Murid-murid Kelas Kata Perenungan Tzu Chi Medan sangat antusias dan bersemangat mengikuti kelas kaligrafi dengan dipandu pengajar dari Yayasan Wisma Remaja Indonesia.
“Etika sejalan dengan prinsip, etika memperlihatkan prinsip kebenaran sebagai manusia” dan “Pakaian sederhana yang dikenakan dengan rapi tetap tampak berkesan dalam penampilan” adalah Kata Perenungan Master Cheng Yen yang dipelajari Kids Class dan Teen Class pada pertemuan kedua Kelas Kata Perenungan (Jing Si Ban) Mandala yang berlangsung pada Minggu, 27 April 2025 di Depo Pelestarian Lingkungan Mandala.
Dengan melibatkan 22 relawan pendidikan, sebanyak 7 murid Kids Class dan 9 murid Teen Class mendapatkan materi tetang kata perenungan. Dalam kesempatan ini, para murid juga mendapatkan materi ekstra berupa Kelas Menulis Indah (Kaligrafi) yang dibimbing oleh pengajar dari Yayasan Wisma Remaja Indonesia.
Murid-murid Teen Class Kelas Kata Perenungan Tzu Chi Medan belajar etika dalam berpakaian, yaitu memperhatikan etika berpakaian dengan selalu menjaga kerapian dan kebersihan yang dipandu relawan pendidikan, William Tandeas.
Mengawali kelas adalah pembekalan materi berupa pendidikan sehari-hari, yaitu “Saya Mencintai Kelas Saya” untuk Kids Class dan “Mengatur Diri Sendiri” untuk Teen Class. Materi diberikan dengan dibarengi aktivitas dan permainan. Murid-murid Kids Class diajarkan tentang etika yang merupakan sikap dan perilaku baik yang dilakukan setiap hari, yakni menyapa tanpa disuruh, sopan saat berbicara, menghormati orang lain dan menunjukkan kebaikan setiap hari. “Etika adalah sinar kebaikan dari hati kita. Memiliki etika menunjukkan kita adalah anak yang tahu apa yang baik dan benar,” terang Phei Yin selaku pendidik Kids Class.
Berbeda dengan Kids Class, murid-murid Teen Class diajarkan tentang etika dalam berpakaian, di antaranya memperhatikan etika berpakaian dengan selalu menjaga kerapian dan kebersihan, memilih pakaian yang sesuai dengan usia, wajah, bentuk tubuh, tidak sekedar mengikuti perkembangan zaman. Para murid diharapkan dapat menghargai pakaian dan menggunakan akal kebijaksanaan untuk memodifikasi pakaian lama menjadi model baru. “Dengan berpakaian rapi, walaupun terbuat dari bahan kasar, tetap akan memperlihatkan fisik yang sehat,” terang relawan pendidikan, William Tandeas kepada para murid.
Pendiri dan pembimbing Yayasan Wisma Remaja Indonesia, Stefri (kiri), menjelaskan mengenai apa itu kaligrafi dan manfaatnya serta langkah-langkahnya kepada anak-anak Kelas Kata Perenungan Tzu Chi Medan.
Pembekalan materi berlangsung selama satu jam lalu dilanjutkan kelas ekstra yang diisi dengan kaligrafi (menulis indah). Kelas ekstra yang biasanya dipandu relawan kali ini dibimbing oleh lima pengajar dari Yayasan Wisma Remaja Indonesia. Anak-anak terlebih dahulu dijelaskan mengenai apa itu kaligrafi dan manfaatnya serta langkah-langkahnya. Dalam kelas ini anak-anak mempelajari goresan dasar (basic strokes) yaitu goresan halus / tipis ke arah atas dan kasar / tebal ke arah bawah menggunakan pena khusus kaligrafi.
Anak-anak tampak sangat antusias dan berkonsentrasi terhadap tulisan masing-masing. Para pengajar Yayasan Wisma Remaja Indonesia dengan sabar mengarahkan dan menunjukkan cara menulis yang benar. Sebagian relawan juga ikut menulis bersama dengan anak-anak sehingga tercipta suasana kebersamaan antara relawan dan anak-anak.
