Mendalami dan Mewariskan Ajaran Jing Si

Jurnalis : Lina K Lukman (He Qi Pusat), Fotografer : Ciu Yen (He Qi Pusat )
 
 

foto
Minggu, 16 Juni 2013, He Qi Pusat mengadakan pelatihan yang ke-2 bagi relawan Abu Putih dan bertempat di gedung ITC Mangga Dua lantai 6, Jakarta Pusat dan diikuti oleh sekitar 80 orang peserta.

“Segala perbuatan harus dimulai dari sebuah tekad, bagaikan menanam sebatang pohon yang berawal dari sebutir benih.”
 kata perenungan Master Cheng Yen

 

Minggu, 16 Juni 2013, He Qi Pusat mengadakan pelatihan yang ke-2 bagi relawan Abu Putih dan bertempat di gedung ITC Mangga Dua lantai 6, Jakarta Pusat dan diikuti oleh sekitar 80 orang peserta. Jam baru menunjukkan pukul 12.10 WIB ketika satu persatu peserta yang akan mengikuti pelatihan ini datang dan melakukan pendaftaran, kemudian bagi relawan kembang yang sudah pernah mengikuti kegiatan dan belum mempunyai seragam abu putih, terlebih dahulu dipersilahkan untuk membeli seragam, kemudian tepat pukul 13.40 WIB pelatihan dimulai.

Suriadi Shixiong yang menjadi MC di pelatihan ini memulai dengan bertanya kepada semua peserta, “Shixiong-Shijie, siapa yang baru pertama kali mengikuti pelatihan relawan abu putih?” tanya Suriadi Shixiong. Dikarenakan banyak peserta yang baru kali ini mengikuti pelatihan, untuk itu Suriadi menjelaskan tentang struktur serta arti seragam yang dikenakan oleh relawan. Kemudian Suriadi memperkenalkan Wen Yu Shijie yang akan membawakan tema “Dari Satu menjadi Tak Terhingga” di sesi pertama pelatihan.

Diawali dengan menyaksikan pemutaran video yang menceritakan bagaimana salah seorang relawan komite pertama Tzu Chi Indonesia, yaitu: Wen Yu Shijie mewariskan ajaran Master Cheng Yen kepada generasi pertama dan berlanjut ke generasi yang ke-2 dan terus berlanjut hingga sampai saat sekarang ini. Setelah penayangan video, Wen Yu Shijie hadir dan memberikan sharing kepada peserta bahwa bekerja Tzu Chi sangatlah menggembirakan, karena di Tzu Chi membuat kita menjadi banyak belajar. Dengan kita melakukan survei kasus (pasien penerima bantuan) maka barulah tahu untuk bersyukur akan hidup kita dan juga kita diajarkan untuk jangan menjadi serakah dan haruslah selalu berpuas diri.

Bila setiap hari kita meminum 4 sup Tzu Chi yaitu: Zhi Zu (puas diri), Gan en (bersyukur), Shan Jie (pengertian), Bao Rong (memaafkan) dan juga selalu berfikir positif maka hidup kita akan menjadi peacefull, karena apa yang diajarkan Master Cheng Yen kepada kita adalah ajaran dalam kehidupan sehari-hari kita. Selain itu Wen Yu Shijie juga menjelaskan mengenai mengapa kita harus menggalang dana. “Dengan kita mengajak lebih banyak orang untuk menyumbang, maka lebih banyak orang yang berbuat kebaikan. Master mengatakan, Gunung tidak bisa berputar maka jalan yang putar. Jalan tidak bisa berputar maka orang yang berputar. Orang tidak bisa putar maka hati kita yang kita putar. Satu kebaikan bisa menghilangkan seribu bencana.” ucap Wen Yu Shijie.

Spirit dan Prinsip dalam Misi Amal
Sesi berikutnya Johnny Chandrina Shixiong seorang relawan yang sejak awal bergabung di Tzu Chi sudah aktif dalam misi amal hingga sekarang dan di pelatihan ini ia membawakan tema “Hati yang welas asih membantu sesama”. “Shixiong-Shijie mungkin sudah tahu, misi amal merupakan akar dari semua misi dan tujuan dari misi amal ini adalah memberikan kebahagiaan dengan hati welas asih dan melepaskan penderitaan. Mengikut sertakan yang mampu untuk membantu yang kurang mampu kemudian membimbing yang kurang mampu  menjadi mampu,” ucap JohnnyShixiong.

“Spirit dalam misi amal ada 2, yaitu: Menghargai dan Kesetaraan. Di misi amal ada 3 prinsip yang dilakukan, yaitu: Cepat, Tepat dan Langsung. Cepat di sini adalah ketika kita mendapat laporan kasus maka kita harus cepat dalam melakukan survei, lalu Tepat dalam memberikan laporan, karena kalau kita salah memberikan laporan, maka kita juga ikut ambil bagian dalam kesalahan itu, kemudian langsung adalah kita memberikan bantuan tidak melalui perantara orang lain tapi langsung kepada penerima bantuan.” lanjut Johnny Shixiong. Dari tampilan slidefoto pasien serta sharing yang disampaikan oleh Johnny Shixiong membuat peserta pelatihan menjadi lebih mengerti mengapa di Tzu Chi ada misi amal, melakukan survei kasus dan juga kunjungan kasih.

foto   foto

Keterangan :

  • Para peserta mendengarkan penjelasan mengenai topik Bodhisatwa yang dibawakan oleh Like Shijie dengan sepenuh hati (kiri).
  • Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan setiap peserta dapat menyerap, memahami, mendalami, serta mewariskan kembali Ajaran Jing Si (kanan).

Apa itu Bodhisatwa?
“Mengapa melakukan kerja Tzu Chi harus mengenakan seragam? Dengan mengenakan seragam, kita harus menaati sila dan seragam yang kita kenakan ini adalah warisan dari senior kita, untuk itu haruslah kita jaga dan jangan karena kita seorang merusak image Tzu Chi. Karena itu kalau kita mengenakan seragam maka pakailah dengan lengkap,” kata Like Hermansyah Shijie yang mengawali sharing-nya di sesi terakhir pelatihan sebelum memulai dengan tema yang dibawakannya, yaitu “Bodhisatwa”.

“Kita sering mendengar kata Phusa atau dalam bahasa Indonesia berarti Bodhisatwa, namun apa yang dimaksud dengan Bodhisatwa yang sebenarnya? Bodhisatwa adalah orang yang mau menolong orang lain dan berbuat kebajikan dengan bijaksana. Bodhisatwa selalu berbuat baik dan tidak pernah mengeluh, setiap hari kita melakukan perbuatan dan juga berkata yang baik. Bodhisatwa tidak pernah mengeluh, kalau kita ingin menjadi Bodhisatwa maka kita perlu untuk diasah. Kalau kita tidak pernah ada salah artinya kita tidak pernah melakukan apa-apa, justru kita butuh masalah-masalah untuk meningkatkan jiwa kebijaksanaan kita. Master Cheng Yen sejak awal sudah menemui masalah yang bertubu-tubi namun Master Cheng Yen menjaga sebersit niat dengan tidak tergoyahkan dan itu yang harus kita contoh,” jelas Like Shijie.

Dalam sharing-nya Like Shijie juga mengatakan, “Panjang usia adalah takdir tapi kita harus memanfaatkan waktu kita dengan efektif sebab kita tidak tahu kapan ketidak kekalan hidup akan tiba. Menggunakan uang haruslah dengan bijaksana janganlah menjadi boros, ketika kita menggunakan uang untuk menolong orang, maka kita telah menanam bibit baik. Batin kita ibarat ladang yang membutuhkan bibit yang baik dan Ajaran Jing Si laksana air yang menyuburkan ladang di dalam batin kita. Dengan kita merubah cara hidup kita, dan membuat orang lain terinspirasi dan juga merubah cara hidupnya. Bila satu Bodhisatwa mengajak seorang Bodhisatwa maka kebaikan bertambah satu dan kejahatan menjadi berkurang satu.”

Jalinan jodoh yang terwujud setelah 3 tahun
Niko Laksana Shixiong salah seorang peserta pelatihan yang baru kali ini mengikuti pelatihan merasa sangat tersentuh melihat dan mendengar semua sharing yang disampaikan oleh pembicara. “Mengikuti pelatihan ini menurut saya sangatlah bagus dan bermanfaat, karena mengingatkan kita untuk selalu berbuat baik, sabar terhadap keluarga dan lingkungan. Kita juga harus bersyukur dengan kehidupan kita sekarang ini masih bisa membantu orang lain dan dalam mencari dana walaupun kecil tapi kita bersyukur karena dana itu akan bermanfaat untuk membantu orang yang membutuhkan.” ungkap Niko Shixiong.

Jodoh yang terjalin antara Niko Laksana Shixiong dan Yayasan Buddha Tzu Chi bermula ketika ia melihat tayangan DAAI TV, kemudian menjadi donatur selama kurang lebih 3 tahun dan ia juga mengikut sertakan ke-2 orang anaknya dalam kelas budi pekerti Tzu Chi. Namun baru sekitar awal tahun inilah jodoh untuk menjadi relawan bisa terwujudkan.

Setiap orang pasti mempunyai tujuan dalam kehidupannya, namun bila ada tekad yang kuat maka tujuan yang akan di capainya itu akan menjadi sempurna. Dari mengikuti pelatihan ini diharapkan setiap peserta dapat menyerap, memahami, mendalami, serta mewariskan kembali Ajaran Jing Si kepada relawan-relawan yang lainnya, sehingga ajaran Jing Si akan tetap ada.

 

 
 

Artikel Terkait

Tzu Chi Vegan Catering

Tzu Chi Vegan Catering

28 Agustus 2017 Dalam rangka Bulan Tujuh Penuh Berkah, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Timur mengadakan acara “Tzu Chi Vegan Catering” selama sepuluh hari. Ini terbagi dalam dua periode (tanggal 21 – 25 Agustus 2017 dan 4-8 September 2017).
Studi Banding ke Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi

Studi Banding ke Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi

08 Maret 2016 Pada 22 Februari 2016, Ehipassiko School Tangerang melakukan studi banding di bidang pendidikan ke Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng, Jakarta Barat.
Baksos Tzu Chi pertama di Pontianak

Baksos Tzu Chi pertama di Pontianak

10 November 2013 Bakti sosial kesehatan Tzu Chi ke-94 yang memberikan pengobatan katarak dan ptrygium untuk warga tidak mampu di Kalimantan Barat mulai dilaksanakan pada hari Jumat 8 November 2013, di Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soedjarwo.
Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -