagikan kepada Xiao Pu Sa yaitu mencoba untuk mengalami sendiri, bercerita dan belajar Jing si Yu, berpikir dan menganalisa, merenung dan praktik dalam kehidupan sehari hari. Semoga Xiao Pu Sa tidak hanya memiliki prestasi akademis yang bagus saja tapi berbudi pekerti yang luhur. Dan para relawan pendidikan bisa belajar banyak dari misi ini, berkah dan kebijaksanaan juga bertambah baik dari hari ke hari,” terang Merry Sudilan, Koordinator Kelas Tzu You Ban.

Sufinah, Kordinator Kelas Tzu Shao Ban menerangkan bahwa Kelas Tzu Shao Ban, merupakan pembelajaran Budi Pekerti untuk anak usia remaja. Pendidikan Tzu Shao Ban untuk siswa SMP kelas 1 s/d SMA kelas 2. Di dalam kelas ini, relawan mengajarkan budi pekerti seperti tata krama Tzu Chi, yaitu tata krama ketika makan, berpakaian, duduk, berjalan, berbicara, sopan santun, tatakrama di keluarga termasuk berbakti dan tatakrama di masyarakat.

“Juga diajarkan Budaya humanis Tzu Chi yaitu Shou you/peragaan bahasa isyarat tangan, Hua Dao/seni merangkai bunga, memasak, Cha Dao/seduh teh, Seni melipat dan lain lain.Ada juga kegiatan outdoor seperti kunjungan ke panti asuhan, panti jompo, depo daur ulang. Semoga anak anak kita bisa tumbuh menjadi anak yang dewasa, bijaksana, berani mengutarakan pendapat dan mengakui kesalahan serta menjadi panutan di dalam keluarga dan masyarakat,” kata Sufinah.

Muda-mudi Tzu Chi bersama dengan para relawan membawakan isyarat tangan.

Bagaimana dengan Tzu Ching? Tzu Ching merupakan barisan generasi muda mudi Tzu Chi. Tzu Ching adalah gabungan sekelompok mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang mempunyai niat sebagai insan Tzu Ching dan bersemangat untuk menebar cinta kasih di kalangan generasi muda.

Master Cheng Yen mengharapkan agar para relawan Tzu Ching bermurah hati dan peduli terhadap sesama, menggunakan kearifan dalam pergaulan dan penyelesaian permasalahan, saling belajar dan mendukung untuk meningkatkan sifat ke Buddha-an, serta mengilhami akar kebijaksanaan diri sendiri.

“Semoga generasi muda-mudi Tzu Chi (Tzu Ching) memiliki hati yang penuh syukur dan menghargai berkah. Barisan Tzu Ching semakin panjang. Menjadi insan Tzu Chi yang bijaksana baik dalam komunitas Tzu Chi atau masyarakat,” kata Mariani Hariman, koordinator Tzu Ching.”

Setelah mengikuti pelatihan, muda-mudi Tzu Chi (Tzu Ching) mengajak peserta pelatihan untuk merilekskan badan. Lalu bersama-sama mempraktikkan lagu Isyarat tangan. Mereka kemudian diajak mendengarkan ceramah Master Cheng Yen yang berjudul Melindungi kehidupan dengan welas asih dan kebijaksanaan. Dalam video ceramahnya tersebut Master Cheng Yen mengimbau untuk tulus bervegetaris dan mengajak orang banyak untuk bervegetaris. Dengan demikian dunia akan bebas dari bencana.

Bagi Collie, pelatihan ini memotivasinya untuk lebih bijaksana menjadi Bodhisatwa dunia dengan berbuat kebajikan.

Collie, salah satu peserta pelatihan mengatakan, ia merasa terpanggil untuk menjadi relawan Tzu Chi setelah melihat kegiatan Tzu Chi yang penuh welas asih. Ia pun berkunjung ke Kantor Tzu Chi Medan dan mendaftar ikut kegiatan Tzu Chi. Collie  kemudian mengikuti sosialisasi dan diajak mengikuti latihan Persamuhan Dharma.

“Ini adalah pertama kalinya saya ikut Pelatihan Relawan Abu Putih. Dengan mengikuti pelatihan ini, kami diajak untuk lebih mengenal kisah hidup Master Cheng Yen dan perjalanan Tzu Chi secara lebih mendalam. Dipandu dan diberi petunjuk bagaimana menjalankan Tzu Chi ke depannya. Harapan saya semoga pelatihan seperti ini rutin diadakan setiap tahun agar kami sebagai relawan semakin termotivasi dan lebih bijaksana untuk menjadi Bodhisatwa di dunia melalui praktik kebajikan,” tutur Collie.

Para peserta dan panitia berfoto bersama.

Djuang, koordinator pelatihan, berharap pelatihan relawan abu putih ke-3 ini membawa berkah dan kebijaksanaan untuk semua relawan. “Relawan lebih paham akan visi dan misi Tzu Chi,” harap Djuang.

Sebelum kegiatan berakhir, para relawan bersama-sama memanjatkan doa. Semoga semua makluk hidup berbahagia, dunia bebas bencana.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Menggenggam Waktu dengan Berbuat Kebajikan

Menggenggam Waktu dengan Berbuat Kebajikan

03 November 2022

Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan Pelatihan Relawan Baru di Tanjung Batu. Sebanyak 58 relawan ikut berpartisipasi pada kegiatan yang berlangsung Minggu, 23 Oktober 2022 ini.

Membimbing Bibit Baru Untuk Menjadi Generasi Penerus

Membimbing Bibit Baru Untuk Menjadi Generasi Penerus

01 Juli 2022

Minggu, 26 Juni 2022, 13 orang relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengikuti Pelatihan Pendalaman Misi Pendidikan Tzu Chi yang diselenggarakan oleh tim He Xin Jakarta melalui aplikasi Zoom.

Memanfaatkan Waktu Dengan Baik

Memanfaatkan Waktu Dengan Baik

09 Mei 2016

Relawan Tzu Chi Batam kembali menghimpun Bodhisatwa dengan mengadakan pelatihan relawan Abu Putih pada tanggal 24 April 2016 di Kantor Tzu Chi Batam. Kegiatan ini diikuti sebanyak 136 peserta relawan yang lebih menekankan pada misi Amal Tzu Chi.

Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -