Mendayung Sampan Hingga Sukses

Jurnalis : Fanny Aprilia, Lina (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Ling Marni, Lina (Tzu Chi Pekanbaru)


Silvi (kedua dari kanan) saat tampil dalam pementasan Qin Xin Song di acara Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi Pekanbaru Januari lalu. Bagi silvi, Tzu Chi seperti rumah kedua baginya karena penuh kekeluargaan.

“Kita bisa, kita pasti bisa. Kita akan raih bintang-bintang,” penggalan lirik lagu Yovie and Nuno berjudul Wae Wa Eo ini menggambarkan sosok Silvi Djuwita, salah satu Anak Teratai Tzu Chi Pekanbaru. Anak Teratai adalah sebutan untuk anak-anak yang dibantu biaya pendidikannya oleh Tzu Chi Pekanbaru.

Jalinan jodoh Silvi dengan Tzu Chi Pekanbaru berawal dari ketidakmampuan Silvi membayar uang sekolah sehingga sempat vakum selama satu tahun tidak bersekolah. Melalui salah satu teman yang juga penerima bantuan, menyarankan untuk meminta bantuan ke yayasan Buddha Tzu Chi. Setelah tim relawan melakukan survey, Tzu Chi Pekanbaru pun sepakat memberikan bantuan berupa uang sekolah.


Silvi bersama ibunya Nurvita.

Silvi, siswi SMK kelas 2, Jurusan Administrasi Perkantoran di SMK Ibnu Taimiyah ini merupakan anak yang berprestasi. Semangat dan giat belajarnya menjadi ciri khas tersendiri untuk menggambarkan sosok Silvi. Meskipun latar belakang keluarganya kurang mampu, semangatnya Silvi patut diacungi jempol. Selama menempuh pendidikan di SMK Ibnu Taimiyah, Silvi selalu mendapat peringkat pertama. Karena prestasinya ini pula ia mendapat beasiswa dari PLN (Perusahaan Listrik Negara).

Tak hanya giat di sekolah, Silvi juga rajin mengikuti Kelas Teratai di Tzu Chi Pekanbaru yang diadakan sebulan sekali, tepatnya di minggu pertama setiap bulannya. Kegiatan yang dilakukan di Kelas teratai antara lain kunjungan ke posko daur ulang Tzu Chi Pekanbaru, dan kunjungan ke Panti Jompo.


Silvi tengah berbincang bersama Abun, relawan Tzu Chi Pekanbaru saat kunjungan kasih pada Minggu, 15 April 2018.

“Bahagia bisa sebulan sekali datang ke Kantor Tzu Chi yang ibarat rumah kedua. Selain karena ada shigu-shibo yang membimbing kita layaknya seperti keluarga sendiri, Silvi juga bisa bertemu dengan teman-teman baru. Senang juga bisa berkumpul bersama, jadi Silvi tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini,” ungkap Silvi.

Dalam pementasan Qin Xin Song di acara Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi Pekanbaru Januari lalu, Silvi juga ikut serta. Saat prosesi latihan, Silvi selalu hadir dan tampak bersemangat mengikuti latihan yang diadakan setiap hari Sabtu di Kantor Tzu Chi Pekanbaru. Jalinan jodoh Silvi berlanjut, di mana ia juga setuju berpartisipasi dalam formasi Waisak Tzu Chi Pekanbaru yang akan diadakan di bulan Mei mendatang.

Ibunda Silvi, Nurvita adalah seorang tukang jahit yang gigih berjuang supaya anak-anaknya dapat sekolah. Harapan ibu Nurvita semoga Silvi ke bisa menjadi anak yang sukses dan di jalan yang benar.


Saat kunjungan kasih itu, tak lupa relawan memberikan bingkisan yang salah satunya berupa DAAI Mi.

“Saya sangat berterima kasih pada Yayasan Buddha Tzu Chi karena telah membantu sekolah Silvi dan menjadikan Silvi menjadi anak yang lebih percaya diri,” ujarnya.

Nurvita memang mengakui adanya perubahan di diri Silvi setelah mengikuti Kelas Teratai. “Silvi dulu anaknya kurang percaya diri, sejak ikut Kelas Teratai kepercayaan dirinya makin tumbuh. Saat liburan juga Silvi sering bantu mencuci baju, menyapu, dan mengepel,” kata Nurvita.

Melihat ibunya yang sangat giat bekerja, Silvi semakin termotivasi untuk belajar dengan giat. Silvi sendiri bercita-cita menjadi CEO di perusahaannya sendiri. “Orang lain bisa, kenapa Silvi tidak. Jadi kalau orang lain bisa, Silvi juga harus bisa.” Begitu motto Silvi yang terus membangkitkan semangat belajarnya.

Silvi bertekad harus sukses supaya bisa membantu ibunya menyekolahkan adik-adiknya. Silvi juga berikrar, bahwa sesudah sukses nanti ia sebisa mungkin akan membagi waktu luangnya untuk ikut serta menjadi relawan Tzu Chi.

Salah satu relawan Tzu Chi Pekanbaru, Abun mengaku bangga dengan prestasi dan tekad Silvi. Relawan pendamping ini juga melihat banyak perubahan pada diri Silvi, yang awalnya tidak berani sharing ke depan sekarang sudah makin percaya diri. Abun merasakan sebuah kebahagiaan dan berharap semoga Anak-anak teratai bisa tumbuh menjadi bunga Teratai, yang artinya meskipun dari keluarga sederhana tapi berkat kegigihan dan ketekunan semua anak anak teratai bisa mendapatkan masa depan yang lebih baik.

“Semoga ke depannya Silvi sukses, terus semangat dalam meraih cita-cita,” ujarnya.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Merawat Optimisme untuk Bisa Sembuh dan Melanjutkan Cita-cita

Merawat Optimisme untuk Bisa Sembuh dan Melanjutkan Cita-cita

06 Mei 2021

Tuberkulosis (TB) tulang menyerang Handreas yang masih berusia 21 tahun. Ia kini lumpuh, kedua kakinya tertekuk kaku, tulang pahanya mengecil karena keropos. Handreas yang dulu gemuk kini kurus kering dan hanya terbaring di kasur.

Berfikir Positif Itu Harus

Berfikir Positif Itu Harus

02 Desember 2024

Kegiatan bernama kunjungan kasih dapat membuka pandangan seseorang dalam menatap kehidupan. Seperti kunjungan kasih yang rutin diikuti para relawan di Komunitas He Qi Pusat diharapkan dapat membuka pandangan 76 relawan dalam menatap kehidupan.

Merasakan Cinta Rodiah untuk Via

Merasakan Cinta Rodiah untuk Via

29 November 2017

Setiap hari Rodiah harus mengurus cucunya, Alvia Bilqis Chairunisa (11). Mulai dari memandikan, menyuapi, dan lain sebagainya. Ia juga masih harus mengantarkan Via ke rumah sakit apabila cucunya mendadak kejang.

Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -