Menanam Benih Menyayangi Bumi
Jurnalis : Cindy Kusuma, Fotografer : Cindy Kusuma
|
| ||
Jambore yang berlangsung selama 8 hari ini sarat dengan talkshow dan workshop dengan pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya dengan topik-topik seputar sanitasi dan lingkungan hidup. Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mendapatkan kesempatan berharga untuk membagikan materi mengenai pelestarian lingkungan dengan ciri khas Tzu Chi kepada seluruh hadirin. Materi pelestarian lingkungan kali ini dibawakan oleh Suriadi Shixiong, Kepala Departemen Training dan Pengembangan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Pada awal presentasinya, Suriadi menyapa adik-adik yang berasal dari berbagai penjuru Indonesia dengan menjelaskan bahwa Yayasan Tzu Chi mempunyai kantor cabang, penghubung, maupun perwakilan di 15 kota di Indonesia dari propinsi yang paling barat di Aceh sampai yang paling timur di Papua. Suriadi juga menitip pesan agar adik-adik yang di kotanya terdapat relawan Tzu Chi dapat mencari Tzu Chi di kota mereka masing-masing dan menjalin jodoh baik. Presentasi yang diberikan oleh Suriadi diawali dengan sejarah berdirinya Tzu Chi yang diprakarsai oleh Master Cheng Yen 46 tahun silam. Dalam pembahasan lebih lanjut, Suriadi menjelaskan prinsip-prinsip pelestarian lingkungan Tzu Chi mulai dari pemilahan sampah, konsep daur ulang, penghematan sumber daya dan gaya hidup bervegetarian.
Keterangan :
Setelah presentasi yang berlangsung selama hampir satu jam usai, para duta sanitasi (sebutan bagi seluruh peserta jambore), diberi kesempatan untuk melontarkan pertanyaan seputar pelestarian lingkungan dan Tzu Chi pada umumnya. Ketika kesempatan ini dibuka, terlihat para siswa dengan antusias mengacungkan tangan ke udara. Pertanyaan-pertanyaan mereka mengenai materi yang baru saja disampaikan terdengar sangat kritis dan cerdas, contohnya, seorang siswi dari Propinsi Bengkulu menanyakan, “Jika kita bervegetarian, apakah ekosistem kita tidak terganggu?” Untuk pertanyaan ini, Suriadi sudah mempersiapkan sebuah jawaban, “18% dari penyebab pemanasan global berasal dari peternakan. Dengan bervegetarian, kita sudah berperan dalam mengurangi pemanasan global.” Meski para duta sanitasi ini bukan pertama kali mendengar tentang konsep pemanasan global dan pelestarian lingkungan, mereka mengaku mendapat banyak pengetahuan baru melalui presentasi dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Anggara Damar, siswa dari Kabupaten Mamuju Utara, Propinsi Sulawesi Barat, menyatakan bahwa baru kali ini mendengar tentang korelasi antara pelestarian lingkungan dan gaya hidup bervegetarian. “Ini sesuatu yang baru bagi saya. Nanti jika kembali ke Sulawesi Barat, meski di tempat kami sudah melaksanakan kegiatan pelestarian lingkungan dengan cara kami sendiri, saya akan mensosialisasikan hal ini dengan gembira kepada teman-teman dan keluarga saya.” Jodoh baik yang terjalin dengan adik-adik dari seluruh Indonesia sangat dihargai oleh Tzu Chi. Sedari dini, mereka telah mendapatkan bekal pengetahuan mengenai pelestarian lingkungan. Semoga dengan jalinan jodoh ini, mereka bisa mempraktikkan kegiatan-kegiatan ramah lingkungan di wilayah mereka masing-masing, terutama di daerah-daerah yang belum terjangkau oleh relawan Tzu Chi, agar semangat menyayangi bumi dapat tertanam di seluruh bumi nusantara. | |||
Artikel Terkait

Ikhlas Memberi, Ikhlas Menerima
08 November 2011 Pagi itu Sabtu 5 November 2011, ratusan warga yang akan menerima pembagian beras sudah berbaris menunggu antrian beras cinta kasih di Kantor Desa Kalijaya, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Sebanyak 79 ton beras akan dibagikan kepada 3.950 keluarga di tiga dusun.
Suara Kasih: Menciptakan Hutan Bodhi
06 Agustus 2012 Kini kita telah tahu bahwa orang yang menulis “Sutra” tersebut adalah diri kita sendiri, yang menulis skenario juga adalah diri kita sendiri. Karena itu, saya berharap setiap orang dapat menulis skenario pada kehidupan ini dengan sebaik mungkin agar kita bisa memiliki kehidupan yang lebih cemerlang pada kelahiran yang akan datang.