Mengembangkan Pengetahuan Bagi Orang Lain

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto

fotoDokter Simliaty, Ms.c, Sp.Pd memberkan penyuluhan perihal penyakit diare kepada orangtua murid dan baby sitter di Sekolah Tzu Chi Indonesia.

 

Master Cheng Yen mengatakan, “Hidup ini begitu singkat, oleh karena singkat, maka hidup menjadi begitu berharga.” Renungkanlah apakah kita telah melakukan kebajikan untuk orang banyak dalam hidup ini?  Jangan hanya mengharapkan umur panjang tetapi tanpa makna. Kebajikan harus dilakukan sedini mungkin, secara terus-menerus dan tidak berhenti. Bagaikan memasak air, apinya jangan dipadamkan sebelum mendidih, kalau tidak, mengulanginya lagi akan makan waktu dan energi lebih banyak.

 

Dalam menyebarkan cinta kasih, insan Tzu Chi juga selalu saling  bahu-membahu untuk menolong sesama dan menciptakan dunia yang sehat serta bebas bencana. Pada tanggal 15 September 2011, Sekolah Tzu Chi Indonesia di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara bekerja sama dengan Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB), Cengkareng, Jakarta Barat melakukan penyuluhan kesehatan di Sekolah Tzu Chi Indonesia. Kegiatan ini adalah yang kelima kalinya diadakan. Tema penyuluhan kali ini ialah mengenai penyakit diare.

Penyuluhan kesehatan ini dibawakan oleh dokter Simliaty, Msc, Sp.Pd yang sehari-hari bertugas sebagai dokter penyakit dalam di RSKB Cinta Kasih Tzu Chi. ”Pada hari ini, kebetulan kita membahas penyakit untuk orang dewasa, seperti baby sitter dan orangtua murid. Kalau untuk pembahasan penyakit diare bagi anak-anak, dulunya sudah dibahas pada saat dibawakan oleh dokter anak. Kegiatan penyuluhan ini mengajarkan apabila orangtua murid atau baby sitter-nya mengalami sakit diare, langkah-langkah apa saja yang harus diperhatikan agar anak tidak tertular penyakit tersebut,” jelas Simliaty yang telah bergabung di RSKB sejak bulan April 2009 ini.

Menurut Iing Felicia Joe, selaku Kepala Sekolah (K1, K2, N1, dan N2 Sekolah Tzu Chi), kegiatan penyuluhan ini diadakan terus untuk memberikan pengetahuan, tidak hanya untuk babysitternya saja, tetapi juga untuk orangtua murid juga. “Sebenarnya ide penyuluhan ini muncul pada saat kita belum memulai kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sebelumnya telah kita rundingkan dengan Ibu Liu Su Mei selaku Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, selain mengajarkan pendidikan kepada anak-anak, kita juga ingin agar para orangtua dan baby sitter yang menunggu di ruang tunggu pun mendapatkan masukan positif  dan dari pembicaraan itu, muncul dua buah ide, yaitu kegiatan keseharian dan ilmu pengetahuan,” jelas Iing Felicia Joe.

foto  foto

Keterangan :

  • Setiap peserta kegiatan penyuluhan kesehatan mendapatkan sebuah brosur yang dapat dibaca ketika mereka sampai di rumah dan menjadi panduan dalam menjaga kesehatan di rumah. (kiri)
  • untuk memanfaatkan waktu luang (menunggu anak pulang sekolah), pihak Sekolah Tzu Chi Indonesia mengadakan acara penyuluhan kesehatan bagi para orangtua murid maupun baby sitter.(kanan)

Iing juga menjelaskan, dalam hal ide ilmu pengetahuan, kita mengarah kepada dokter dan tim medis. Hal ini dikarenakan dokter dan tim medis lebih mengetahui bagaimana penanganan yang benar dan baik jika anak terjatuh, mengalami kesulitan makan ataupun masalah gigi. Dengan adanya pengetahuan tersebut, diharapkan para orangtua atau baby sitter yang menjaga anak di rumah dapat memberikan pertolongan pertama yang efektif dan terhindar dari infeksi jika anak–anak mengalami kecelakaan di rumah.

“Kegiatan penyuluhan ini telah berjalan dari bulan Agustus dan kami jadwalkan setiap hari Kamis dari pukul 09.00 hingga pukul 10.00 pagi. Kegiatan ini akan berlangsung hingga bulan Oktober 2011 dan kami juga mengharapkan adanya timbal balik dari orangtua murid untuk ke depannya mengenai apa  yang didapat oleh orangtua dan baby sitter selama mengikuti penyuluhan ini dan apalagi yang masih harus dikaji ulang untuk kedepannya,“ ujar Iing.

Selain itu, Iing juga menambahkan jika setiap satu term (1 term = 3 bulan), pihak sekolah akan mengadakan kegiatan pertemuan orangtua, dimana orangtua murid akan diundang datang ke sekolah untuk mengadakan tanya jawab seputar perkembangan anak dan sekolah. “Pada saat pertemuan orangtua inilah kami (Sekolah Tzu Chi PIK) mencoba mencari tahu feedback dari orangtua. Selain pertemuan dengan orangtua, cara  yang lain ialah dengan kegiatan surat menyurat antara orangtua murid dan guru,“ jelas Iing.

Melihat tekad para guru dan tim medis dalam menyebarkan cinta kasih, baik kepada orangtua murid, baby sitter dan murid-murid Sekolah Tzu Chi Indonesia, mengingatkan kita akan sebuah Kata Perenungan Master Cheng Yen dalam 108 kata perenungan, yakni, ”Kehidupan tidak akan berlalu sia-sia bila kita menggenggam dan memanfaatkan waktu dan ruang dengan baik, serta menghargai hubungan antar manusia.”

  
 

Artikel Terkait

Mengembalikan Sebuah Dunia yang Terang

Mengembalikan Sebuah Dunia yang Terang

01 Desember 2010
Pada tanggal 27 November 2010, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Perwakilan Medan mengadakan bakti sosial pengobatan katarak yang bertempat di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane, Tebing Tinggi. Bakti sosial ini adalah kelanjutan dari bakti sosial yang dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2010 di Tebing Tinggi.
Untaian Kasih Untuk Warga Palas

Untaian Kasih Untuk Warga Palas

21 Maret 2012 Minggu 26 Februari 2012 menjadi hari yang penuh berkah bagi para Insan Tzu Chi di Pekanbaru. Relawan-relawan Tzu Chi berkumpul sejak pagi hari untuk bersama-sama bahu membahu melaksanakan Bhakti Sosial kesehatan yang ke-18.
Kilas Balik Kegiatan Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Batam

Kilas Balik Kegiatan Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Batam

30 Juni 2016
Penutupan kelas budi pekerti Tzu Chi Batam tahun ajaran 2015/2016 berlangsung meriah. Bertempat di Gedung Universitas Internasional Batam, mereka diajak melihat tayangan kilas balik kegiatan dalam setahun.
Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -