Mengasah Hati Para Calon Dokter
Jurnalis : Kevin Audrino Budiman (Tzu Ching), Fotografer : Lina Chen, Mawie Wijaya (Tzu Chi Pekanbaru)
|
| ||
Menjadi dokter adalah perpanjangan tangan Tuhan dalam mengobati manusia yang sakit. Rasa empati dan kecakapan dalam menggali informasi sangat dibutuhkan oleh para dokter. Hal inilah yang menggerakkan jalinan jodoh antara Fakultas Kedokteran Universitas Riau (FKUR) dan Kantor Penghubung Tzu Chi Pekanbaru. Dalam program pendidikan saat ini, mahasiswa kedokteran dituntut untuk bisa melatih kemampuan menggali informasi dari pasien dan menumbuhkan rasa empati terhadap kondisinya. Selain itu, para calon dokter harus pula memahami realitas kehidupan setiap pasien. Hal inilah yang mendasari adanya program kunjungan rumah pasien.
Keterangan :
Sabtu, 3 Maret 2012 menjadi hari yang sangat istimewa bagi mahasiswa kedokteran Universitas Riau dan para relawan Tzu Chi Pekanbaru. Sebanyak 36 mahasiswa dan 3 dokter pendampingnya mengadakan kunjungan rumah ke rumah-rumah para penerima bantuan pengobatan Tzu Chi (Gan En Hu-red). Tiap kelompok utama ini mengunjungi tiga pasien penerima bantuan Tzu Chi untuk berkomunikasi dengan empati dan kemampuan menggali data yang baik. Seluruh mahasiswa ini dibagi ke dalam tiga kelompok utama, yang masing-masing kelompok terdiri atas 12 mahasiswa dan satu dokter pendamping serta satu relawan Tzu Chi. Sebelum memulai kunjungan para relawan memberikan pengenalan singkat tentang Tzu Chi dan misi-misinya. Beberapa mahasiswa sempat bertanya tentang asal pendanaan dan penerima bantuan. Delius Imran, mahasiswa semester 6 FKUR sempat menanyakan “Apakah Tzu Chi hanya membantu warga Tionghoa ataupun Buddhis?”, hal ini terjawab saat kunjungan ke rumah-rumah pasien, di mana pasien-pasien yang dikunjungi berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda baik suku, agama, maupun ras.
Keterangan :
Tekad untuk ikut Membantu Selain itu, Esti Prihastika, juga menyatakan ketertarikannya untuk bergabung dalam setiap kegiatan Tzu Chi. “Saya tertarik untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan Tzu Chi, sungguh senang bisa mengenal Tzu Chi, karena selama ini saya sudah sering menonton DAAI TV saat tinggal di Medan,” ujarnya. | |||
Artikel Terkait
Kontribusi Nyata DAAI TV untuk Yayasan Mitra Netra
06 Februari 2018Pada kunjungan kali ini tim DAAI TV membawa bantuan berupa komputer, binding machine, printer, equalizer, dan Mi DAAI.

Di Balik Jeruji Besi
24 Januari 2009 Meskipun mereka adalah orang-orang yang terpinggirkan dari kehidupan masyarakat akibat melakukan tindak kriminal, namun relawan Tzu Chi tetap menganggap mereka sebagai insan yang masih memiliki cinta kasih. “Siapapun yang merangkul (membantu–red) orang (lain) dinamakan Bodhisattva,” pesan Lu Lian Chu kepada para napi. Lu Lian Chu berpesan agar kelak selepas bebas dari hukuman, para narapidana dapat mempraktikkan cinta kasih.Lingkungan Kita, Tanggung Jawab Bersama
12 Februari 2019Ada 74 ibu-ibu kader PKK dari 8 RW di Kelurahan Taman Sari yang berkumpul di Kantor Lurah, Jl. Mangga Besar IV. Mereka tengah mendengarkan relawan Tzu Chi He Qi Pusat bercerita mengenai pelestarian lingkungan. Antusias para ibu ini bisa dibilang sangat tinggi walaupun kondisi ruangan lumayan pengap.