Salah satu murid Teen Class, James Jayden, merasa senang mendapatkan pembelajaran dari kelas kaligrafi ini. “Awalnya terasa susah karena belum terbiasa. Akhirnya bisa menulis dengan lumayan lancar. Sangat bermanfaat untuk melatih kesabaran dan konsentrasi karena saat menulis, perhatian terfokus pada apa yang ditulis dan tidak terpikir hal-hal lain,” kata James bersemangat.
James Jayden menyimak arahan pengajar Yayasan Wisma Remaja Indonesia, Risty Mutiadevi. James mendapat pembelajaran dari kelas kaligrafi yakni melatih kesabaran, ketelitian dan konsentrasi.
Ratna Wati yang menjadi koordinator kelas juga menjelaskan bahwa kaligrafi merupakan kegiatan positif yang mengandung nilai seni dan dapat menggali potensi dalam diri anak-anak. Kaligrafi juga dapat mengembangkan ketrampilan motorik anak dan memperkenalkan mereka pada berbagai budaya dan sejarah tulisan tangan yang berbeda. Kaligrafi tidak hanya bermanfaat sebagai seni, tapi juga sebagai sarana pengembangan diri anak-anak.
“Anak-anak dapat berlatih bersabar dan teliti, meningkatkan konsentrasi dan kepercayaan diri serta mengasah kreatifitas.Dalam kaligrafi terkandung nilai kebajikan dan keindahan yang jika dilatih secara konsisten dan terus-menerus akan menjadi warisan teladan yang humanis dari generasi ke generasi,” jelas Ratna Wati.
Sukacita dalam Berbagi
Yayasan Wisma Remaja Indonesia didirikan oleh Stefri pada awal 2019 sebagai wadah bagi kaum remaja SMP dan SMA untuk belajar dan mengembangkan bakat dan potensi diri. Stefri senantiasa merancang program dan aktivitas yang ditujukan untuk membekali para remaja dengan ketrampilan dan pengembangan diri yang positif, misalnya pendidikan, pelatihan, magang, workshop dan kunjungan-kunjungan, supaya mereka memiliki arah masa depan yang jelas dan tidak terjerumus dalam hal-hal negatif.
Penyerahan suvenir sebagai ungkapan terima kasih oleh koordinator kelas, Ratna Wati kepada Pendiri Yayasan Wisma Remaja Indonesia, Stefri didampingi relawan dan pengajar.
Atas usahanya yang mulia tersebut, Stefri dianugerahi penghargaan DAAI Inspiration Award 2023 pada acara DAAI Night bulan Agustus 2023 lalu. Sejak itu tali jodoh Yayasan Wisma Remaja Indonesia dan Tzu Chi Medan mulai terjalin. Stefri pernah mengajak remaja SMA dari Desa Bingkat berkunjung ke Depo Pelestarian Lingkungan Mandala pada Desember 2023 yang lalu untuk belajar tentang pelestarian lingkungan dan pemilahan barang daur ulang. Relawan dan murid-murid Kelas Kata Perenungan juga pernah mengadakan outdoor class di Yayasan Wisma Remaja Indonesia pada Agustus 2024 lalu.
“Sangat bersyukur dan bahagia diberikan kesempatan berbagi kepada anak-anak Kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen. Semoga membawa manfaat yang baik dan pengalaman yang menyenangkan bagi anak-anak dan relawan,” ungkap Stefri antusias. “Kelas Kata Perenungan tidak hanya tempat belajar etika dan budi pekerti, tapi juga wadah pelatihan diri anak-anak dan relawan. Oleh karena itu, kami menyiapkan kelas kaligrafi (menulis indah) yang bermanfaat untuk pengembangan diri anak-anak,” sambungnya.
Kelas Kaligrafi ini berlangsung selama satu jam dan ditutup dengan penyerahan suvenir kepada Yayasan Wisma Remaja Indonesia dan foto bersama. Anak-anak sangat puas dengan hasil tulisan masing-masing dan memperlihatkannya dengan bangga.
Editor: Arimami Suryo A.