Menanam Dharma ke dalam Batin

Jurnalis : Budi Handoyo (Tzu Chi Singkawang), Fotografer : Bong Bui Khim (Tzu Chi Singkawang)

Menyerap Dharma dengan konsentrasi penuh

Untuk menciptakan berkah kepada orang lain, tidak cukup hanya dengan berbuat kebajikan. Dibutuhkan juga batin yang matang dalam diri setiap manusia untuk menopang kebajikan yang telah dilakukan maupun yang akan dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut, pada 5 Oktober 2014, Yayasan Buddha Tzu Chi Singkawang mengadakan Xun Fa Xiang (Menghirup Keharuman Dharma) untuk pertama kalinya di Kantor Penghubung Singkawang. Minggu pagi, mentari masih enggan keluar dari bayangan kabut yang tipis, tetapi 15 orang relawan Tzu Chi Singkawang sudah berkumpul dan duduk rapi dengan segala perlengkapannya untuk menyerap Dharma. Tanpa menghiraukan dinginnya hawa pagi, mereka menyalakan semangat menyelami Dharma dan kemudian mendiskusikannya bersama-sama untuk perkembangan diri.

Memperdalam pemahaman
Wejangan dari Master Cheng Yen yang disuguhkan kali ini adalah mengenai “ladang pelatihan yang terletak pada batin sendiri”. Batin setiap manusia pada dasarnya memang bersih dari noda. Akan tetapi, melalui berbagai kondisi yang muncul, batin manusia perlahan-lahan terlena dengan kenikmatan duniawi. Kesenangan apapun yang pernah dirasakan, manusia selalu berusaha mengulangi kesenangan tersebut walaupun harus mengorbankan sebuah harga yang tidak masuk akal. Banyak manusia tersesat begitu saja dengan pola pikir seperti ini karena belum memahami makna sebuah kehidupan. Oleh karena itu, Master Cheng Yen memberitahukan bahwa ada banyak cara untuk mengubah kondisi luar, asalkan manusia mau mengubah pola berpikirnya.

Relawan tetap duduk rapi dan tegak walaupun rasa kantuk menghiasi wajah

“Arak tidak memabukkan, manusia sendiri yang mabuk. Bunga tidak membuai, manusia sendiri yang terbuai.” Sepatah kalimat dari Master Cheng Yen ini memang benar adanya. Pikiran merupakan sumber ketamakan, kebencian, dan kebodohan. Bagaikan seorang pelukis, pikiran dengan pandangan yang tidak benar akan terus menggambarkan kondisi yang menjerumuskan si pemilik pikiran. Maka dari itu, sebagai manusia yang sedang berusaha mengikis noda batin, haruslah melihat yang berada di dalam batin melalui introspeksi diri, dan melihat yang berada di luar batin dengan diliputi rasa syukur.

Diskusi Dharma
Selesai menerima wejangan, para relawan berkesempatan membagikan pemahamannya mengenai ceramah yang baru saja diikutinya. Tjhang Tjin Djung Shixiong, salah satu relawan yang paling aktif di Tzu Chi Singkawang pun memberikan kesimpulan. “Dunia ini tidak salah, yang salah adalah pikiran manusia. Sudah pernah kita temui berbagai orang yang tidak sepenuh hati menerima kenyataan, sehingga ujung-ujungnya menyalahkan dunia ini. Bagi orang yang sering berpikir hidupnya sedang berkesusahan, maka beban hidup yang dipikulnya akan terasa semakin berat. Seandainya setiap orang bisa sepenuh hati melatih diri untuk mengubah pola pikirnya yang salah ini, penderitaan di dunia ini akan berkurang drastis dengan sendirinya. Mengubah pola pikir bisa dimulai dari hal kecil. Misalnya ketika seseorang memarahi Anda, janganlah langsung tersinggung. Bawa selalu kata ‘Gan En’ dan ucapkan kepada orang yang memarahi Anda, maka suatu beban akan berlalu, bahkan Anda bisa berjalan seringan angin!” papar Tjhang Tjin Djung Shixiong dengan semangat.

Tjhang Tjin Djung Shixiong sedang membagikan pemahamannya mengenai ceramah yang baru saja diikutinya

Senada dengan Tjhang Tjin Djung Shixiong, Sui Khim Shijie menekankan mengenai pola pikir manusia yang pesimistis. “Pola pikir manusia tidak sebegitu rumit, hanya saja mudah dipengaruhi oleh kondisi-kondisi luar. Untuk mengantisipasi itu, menjaga batin yang tak tergoyahkan adalah solusinya. Di bawah pengaruh emosi, tanpa pikir panjang seseorang akan mengeluarkan ucapan yang menyakiti perasaan orang lain. Tetapi bagi orang yang pernah melatih diri, ia akan cepat menyadari kesalahan dan berusaha memperbaikinya,” ungkap Sui Khim Shijie.

Bisa berbagi pemahaman dan berkumpul bersama untuk belajar Dharma memang menyenangkan. Akan tetapi, kicauan burung di luar jendela mengingatkan para relawan yang sedang sibuk berdiskusi supaya tidak lupa sarapan. Terima kasih kepada para relawan yang sudah bersedia bangun di subuh hari untuk menyelami Dharma. Mari mulai tanamkan Dharma dalam batin masing-masing pribadi, supaya senantiasa dalam pandangan benar, seperti yang dikatakan Master Cheng Yen: “Selama bumi berada di orbitnya, tentu berotasi tanpa hambatan; jika Dharma di dalam batin, jalan kehidupan manusia tidak akan menyimpang.”


Artikel Terkait

Pentingnya Arti Berbakti

Pentingnya Arti Berbakti

27 Desember 2016

SD Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng mengadakan perayaan hari Ibu pada Selasa, 20 Desember 2016. Kegiatan yang berlangsung di aula TK Cinta kasih Tzu Chi ini diikuti oleh 150 siswa dan siswi kelas 2 SD Cinta kasih Tzu Chi.

Berdonasi dan Belajar Kepemimpinan Bersama Tzu Chi

Berdonasi dan Belajar Kepemimpinan Bersama Tzu Chi

06 Oktober 2016

Kamis, 29 September 2016, mahasiswa yang tergabung dalam ALSA (Asian Law Student’s Association) Indonesia melakukan kunjungan ke Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Kunjungan ini diikuti oleh 200 peserta dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia.

Menyambut Bulan Tujuh Penuh Berkah 2019

Menyambut Bulan Tujuh Penuh Berkah 2019

09 September 2019 Menyambut Bulan Tujuh Penuh Berkah tahun 2019, insan Tzu Chi Indonesia menggelar berbagai kegiatan seperti bazar vegetarian, sosialisasi vegetarian, berdoa bersama, dan berbakti kepada orang tua.
Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -