Menebar Cinta Kasih, Menyatukan Hati: Kunjungan Johnny Chandrina ke Relawan Tzu Chi Medan

Jurnalis : Widiyani (Tzu Chi Medan), Fotografer : Kamin (Tzu Chi Medan)

Johnny Chandrina, Pemerhati Misi Amal Indonesia dan Fungsionaris Pelestarian Lingkungan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, berbagi kisah dan pengalaman inspiratif seputar pelaksanaan Misi Amal dan Misi Pelestarian Lingkungan kepada para relawan Tzu Chi Medan.

Pada hari Minggu, 2 November 2025, Johnny Chandrina, Pemerhati Misi Amal Indonesia dan Fungsionaris Pelestarian Lingkungan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, mengadakan ramah tamah bersama relawan Tzu Chi Medan. Pertemuan ini menjadi ajang berbagi pandangan dan semangat tentang perkembangan Misi Amal dan Pelestarian Lingkungan di wilayah masing-masing.

Sehari sebelumnya, Sabtu 1 November 2025, Johnny lebih dulu berkunjung ke daerah Siantar, Kisaran, dan Tebing Tinggi untuk bersilaturahmi dengan para relawan setempat. Kunjungan ini menjadi wujud perhatian dan dukungan nyata terhadap para pejuang kemanusiaan di berbagai wilayah.

Dalam pertemuan bersama relawan Medan, Johnny menjelaskan bahwa Standar Operasional Prosedur (SOP) Misi Amal merupakan pedoman penting dalam pelaksanaan kegiatan. SOP bukanlah aturan yang kaku, namun panduan yang perlu dijalankan dengan pemahaman dan pertimbangan bijak. “Jika ada kondisi di luar SOP, harus disertai alasan yang jelas dan manfaat yang nyata bagi penerima bantuan,” terang Johnny.

Linda, Koordinator Bidang Amal He Qi Cemara, berkesempatan menyampaikan pertanyaan terkait mekanisme kepulangan Gan En Hu (penerima bantuan khusus Tzu Chi) , sekaligus berdiskusi mengenai pendampingan berkelanjutan bagi penerima bantuan.

Sylvia membuka rangkaian acara dengan memimpin doa bersama, menciptakan suasana penuh ketulusan dan kebersamaan di antara para relawan.

Diskusi dan tanya jawab berlangsung hangat. Para relawan menyampaikan berbagai pengalaman dan pandangan bahwa menjalankan Misi Amal Tzu Chi memerlukan ketelitian, kecermatan, dan kebijaksanaan, agar bantuan benar-benar tepat sasaran dan bermanfaat bagi penerima. “Hati yang welas asih harus berjalan seiring dengan kebijaksanaan, agar pertolongan yang diberikan sungguh dapat meringankan penderitaan,” pesan Johnny di hadapan 43 relawan yang hadir dengan penuh perhatian.

Johnny juga menekankan pentingnya pendampingan lanjutan kepada penerima bantuan. “Perhatikan kondisi mereka, apakah sudah lebih baik? Apakah ada hal lain yang perlu dibantu kembali?” ujarnya. Ia mengingatkan bahwa misi amal adalah akar dari seluruh misi Tzu Chi, dan setiap relawan perlu menumbuhkan sikap berpuas diri, bersyukur, berpengertian, serta saling toleransi agar dapat bersatu hati dan hidup harmonis. “Jika empat hal ini dilaksanakan dengan baik, Master Cheng Yen tidak akan merasa khawatir lagi,” tambahnya dengan senyum penuh makna.

Sebagai fungsionaris Pelestarian Lingkungan, Johnny juga menyoroti peran penting relawan Medan dalam menjaga bumi. Ia mendapat laporan bahwa di Medan terdapat tiga Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan serta dua titik pemilahan barang daur ulang yang aktif dijalankan relawan.

Lukman, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Cabang Medan, menyampaikan rasa bahagia atas kunjungan Johnny Chandrina. Lukman berharap pertemuan ini semakin memperkuat semangat dan kesungguhan relawan Tzu Chi Medan dalam menjalankan kedua misi utama Tzu Chi.

Para peserta tampak antusias mendengarkan pengalaman yang dibagikan Johnny. Relawan yang aktif dalam Misi Amal pun memanfaatkan kesempatan ini untuk berdiskusi dan mengajukan pertanyaan terkait berbagai kasus yang tengah mereka tangani di lapangan.

Salah satu relawan, Noni dari Tanjung Pura, berbagi pengalaman bahwa kegiatan pelestarian lingkungan rutin dilaksanakan di sekolah-sekolah dengan melibatkan murid dan guru. Relawan juga mengajak Anak Asuh Tzu Chi serta penerima bantuan untuk ikut memilah barang-barang yang dapat didaur ulang dan memiliki nilai ekonomi. “Kegiatan ini bukan hanya menjaga lingkungan, tapi juga menggalang hati dan dana kebajikan,” ujar Noni penuh semangat.

Johnny pun memberikan dorongan dan contoh inspiratif. “Memulai satu titik pilah memang tidak mudah, tetapi juga bukan hal yang mustahil,” ucapnya. Ia menuturkan bahwa Tzu Chi Malaysia, yang pada tahun 2009 hanya memiliki dua Depo Pendidikan Plestarian Lingkungan   dan sembilan titik pemilahan, berhasil berkembang pesat menjadi 263 titik pemilahan dan 86 depo pendidikan Pelestarian Lingkungan pada tahun 2018 berkat semangat belajar dan tekad para relawan Tzu Chi.

“Pelestarian lingkungan sebenarnya tidak sulit jika dilakukan dengan hati,” ujar Johnny. “Mari kita bersatu hati demi kebajikan, saling mengasihi, saling memuji, dan saling membantu. Dengan kebersamaan, kita dapat menebarkan cinta kasih yang membawa kedamaian dan harmoni,” lanjut Johnny menyemangati para relawan yang hadir.  

Melalui kunjungan ini, semangat para relawan Tzu Chi Medan semakin terpupuk untuk terus berbuat kebajikan dengan hati yang penuh syukur dan cinta kasih, demi mewujudkan masyarakat yang harmonis dan lingkungan yang lestari.

Editor: Anand Yahya

Artikel Terkait

Kunjungan Relawan Tzu Chi Bandung dan Relawan TIMA Bandung Ke Tzu Chi Hospital PIK

Kunjungan Relawan Tzu Chi Bandung dan Relawan TIMA Bandung Ke Tzu Chi Hospital PIK

19 November 2021

Untuk pertama kalinya, para relawan Tzu Chi Bandung serta relawan TIMA (tim medis Tzu Chi) Bandung mengunjungi Tzu Chi Hopital PIK, Sabtu 13 November 2021.

Kunjungan Relawan Tzu Chi Mozambik ke Tzu Chi Center Jakarta

Kunjungan Relawan Tzu Chi Mozambik ke Tzu Chi Center Jakarta

11 Februari 2019

Relawan Tzu Chi Mozambik, Denise Tsai dan Dino Foi melihat dari dekat bagaimana proses belajar mengajar, fasilitas, serta sistem di Sekolah Tzu Chi Indonesia. Kunjungan pada Senin 11 Februari 2019 ini merupakan rangkaian kegiatan mereka selama di Indonesia.

Dengan keyakinan yang benar, perjalanan hidup seseorang tidak akan menyimpang.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -