Mendidik Anak Peduli Lingkungan Sejak Dini

Jurnalis : Shelfi (He Qi Utara 1), Fotografer : Yuliana, Vionita Gunawan, Shelfi (He Qi Utara 1)

Iqbal, seorang anak kelas budi pekerti anak perumahan Tzu Chi Muara Angke sedang menata Pot-pot hasil karya mereka. Pot ini sudah beri media tanah dan bibit tanaman bayam dan kangkong.

Anak-anak warga perumahan dan anak-anak penerima bantuan khusus Tzu Chi (Gan en hu) mengikuti kegiatan pendidikan kelas budi pekerti di Perumahan Tzu Chi Muara Angke yang diadakan setiap bulan. Program pembelajaran budi pekerti ini di lakukan relawan Tzu Chi agar anak-anak dapat merasakan kegiatan peduli lingkungan namun dengan suka cita.

Pembelajaran budi pekerti ini di mulai pukul 08.30 Wib dengan tema “Kebun Sayurku” yang dipandu oleh Nancy Shi Jie. “Kita mengajak anak-anak bercocok tanam, sekalian mempraktekkan salah satu dari 5 R (Rethink, Reduce, Repair, Reuse, Recycle ) dari moto Pelestarian Lingkungan kita, yaitu Reused.

Anak-anak kelas budi pekerti sedang menghias pot tanaman yang dia buat sendiri dari botol plastik air mineral dan di beri warna sesuai kreativitas anak masing-masing.

Kumala Dewi guru Tzu Chi School PIK mendampingi Zahira anak dari keluarga penerima bantuan khusus Tzu Chi untuk memasukkan media tanam tanah dan benih tanaman bayam ke dalam pot yang dia buat sendiri dari botol plastik kemasan.

Reuse ini maknanya adalah untuk berpikir kembali benda apa saja yang sering kita pakai dan hanya sekali dipakai? Seperti minuman kemasan? kantong plastik? dan lain sebagainya yang hanya di gunakan sekali pakai.

Anak-anak berkumpul di balai warga dengan duduk melingkar sambal bermain di ajarkan membuat pot tanaman dari botol air mineral bekas. Pot dari botol kemasan ini diwarnai dan diberi tali, lalu masukkan tanah sebagai media tanam. Setiap anak diberikan satu bungkus benih tanaman bayam dan kangkung yang dikemas menarik seperti bungkusan permen, kemudian pot hasil karya anak-anak dijemur di bawah terik matahari untuk mengeringkan cat.

Anak-anak begitu menikmati kegiatan prakarya dan bercocok tanam. Zahira salah satu peserta begitu bersemangat. Zahira menikmati saat sapuan kuas yang di ayunkan jari-jari kecilnya mewarnai pot dari botol mineral dengan warna warni.

Lina Hon (kanan) menunjukkan bibit tanaman bayam dan kangkung yang dia kemas menyerupai bungkus permen dengan menggunakan kertas bekas pakai di kantornya.

Safana peserta kelas budi pekerti memberikan buket yang dibuatnya sendiri untuk Wilda yang selama mengikuti kelas budi pekerti selalu bersama. Wilda akan pindah sekolah dan menetap di Tangerang.

Zahira salah satu anak dari penerima bantuan khusus Tzu Chi (Gan En Hu) yang sudah bisa hidup mandiri. Kini orang tua Zahira sudah mampu bersumbangsih dan sudah bergabung menjadi relawan Tzu Chi. Hal ini yang menjadi tujuan Yayasan Buddha Tzu Chi agar orang yang di bantu kelak bisa ikut bersumbangsih kembali dengan apa yang sudah di terima.

“Senang sekali melihat anak-anak bahagia ketika menerima bungkusan benih tanaman bayam dan kangkung, kebetulan di tempat kerja ada kertas bekas, aku print dan dikemas menyerupai bungkus permen, di luar dugaan anak-anak menerimanya dengan senang hati” ucap Lina Hon. Secara tidak langsung Lina mengajarkan kepada anak-anak bahwa sampah–sampah kertas itu masih bisa dipakai lagi.

Suasana pembelajaran kelas budi pekerti di ruang Aula Perumahan Cinta Kasih Muara Angke. Para relawan Tzu Chi yang turut medampingi anak-anak perumahan dalam berkereatif.

Lain pendapatnya dengan Lina, Nancy berpendapat dengan pembelajaran ini Nancy ingin mengajarkan kepada anka-anak untuk bertanggung jawab dengan karya yang sudah anak-anak buat seperti pot dan tanaman harus mereka rawat dengan baik.

“Kita mengajarkan kepada anak-anak prinsip pelestarian lingkungan Re-used ini dengan menggunakan barang daur ulang (botol plastik) yang dijadikan media tanam. Kemudian, kita ingin melatih tanggung jawab anak-anak untuk memelihara benih tersebut hingga tumbuh menjadi sayur yang siap dipanen dan dapat dikonsumsi” tegas Nancy.

Di penghujung pembelajaran kelas budi pekerti ini di akhiri dengan foto bersama dan anak-anak memegang hasil karya mereka masing-masing dengan wajah ceria bahagia.

Editor: Anand Yahya


Artikel Terkait

Pentingnya Mengendalikan Kemarahan

Pentingnya Mengendalikan Kemarahan

15 Januari 2016

Minggu, 10 Januari 2016 Kelas budi pekerti Xaio Tai Yang Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kembali di gelar dengan tema “Tidak Marah-marah.” Sebanyak 42 anak kelas budi pekerti Xiao Tai Yang sangat antusias mengikuti kegiatan yang diadakan di kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun ini.

Kelas Budi Pekerti yang Selalu Seru

Kelas Budi Pekerti yang Selalu Seru

15 Desember 2023

Lapangan tangga seribu di depan Tzu Chi Center PIK, Minggu pagi itu sudah ramai dengan murid-murid kelas budi pekerti Tzu Chi. Senam pagi bersama itu membuat mereka semangat dan ceria. 

Belajar Mengenal Diri Sendiri di Kelas Budi Pekerti

Belajar Mengenal Diri Sendiri di Kelas Budi Pekerti

23 Maret 2023

“Apa itu mengenal diri sendiri? Kenapa harus mengenal diri sendiri? Bagaimana mengenal diri sendiri?” tanya Da Ai Mama kepada siswa-siswi.

Beriman hendaknya disertai kebijaksanaan, jangan hanya mengikuti apa yang dilakukan orang lain hingga membutakan mata hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -