Relawan tampak membimbing beberapa siswi dalam mengisi biodata pada celengan mereka, dengan harapan celengan tersebut membawa berkah bagi diri mereka sendiri dan orang lain.
Celengan bambu Tzu Chi bukan sekadar wadah untuk menabung, melainkan sarana pendidikan karakter yang penuh makna bagi anak-anak. Melalui kebiasaan sederhana memasukkan uang ke dalam celengan setiap hari, anak-anak belajar tentang nilai kebaikan, ketulusan, serta arti berbagi dari hal-hal kecil.
Kebiasaan ini menumbuhkan rasa welas asih dan kepedulian terhadap sesama, menanamkan pemahaman bahwa setiap tindakan baik, sekecil apa pun, dapat membawa kebahagiaan bagi orang lain. Dengan demikian, celengan bambu menjadi jembatan untuk menumbuhkan karakter mulia, membentuk generasi yang berhati lembut dan berjiwa sosial sejak dini.
Pada Jumat, 31 Oktober 2025, relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengunjungi SMP Swasta Cahaya Meral untuk menyosialisasikan makna celengan bambu Tzu Chi sekaligus membagikan celengan kepada pihak sekolah. Jalinan jodoh celengan bambu dengan sekolah Cahaya sebenarnya sudah terjalin sejak lama di jenjang SD.
Namun, ini merupakan kali pertama relawan Tzu Chi berkesempatan membagikan celengan bambu di jenjang SMP. Hal ini karena lokasi sekolah SD dan SMP Cahaya berbeda, selain itu gedung SMP Cahaya baru berdiri sejak tahun 2020.
Jurman, selaku koordinator kegiatan, dengan ramah dan ceria menjelaskan makna serta manfaat celengan bambu Tzu Chi kepada para siswa-siswi agar mereka tergerak menabungkan cinta kasih dalam celengan bambu.
Para siswa-siswi SMP Swasta Cahaya Meral mendengarkan penjelasan dari relawan Tzu Chi tentang makna dan manfaat celengan bambu.
Kini, celengan bambu Tzu Chi telah tersebar di berbagai titik di Tanjung Balai Karimun, termasuk di sejumlah sekolah. Kehadiran celengan bambu ini membuat masyarakat semakin mengenal Tzu Chi dan nilai-nilai kemanusiaan yang dibawanya. Salah satunya adalah Katmiyati, S.Pd.I, Kepala Sekolah SMP Cahaya Meral, yang mengaku sudah mengenal Tzu Chi sejak sembilan tahun lalu melalui celengan bambu pribadi yang ia miliki.
Selama ini, Katmiyati rutin menghadiri kegiatan pengumpulan celengan di SD Cahaya. Dari pengalaman itu, ia tergerak untuk menghadirkan program serupa di tingkat SMP. Ia kemudian mengajukan permohonan kepada pengurus yayasan sekolah agar dapat menjembatani kerja sama antara Yayasan Tzu Chi dan yayasan sekolah. Harapannya sederhana namun bermakna: agar anak-anak dapat belajar bahwa sekecil apa pun dana yang disisihkan, akan sangat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan.
Melalui pengalamannya bersama Tzu Chi, Katmiyati, S.Pd.I, Kepala Sekolah SMP Swasta Cahaya Meral, berharap para siswa dapat belajar bahwa setiap kebaikan, sekecil apa pun, mampu membawa kebahagiaan bagi orang lain.
“Kenapa kami menerima Buddha Tzu Chi masuk ke sekolah? Karena saya pribadi punya pengalaman dengan Tzu Chi. Saya melihat bahwa kerja Tzu Chi tidak memandang agama, suku, dan sebagainya. Jadi kemarin saya memang mengajukan permintaan secara pribadi ke yayasan agar Buddha Tzu Chi bisa masuk ke sekolah. Karena saya tidak tahu harus menghubungi ke mana, saya minta bantuan yayasan untuk menyampaikan ke Tzu Chi. Harapan saya, anak-anak bisa belajar berdana meskipun kecil, tapi manfaatnya besar bagi masyarakat. Sekecil apa pun yang kita masukkan, besar manfaatnya untuk orang lain,” ungkap Katmiyati.
Menurut Katmiyati, program celengan bambu Tzu Chi memiliki nilai pendidikan moral yang sangat mendalam bagi siswa. Melalui kebiasaan sederhana ini, anak-anak belajar bahwa berbagi tidak harus menunggu memiliki banyak, tetapi dimulai dari keikhlasan hati. Ia juga menekankan pentingnya peran orang tua untuk memahami tujuan dari celengan tersebut, agar dapat mendukung dan menumbuhkan semangat welas asih di rumah.
“Meskipun hanya seratus, dua ratus, atau lima ratus rupiah uang koin yang dimasukkan, itu sangat berarti. Apalagi tadi disebutkan oleh Pak Jurman (relawan) bahwa nanti akan ada pelaporan penggunaan dana dari celengan. Ini bisa menjadi pembelajaran juga bagi orang tua agar tahu apa gunanya celengan itu dan ke mana uangnya disalurkan. Uang yang dimasukkan tidak mengurangi uang jajan anak, karena sifatnya seikhlasnya. Biasanya koin itu dibuang oleh anak-anak, tapi dengan adanya celengan ini, mereka bisa menabung sedikit demi sedikit,” lanjut Katmiyati.
Relawan Tzu Chi membagikan 244 celengan bambu kepada siswa-siswi dan guru SMP Swasta Cahaya Meral sebagai langkah nyata menumbuhkan nilai kebaikan dan semangat berbagi di lingkungan sekolah.
Melalui celengan bambu, siswa-siswi SMP Cahaya Meral kini memiliki kesempatan untuk belajar membantu orang lain setiap kali memasukkan koin ke dalamnya. Setiap koin bukan sekadar donasi, tetapi juga wujud kasih dan kepedulian yang tumbuh dari hati.
Dalam kunjungan ini, relawan Tzu Chi membagikan 244 celengan bambu kepada siswa-siswi dan guru SMP Cahaya Meral. Upaya ini menjadi langkah nyata relawan Tzu Chi dalam memperkenalkan serta menanamkan nilai-nilai kebaikan di lingkungan pendidikan, membentuk generasi muda yang memiliki rasa empati, cinta kasih, dan semangat membantu sesama tanpa memandang perbedaan.
Editor: Anand Yahya