Phei Yin, menyampaikan terima kasihnya kepada orang tua murid yang mempercayakan anak-anak mereka bergabung dengan Kelas Kata Perenungan dan dukungan mereka selama ini.
Tak terasa penghujung tahun 2025 telah tiba. Setelah satu tahun mengajarkan budi pekerti dan budaya humanis Tzu Chi kepada anak-anak melalui Kata-kata Perenungan Master Cheng Yen (Jing Si Yu), Kelas Kata Perenungan (Jing Si Ban) Tahun Ajaran 2025 sampai di hari penutupannya pada Minggu, 14 Desember 2025. Penutupan kelas tahun ini digelar outdoor di Wisata Merci Waterpark and Resto dengan diikuti 22 murid Kelas Kata Perenungan bersama orang tua mereka dan 24 relawan pendidikan. Sebanyak 10 anak SLBC Santa Lucia dan dua pendamping turut berpartisipasi dalam acara yang rutin digelar tiap akhir tahun ajaran ini.
“Selain menutup kelas, juga sebagai apresiasi kepada para murid dan orang tua atas dukungan dan kepercayaan mereka terhadap Kelas Kata Perenungan selama ini. Sekaligus refreshing bagi anak-anak dan relawan yang disibukkan dengan rutinitas setiap hari,” kata koordinator kegiatan, Meutia.
Dipilihnya Wisata Merci karena telah ada jalinan jodoh dengan Tzu Chi sebelumnya. Salah satu relawan pendidikan bersama kru DAAI TV melakukan penanaman pohon sekaligus mengadakan gathering beberapa bulan sebelumnya.
“Penutupan kali ini mengusung dua misi sekaligus yaitu amal dan pelestarian lingkungan. Kita ajak anak-anak SLBC Santa Lucia dan berbagi sukacita dengan mereka dalam acara ini dan juga mengajak anak-anak Kelas Kata Perenungan menanam pohon,” ungkap Meutia.
Acara dimulai pukul 9 dan dibuka oleh Yessica selaku pemandu acara dengan penuh antusias. Koordinator Kelas Kata Perenungan, Phei Yin, dalam sambutannya menyampaikan terima kasihnya kepada orang tua murid yang mempercayakan anak-anak mereka bergabung dengan Kelas Kata Perenungan dan dukungan mereka selama ini. Tidak ketinggalan pula Phei Yin menyatakan pujiannya terhadap perkembangan para murid selama satu tahun perjalanan Kelas Kata Perenungan yang tentunya tak terlepas dari peran relawan pendidikan yang dengan sabar dan humanis membimbing murid-murid.
“Perubahan kecil dan sederhana, tapi sebenarnya merupakan benih-benih kebajikan yang suatu hari nanti akan tumbuh menjadi pohon yang menaungi banyak orang,” kata Phei Yin.
Direktur Utama Wisata Merci, Elisabet Yenny Halawa, mengungkapkan sukacita dan terima kasihnya kepada Yayasan Buddha Tzu Chi karena melibatkan pihaknya dalam penutupan kelas kali ini.
Direktur Utama Wisata Merci, Elisabet Yenny Halawa, mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya atas kedatangan insan Tzu Chi. “Sangat bersukacita dan terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi karena melibatkan kami dalam kegiatannya. Keikutsertaan anak-anak SLBC Santa Lucia dan penanaman pohon sejalan dengan visi kami yaitu memberikan kebahagiaan kepada semua orang dan lingkungan,” ujar Yenny antusias.
Hadirin diajak menyaksikan tayangan kilas balik kegiatan Kelas Kata Perenungan sepanjang tahun 2025 dilanjutkan dengan Lentera Kehidupan bertema Meneruskan Kasih Sayang Lewat Proyek Pendidikan. Master Cheng Yen dalam ceramahnya mengatakan bahwa pendidikan adalah harapan dan proyek harapan adalah pendidikan. Pendidikan harus dijalankan dengan baik untuk menciptakan dunia yang penuh harapan.
Acara dilanjutkan dengan apresiasi kepada murid yang telah menunjukkan prestasinya di kelas selama satu tahun dengan kategori kerajinan dan keaktifan, masing-masing untuk Kids Class dan Teen Class. Kerajinan dinilai dari disiplin dan absensi kehadiran murid sejak awal hingga akhir tahun ajaran, sedangkan keaktifan adalah senantiasa aktif menanggapi dan menjawab pertanyaan pendidik, mengeluarkan pendapat dan berbicara di depan umum.
Apresiasi kepada murid yang telah menunjukkan prestasinya di kelas selama satu tahun dengan kategori kerajinan dan keaktifan.
Mengasihi Orang Tua dan Mencintai Alam Sejak Dini
Puncak acara adalah sesi berbakti untuk menyambut Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember. Dalam keheningan yang diiringi musik lagu Bunda, pemandu acara Yessica menuturkan kalimat-kalimat motivasi dan perenungan yang mengingatkan hadirin akan perjuangan dan jasa tampa pamrih orang tua dalam membesarkan anak-anaknya dan memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya.
Tidak berapa lama, terdengar isak tangis hadirin. Suasana haru menyelimuti seluruh ruangan saat anak-anak mempersembahkan bunga dan menyampaikan ungkapan hati kepada orang tua mereka dalam bentuk surat cinta kasih yang dipersiapkan pada pertemuan kelas sebelumnya. Senyum bahagia terpancar dari raut wajah para orang tua saat membaca tulisan anak-anak yang polos dan menyentuh hati. Segenap perasaan anak-anak kemudian tercurahkan dengan peluk cium hangat untuk orang tua tercinta. Tdak sedikit relawan tak kuasa menahan haru hingga meneteskan air mata.
Puncak acara adalah sesi berbakti untuk menyambut Hari Ibu.
“Saat orang tua masih ada, cintailah dan sayangilah mereka, berbaktilah kepada mereka. Ketika mereka telah tiada, segala ucapan cinta dan sayang tidak ada gunanya lagi,” pesan Yessica kepada semua hadirin.
Pada penutupan kali ini, para peserta diajak untuk terlibat dalam konservasi alam dengan menanam sekitar 30 bibit pohon yang didonasikan untuk Wisata Merci, di antaranya alpukat, jambu dan kopi. Para peserta terlebih dahulu diberikan edukasi dan pengarahan oleh relawan mengenai cara menanam.
Murid-murid Kelas Kata Perenungan bersama orang tua dan anak-anak SLBC Santa Lucia dengan bersemangat dan bersungguh hati melakukan penanaman pohon dengan arahan relawan. Tentunya ini merupakan pengalaman berharga bagi anak-anak dan relawan. Keseruan suasana berlanjut dengan permainan (games) yang melatih konsentrasi dan kerja sama tim serta melibatkan seluruh peserta dengan dipandu relawan Yessica. Para peserta saling berpacu untuk menjadi pemenang sehingga suasana menjadi sangat riuh.
Murid-murid mencurahkan segenap perasaan mereka dengan peluk cium hangat untuk orang tua tercinta.
Penutupan kelas kali ini berlangsung dengan sangat baik dan meriah berkat kerjasama dan kesungguhan hati relawan pendidikan dan peserta serta dukungan dari pihak pengelola Wisata Merci. Setelah foto bersama dan makan siang bersama, anak-anak dan relawan kembali ke Medan dengan perasaan puas dan bahagia.
Pengembangan Diri dan Kepribadian yang Positif
Orang tua murid merasakan perubahan yang positif dalam diri anak mereka setelah bergabung dengan Kelas Kata Perenungan. Salah satunya Emikamony, ibu dari Mieko (Teen Class). Ia mendaftarkan anaknya karena anaknya sangat pendiam dan kurang dapat berkomunikasi dengan orang lain, bahkan sangat jarang berbicara di rumah.
“Sekarang ia telah dapat mengeluarkan isi hati dan pikirannya, mau berbagi cerita dengan saya, hubungan orang tua dan anak lebih akrab dan harmonis. Selain itu, juga lebih sopan, mandiri, bersyukur dan mau membantu orang lain,” ujarnya.
Anak-anak bersungguh hati menanam pohon dengan arahan relawan.
Anak-anak SLBC Santa Lucia juga diajak malakukan penanaman pohon dengan dipandu relawan.
Hal yang sama dirasakan Renny, ibu dari Shallom Marten (Teen Class) yang baru bergabung dengan Kelas Kata Perenungan tahun ini. Tidak jauh berbeda dengan Mieko, Shallom juga sangat pendiam dan sulit berkomunikasi sehingga tidak memiliki banyak teman di sekolah. Atas rekomendasi salah satu relawan, Renny mendaftarkan anaknya bergabung dengan Kelas Kata Perenungan.
“Awalnya coba-coba, setelah beberapa pertemuan kelas, ternyata anak saya suka dengan kelas ini. Ia selalu bersemangat mengikuti setiap pertemuan dan aktivitas kelas. Anak saya yang dulunya sangat cuek dan tidak peduli dengan orang lain, sekarang lebih ramah, menghargai orang yang lebih tua dan mau membantu tanpa disuruh. Di rumah, ia akan menawarkan diri membantu jika melihat saya sedang sibuk,” ungkap Renny bangga.
Renny menilai, pengembangan karakter dan kepribadian tidak kalah penting dengan kemampuan akademis. Ia terkesan dengan penutupan kelas yang diadakan outdoor dan mengajarkan anak-anak untuk berbakti kepada orang tua dan mencintai alam.
Editor: Khusnul Khotimah