Semangat para relawan menunjukan bahwa pelestarian lingkungan dapat menjadi kegiatan yang menyatukan hati.
Di bawah hangatnya sinar matahari pagi, Minggu 16 November 2025, sebanyak 27 relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Barat 1 dan warga sekitar mengikuti kegiatan pelestarian lingkungan yang diadakan di RW 016 Blok A, Taman Palem Lestari, Cengkareng, Jakarta Barat. Sejak pukul 08.00 hingga 10.00 WIB, suasana kebersamaan terasa kuat ketika relawan bersama-sama memilah sampah dan mengumpulkan barang layak pakai. Dalam kegiatan sederhana ini, tampak jelas semangat gotong royong dan kepedulian untuk merawat bumi.
Di antara para partisipan, hadir Ilmianty Jan, warga Citra 6 berusia 41 tahun, yang mengikuti kegiatan pelestarian lingkungan untuk pertama kalinya. Meski sebelumnya ia sudah mencoba memilah sampah di rumah, pengalaman hari itu terasa berbeda. Ilmi mengenal Tzu Chi melalui anaknya yang bersekolah di Tzu Chi School, dan setelah melihat informasi kegiatan yang dibagikan oleh Yumin, relawan Tzu Chi, hatinya tergerak.
Ilmianty bersama putranya Cassen Wen mengikuti setiap bagian dari proses pemilahan sampah dengan penuh antusias.
Sepanjang kegiatan, Ilmi mengikuti proses pemilahan sampah dengan penuh perhatian. Dengan bimbingan para relawan, ia belajar cara memilah sampah dengan lebih benar dan teratur. Baginya kegiatan ini bukan sekadar memindahkan sampah, tapi juga menanamkan kebiasaan baik bagi dirinya dan anak-anaknya. “Saya ingin anak-anak melihat bahwa menjaga lingkungan itu penting. Kalau kita mulai dari hal kecil, lama-lama akan menjadi kebiasaan yang baik.” ujarnya.
Semangat Muda yang Mengalir Tulus
Sementara itu Kalyca, siswi kelas 10 Sekolah Mahabodhi Vidya berusia 15 tahun menjadi partisipan termuda hari itu. Ia hadir setelah sang mama mendapat informasi kegiatan dari Merry, relawan Tzu Chi. Setibanya di lokasi, suasana kekeluargaan membuatnya cepat merasa nyaman. Sebagai remaja yang penasaran dan mudah beradaptasi, Kalyca tampak antusias ketika mengetahui bahwa pemilahan botol plastik harus dilakukan dengan detail, memisahkan tutup, label, dan bagian-bagian kecil lainnya.
Kalyca, siswi kelas 10 sekolah Mahabodhi Vidya berusia 15 tahun, (kedua dari kiri) mengikuti arahan relawan dan merasa senang dapat berkontribusi.
Dengan semangat, Kalyca mengikuti arahan relawan dan merasa senang dapat berkontribusi. Di akhir kegiatan, Kalyca berbagi pengalamannya, “Aku jadi sadar kalau hal kecil seperti membuka label botol pun ternyata penting. Rasanya senang bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat. Kalau ada kegiatan seperti ini lagi, aku pasti mau ikut.” tuturnya sambil tersenyum.
Merawat Bumi dengan Cinta kasih
Erik selaku koordinator kegiatan, turut menyampaikan terima kasihnya kepada seluruh relawan dan partisipan yang telah meluangkan waktu untuk hadir. “Semoga kegiatan ini dapat menumbuhkan kebiasaan baik, baik di rumah maupun di lingkungan sekitar sehingga cinta kasih terhadap bumi dapat tersebar semakin luas,” tuturnya penuh harap.
Erix dengan suka cita menerima sumbangan barang-barang daur ulang dari warga sekitar.
Kegiatan hari itu kembali mengingatkan kita bahwa bumi membutuhkan perhatian dari semua orang. Ketika kita saling mendukung dan menumbuhkan kesadaran sejak dini, langkah-langkah kecil yang dilakukan bersama dapat menjadi kekuatan besar untuk mewujudkan lingkungan yang lebih bersih, harmonis, dan dipenuhi cinta kasih.
Sebagaimana pesan Master Cheng Yen, “Setiap tangan yang bergerak adalah wujud cinta kasih.” Melalui kebersamaan dan langkah-langkah sederhana, para relawan menyalakan cahaya kebaikan yang kelak akan menyinari banyak kehidupan. Semoga hati yang tergerak hari ini terus menumbuhkan kebiasaan baik, dan semoga cinta kasih yang ditanamkan dapat mengalir lebih jauh—merangkul bumi, merawat sesama, dan membawa keberkahan bagi banyak makhluk.
Editor: Khusnul Khotimah