Mengawali Babak Baru Pendidikan

Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Yuliati

Sebanyak tujuh anak calon mahasiswa beasiswa karier Tzu Chi akan melanjutkan studi di Universitas Tzu Chi di Taiwan. Mereka mengucap ikrar satu persatu.

Rabu, 15 Juni 2016, penerima beasiswa karier Tzu Chi yang akan melanjutkan studi di Tzu Chi University Taiwan mengikuti kegiatan pengenalan Tzu Chi dan 4 misi utamanya. Pengenalan misi Tzu Chi yang disampaikan oleh perwakilan badan misi ini diharapakan dapat menjadi bekal bagi para penerima beasiswa karier di Taiwan.

Pengurus divisi Beasiswa Tzu Chi, Ria Sulaiman menjelaskan bahwa penerima bantuan beasiswa karier yang akan berangkat ke Taiwan pada tanggal 3 Juli 2016 mendatang sebanyak tujuh orang, satu di antaranya akan mengambil program Strata 2. “Saya berpesan agar mereka belajar sungguh-sungguh, mempunyai tekad seperti Master (Cheng Yen), mempunyai hati yang baik untuk masa depan masyarakat dan Tzu Chi itu sendiri,” ujar Ria.

Salah satu penerima beasiswa karir Tzu Chi, Vinie Verentsia Jonathan turut merasa gembira bisa melanjutkan studi di Taiwan yang memang sudah menjadi keinginannya. Ia datang bersama ayahnya, Pieter Jonathan untuk mengikuti sosialisasi dan penandatanganan kesepakatan perjanjian beasiswa karier Tzu Chi yang diadakan di gallery DAAI lantai 1, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. “Saya lihat dari cinta kasih dan bagaimana cara kita berbagi sama orang lain,” ujar Vinie menjelaskan alasan memilih beasiswa karier Tzu Chi. “Saya harus meringankan kedua orang tua saya mengenai biaya karena saya dibesarkan dari kecil hingga sekarang dan saya harus membantu mengurangi beban mereka,” tambahnya.

Dalam sosialisasi penerima beasiswa karir Tzu Chi, para peserta dikenalkan 4 misi utama Tzu Chi. Dr. Tonny Christianto, Direktur RSKB Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng memberikan sharing tentang misi kesehatan Tzu Chi.

Ria Sulaiman (tiga dari kiri) mendampingi dan mengarahkan peserta pada saat penandatanganan perjanjian beasiswa karier Tzu Chi pada tanggal 15 Juni 2016.

Beasiswa karier Tzu Chi cukup berbeda dengan beasiswa lainnya karena dalam perjanjiannya terdapat kesepakatan bersama bahwa setelah purna belajar akan ada ikatan dinas dengan Tzu Chi. “Justru saya merasa senang karena pulang (dari Taiwan) tidak perlu mencari pekerjaan lagi kemana-mana,” ucap mahasiswi yang akan mengambil jurusan komunikasi ini. Perkataannya pun diiyakan oleh ayahnya. “Banyaknya aturan ketat, menurut saya aturan yang sangat baik karena bisa memicu semangat anak itu sendiri, kemudian dia harus mematuhi sebagai tolak ukur untuk mendapatkan prestasi yang baik. Kalau tidak ada tolak ukur, anak kita bisa sembarangan,” ujar ayah tiga anak ini.

Pieter pun terus mendukung putri keduanya ini dalam mengembangkan talenta yang dimiliki Vinie. Bahkan ia merasa setelah belajar di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, buah hatinya mengalami banyak perubahan. “Tzu Chi sangat luar biasa tidak pernah membedakan suku, agama, ras. Memberikan pelajaran yang bisa mengubah sifat seseorang, seperti anak saya yang tadinya kurang patut dengan orang tua setelah sekolah di Tzu Chi mereka bisa menjadi orang-orang yang betul-betul kami harapkan,” ungkapnya. “Terutama menghormati orang tua, keluarga. Dan saya sangat bersyukur dengan adanya Sekolah Tzu Chi,” sambungnya. Kepercayaan dari Pieter inilah yang membuatnya tidak ragu dalam mendukung Vinie melanjutkan belajar di Universitas Tzu Chi Taiwan. Ia pun berharap Vinie bisa kuliah dan mendapatkan prestasi yang baik sehingga bisa mengharumkan nama keluarga, Indonesia, dan Tzu Chi.

Sementara itu, Rina, calon mahasiswa S2 beasiswa karir Tzu Chi yang mengambil jurusan Social Work ini merasa senang karena keinginannya untuk kuliah di Taiwan tercapai. “Saya mendapatkan kesempatan sekolah di sana merupakan suatu berkah, ini sebenarnya udah dari setahun yang lalu pengen kuliah dan lebih dekat dengan Tzu Chi terutama badan misi amalnya,” ucap Rina. “Berharap ke depannya saya bisa menguasai ini (social work) dan lebih bisa membantu (orang lain) lagi,” tambahnya.

Vinie Verentsia Jonathan bersama ayahnya, Pieter Jonathan turut menghadiri kegiatan yang digelar di Galery DAAI Lt. 1 Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Rina (kiri) bersama enam calon mahasiswa lainnya foto bersama Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei (tengah) usai kegiatan.

Dalam kegiatan sosialisasi ini, Rina hanya datang seorang diri dengan didampingi wali, pamannya pada saat penandatanganan perjanjian. Ia juga membantu memandu acara yang digelar dari pagi hingga sore hari itu. Rina mengaku melanjutkan pendidikan S2 di Taiwan karena ia percaya dengan Tzu Chi dan ingin mendalami apa yang diajarkan di Universitas Tzu Chi Taiwan. Meskipun awalnya penerimaan beasiswa karir Tzu Chi sudah ditutup, tapi berkat ikatan jodoh baik Rina pun diterima setelah mengajuan dokumen ke pengurus. “Bulan April saya diterima,” ujarnya. “Semoga saya memang cocok untuk bidang ini dan terus berjalan di bidang ini,” imbuh staf divisi Amal Bakti Tzu Chi ini.

Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei memberikan pesan cinta kasih kepada anak-anak penerima beasiswa karier pada akhir kegiatan. “Kita harus bersyukur kepada guru, semua orang. Setiap anak yang ada syukur dan tumbuh sukses adalah anak yang baik. di sana bersungguh-sungguh dan menjaga diri dengan baik,” kata Liu Su Mei. “Diharapkan bisa sepenuh hati belajar di sana, dan berbakti kepada orang tua, karena sumbangsih terbesar adalah orang tua,” tambahnya.


Artikel Terkait

Mengawali Babak Baru Pendidikan

Mengawali Babak Baru Pendidikan

17 Juni 2016
Rabu, 15 Juni 2016, penerima beasiswa karier Tzu Chi yang akan melanjutkan studi di Tzu Chi University Taiwan mengikuti kegiatan pengenalan Tzu Chi dan 4 misi utamanya. Ada sebanyak tujuh orang peserta yang akan melanjutkan studi, satu di antaranya akan mengambil program Strata 2.
Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -