Mencatat Sejarah Melalui Tulisan

Jurnalis : Agus (Tzu Chi Batam), Fotografer : Suwati (Tzu Chi Batam)
Relawan Tzu Chi Batam, Supardi menunjukkan kliping kegiatan dari setiap relawan yang juga akan digunakan untuk berbagai laporan kegiatan Tzu Chi.

Relawan dokumentasi Tzu Chi yang juga disebut relawan Zhen Shan Mei (benar, bajik, indah) umumnya sering terlihat memegang kamera untuk memotret maupun mengambil video, akan tetapi masih ada satu bagian yang tidak kalah pentingnya yaitu tulisan (artikel kegiatan). Menulis adalah tantangan terbesar dan dengan harapan semua orang bisa menulis. Kali ini, relawan Zhen Shan Mei Tzu Chi Batam mengadakan Gong Xiu (belajar bersama) yang menitikberatkan bagaimana mencatat sejarah melalui tulisan yang diadakan secara virtual melalui Zoom meeting pada Jumat, 29 Oktober 2021.

Gong Xiu diawali oleh relawan Tzu Chi Batam, Supardi yang memperkenalkan beragam karya penulisan relawan dokumentasi Tzu Chi diantaranya ada kliping, artikel dan skrip. “Kliping berisi tulisan pendek yang memuat intisari sebuah kegiatan yang dibuat dengan tujuan dokumentasi. Sementara artikel memuat sebuah berita untuk dipublikasikan, di samping itu ada skrip sebagai naskah berita,” jelas Supardi. Artikel yang telah dibuat oleh relawan Zhen Shan Mei juga dapat diubah menjadi kliping, begitu juga sebaliknya. “Sesungguhnya untuk meracik kliping menjadi artikel hanya perlu tambah satu bumbu yaitu kutipan dari narasumber,” imbuhnya.
Agus menyampaikan sikap hati dan budaya humanis yang perlu ditunjukkan relawan dokumentasi saat akan menulis.

Materi selanjutnya dibawakan oleh relawan Tzu Chi Batam, Agus yang mengajarkan tips untuk menulis artikel. Syarat wajib dalam menulis artikel adalah penulis wajib mencatat 5W + 1H (What, When, Where, Who, Why, dan How). “Buat draft mengenai 5W + 1H dan poin-poin tersebut dirangkai menjadi paragraf per paragraf sehingga membentuk satu tulisan,” jelas Agus. Ia juga langsung mempraktekkan proses merangkai poin 5W + 1H menjadi artikel dan mengajak peserta untuk memberikan masukkan terhadap artikel tersebut.

Salah satu relawan Zhen Shan Mei Tzu Chi Batam, Andie mengatakan ia sering mengirimkan pesan berisi pengamatan saat mengikuti suatu kegiatan ke whatsapp pribadi. “5W + 1H adalah resep dari sebuah artikel. Agar lebih luas dan bermakna, saya menambahkan pengamatan saya ke dalam artikel,” tuturnya.

 

Total ada sebanyak 24 peserta mengikuti kegiatan Gong Xiu (belajar bersama) dengan para relawan Zhen Shan Mei.

Yusniaty, relawan Zhen Shan Mei Tzu Chi Jakarta turut hadir memberikan pengalamannya selama ini kepada para peserta. “Setiap kegiatan mempunyai kisah yang dapat menginspirasi, kita dapat mengambil foto relawan saat berkegiatan dan mengajak relawan untuk menyampaikan kesannya dari foto tersebut,” jelas Yusniaty.

Para panitia Gong Xiu ini juga berharap semoga kegiatan belajar bersama dapat menambah kepercayaan diri 24 peserta dari berbagai kota untuk menjadi relawan dokumentasi yang mencatat sejarah di komunitas masing-masing.

Editor: Arimami Suryo A.
 

Artikel Terkait

Pelatihan Diri Bersama untuk Menapaki Jalan Bodhisatwa

Pelatihan Diri Bersama untuk Menapaki Jalan Bodhisatwa

30 November 2018

Pagi itu, tepat pukul 09.00 WIB, Kantor Tzu Chi Karimun mulai dipadati oleh para relawan dan partisipan yang akan mengikuti Gong Xiu atau kebaktian bersama. Sebanyak 49 orang mengikuti kegiatan pada Minggu 25 November 2018 ini, termasuk anak-anak Tzu Shao, Xiao Tai Yang dan masyarakat umum.

Sepuluh Sila Sebagai Pondasi

Sepuluh Sila Sebagai Pondasi

04 Juni 2014 Dalam kata perenungan Master Cheng Yen “Sila menjaga agar hati tidak mudah tergoda; konsentrasi menjaga ketenangan saat menghadapi bahaya, kebijaksanaan mampu menggerakkan hati untuk beradaptasi dengan keadaan”. Jadi seseorang yang mempunyai sila yang baik, dia tidak akan mudah tergoda oleh hal-hal yang negatif.
Menyelami Ajaran Jing Si

Menyelami Ajaran Jing Si

30 Juli 2015 Pada kesempatan ini seluruh relawan yang hadir disuguhkan sebuah video yang memiliki makna bagus mengenai “Penjelasan Sutra Teratai”. Sutra ini kerap disebut raja dari semua sutra oleh Master Cheng Yen, karena Sutra Teratai meyakinkan seseorang dapat mencapai keBuddhaan tanpa ada perbedaan.
Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -