Menembus Banjir untuk Membawa Cinta Kasih
Jurnalis : Dokumentasi Xie Li Kalimantan Timur 1, Fotografer : Dokumentasi Xie Li Kalimantan Timur 1
Kondisi banjir yang merendam Pondok 1 Gunung Kongbeng Estate, Kalimantan Timur.
“Lakukan perbuatan baik yang pantas dilakukan dengan sepenuh hati, tidak perlu menghitung berapa banyak perbuatan yang telah dilakukan.”
(Kata Perenungan Master Cheng Yen)
Hujan deras mengguyur Kecamatan Kongbeng, Kalimantan Timur sejak Jumat (2/5/25). Kondisi ini menyebabkan banjir di beberapa tempat. Salah satunya Gunung Kombeng Estate. Banjir yang merendam kawasan ini mengakibatkan 72 rumah dan 189 jiwa terdampak. Tingginya genangan air membuat akses jalan keluar masuk pondok menjadi sangat sulit. Warga pun terisolasi dan kesulitan memperoleh kebutuhan pokok, juga mengalami pemadaman listrik.
Minggu (4/5/25), banjir cukup tinggi masih menggenangi sejumlah wilayah. Sejak pagi, relawan Tzu Chi terus berkoordinasi mencari jalur aman yang bisa dilalui. Mereka akan menyalurkan bantuan berupa nasi kotak dan lilin sebagai penerangan darurat, mengingat listrik padam sejak banjir menerjang.

Banjir yang masuk ke rumah salah satu warga.

Penyerahan bantuan nasi kotak dan lilin untuk warga terdampak banjir.
Menjelang malam, setelah lokasi tujuan berhasil ditentukan, relawan segera bergerak. Dengan penerangan seadanya dan mengenakan sepatu boot, mereka menerobos genangan air dan menyusuri jalanan berlumpur yang gelap. Bantuan pun disalurkan langsung ke tangan warga yang menyambutnya dengan wajah haru dan rasa syukur.
“Warga di sini sudah beberapa hari kesulitan makanan karena aksesnya terendam banjir. Malam ini dengan penerangan yang seadanya kami kirimkan bantuan makanan dan lilin. Walau kecil semoga bisa menguatkan hati warga di tengah musibah ini," ujar Noni Syahdini, salah satu relawan yang turut menyerahkan bantuan.

Banjir datang membawa penderitaan, namun juga membangkitkan kepedulian.
Meski harus melawan lumpur dan gelap malam, senyuman warga menjadi balasan yang tak ternilai. Seperti yang relawan temui ketika menyerahkan bantuan untuk Petrus. Meski dalam penerangan yang minim, wajah harunya tetap terpancar saat menerima bantuan dari relawan.
"Kami tak bisa keluar pondok, semua jalan terendam. Kami sangat bersyukur setidaknya malam ini ada cahaya dan kami bisa makan tanpa memikirkan dari mana lagi, " ucapnya lirih sambil menggenggam lilin.

Foto bersama semua relawan setelah penyerahan bantuan selesai.
Banjir memang membawa duka, tapi juga memperlihatkan keindahan hati yang tergerak untuk membantu, keindahan jiwa yang tak kenal lelah memberi, dan keindahan persaudaraan yang tumbuh di tengah cobaan. Inilah wajah sejati kemanusiaan. Di saat bencana datang tanpa permisi, cinta kasih hadir tanpa batas. Semoga kisah ini menjadi pengingat bahwa dalam gelap, selalu ada cahaya. Dan cahaya itu bisa dimulai dari langkah kecil yang penuh ketulusan.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait

Respon Cepat dan Uluran Tangan untuk Korban Banjir Bandang Garut
23 September 2016Duka masih
menyelimuti warga Garut Jawa Barat yang dilanda banjir bandang pada 21 September 2016. Relawan Tzu Chi langsung bergerak ke lokasi untuk memberikan bantuan dan
juga perhatian bagi para korban.

Bantuan untuk Korban Banjir dan Tanah Longsor di Painan, Pesisir Selatan
15 Maret 2024Tzu Chi Padang bergegas menyalurkan bantuan bagi warga yang tertimpa bencana banjir di wilayah Painan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat.

Tzu Chi Salurkan Bantuan untuk Warga Kota Sintang dan Kab. Melawi
18 November 2021Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat masih dilanda banjir hingga (17/11/2021). Relawan Tzu Chi menyalurkan 10.000 paket berisi 10 kg beras, 1 liter minyak goreng, dan 5 bungkus mi instan, serta 500 kg telur untuk dapur umum.