Mengenal Ragam Budaya di Dunia

Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Hadi Pranoto
 
 

foto
Siswa-siswi Sekolah Tzu Chi Indonesia (Nursery dan Kindergarten) menampilkan pertunjukan seni dan budaya dari berbagai negara dalam kegiatan United Nation Week 2013.

Pertunjukan belum dimulai, musik belum dimainkan, namun isak tangis terdengar di barisan N 2 C (Compassion) di ruang Guo Yi Ting, Aula Jing Si Lantai 3, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Tangisnya mereda tatkala, mama dan gurunya menghibur serta menyemangatinya. Pagi itu Oscar bersama teman-temannya akan mementaskan budaya khas dari negara Finlandia. Ini merupakan kegiatan United Nation (UN) Week 2013 yang diadakan Sekolah Tzu Chi Indonesia dari kelas Nursery (Preschool) dan Kindergarten (TK). Tak lama kemudian, Oscar pun sudah terlihat lebih tenang duduk bersama teman-temannya. Ketika grup pertama memulai pertunjukan, Oscar pun tampak lebih tenang.

Ketika 5 grup sudah menampilkan pertunjukannya, Oscar dan rekan-rekannya pun bersiap di belakang panggung. Tapi, kali ini tangisnya kembali pecah, air matanya tumpah. Kembali sang guru Marlina menghibur dan membesarkan hatinya. “Mama Oscar ada di belakang, nonton,” bujuk Marlina. Begitu mendengar nama sang mama disebut, Oscar pun kembali tenang. Senyumnya mengembang ketika kamera mengarah padanya. “Kenapa nangis…?” tanya saya, “Oscar takut?” Bocah berumur 2 tahun ini pun mengangguk pelan. “Sekarang sudah berani?” “Sudah,” jawabnya.

Sekitar 3 menit Oscar dan teman-temannya menampilkan budaya dari negara Finlandia. Semua rasa cemas dan ketakutannya sewaktu menunggu tak terlihat lagi. Ia begitu santai menari bersama teman-temannya. Dengan tenang ia kemudian keluar panggung. “Oscar berani tadi?” tanya saya kembali. “Ya,” jawabnya pelan, senyumnya kini mengembang. Entah apa maksudnya, namun satu hal yang terpenting hari itu Oscar sudah bisa mengendalikan ‘rasa takutnya’.

foto  foto

Keterangan :

  • Oscar yang sempat menangis sebelum pertunjukan (kiri).
  • Oscar tersenyum setelah berhasil tampil di panggung dengan baik (kanan).

Menumbuhkan Rasa Percaya Diri
Kegiatan United Nation Week ini sendiri merupakan kegiatan yang rutin diadakan di Sekolah Tzu Chi Indonesia. Ini merupakan ketiga kalinya kegiatan yang bertujuan memperkenalkan beragam budaya, suku, bangsa, dan bahasa di dunia. Menurut Wida Mariani, koordinator kegiatan ini, selain memperkenalkan beragam budaya dari berbagai suku bangsa, kegiatan ini sendiri merupakan sarana bagi para siswa untuk berani mengekpresikan diri. “Menumbuhkan rasa percaya diri pada anak-anak,” kata Wida yang sehari-hari mengajar bahasa Inggris ini. Kegiatan ini sendiri sudah sejak jauh-jauh hari dijadwalkan. “Awal tahun ajaran sudah ditentukan kegiatan ini, namun latihan intensifnya sendiri baru sekitar satu bulanan,” ujarnya.

Waktu persiapan yang minim tidak membuat pertunjukan berjalan sekadarnya, namun kesungguhan hati anak-anak untuk mementaskan sangat jelas terlihat. Terlebih hampir setiap orang tua murid turut hadir memberikan semangat kepada putra-putri mereka. Yang Wen Cong, Direktur Sekolah Tzu Chi Indonesia mengatakan, “Kita melihat anak-anak kita mengenakan pakaian yang cantik-cantik dan membawakan pertunjukan yang begitu bagus. Saya sangat senang melihat pertumbuhan anak-anak, tapi yang lebih membahagiakan adalah orang tua dari murid-murid kita juga ikut dalam kegiatan hari ini. Ini berarti orang tua kita sangat memperhatikan anak-anak mereka. Jadi saya berharap ke depannya kita bisa melihat pertumbuhan anak kita yang semakin maju dan dewasa.”

foto  foto

Keterangan :

  • Yang Wen Cong, Direktur Sekolah Tzu Chi Indonesia mengatakan, “Saya sangat senang melihat pertumbuhan anak-anak, tapi yang lebih membahagiakan adalah orang tua dari murid-murid kita juga ikut dalam kegiatan hari ini, ini berarti orang tua kita sangat memperhatikan anak-anak mereka. Saya berharap ke depannya kita bisa melihat pertumbuhan anak kita yang semakin maju dan dewasa (kiri).
  • Pendi Wongso dan Then Freshka Yulia merasa bahagia karena putranya Nathaniel Fredissen Wong berani tampil dan percaya diri di atas panggung (kanan).

Anak yang Baik, Harapan Orang tua
Senyum bahagia mengembang di wajah Pendi Wongso dan Then Freshka Yulia menyaksikan putranya Nathaniel Fredissen Wong dengan sukses menampilkan pertunjukan budaya dari negeri Timur Tengah: Saudi Arabia. Pendi dan istri merasa sang anak telah tumbuh keberanian dan percaya dirinya. Pasangan yang tinggal di Daan Mogot, Jakarta Barat ini sengaja memilih menyekolahkan anaknya di Sekolah Tzu Chi Indonesia karena berharap putranya bisa memiliki sikap yang baik dan budi pekerti yang luhur. Tentunya juga disertai dengan kemampuan akademik yang baik. “Karena di sini pelajaran budi pekertinya sangat baik,” tegas Pendy. “Kami berharap dia (Nathaniel) menjadi anak yang baik,” sambung Freskha, sang mama.

Pendidikan budi pekerti memang menjadi nilai tambah dari Sekolah Tzu Chi Indonesia, dimana para murid tidak hanya dibentuk cakap dan terampil dalam ilmu pengetahuan, namun mereka juga memiliki budi pekerti dan perilaku yang baik. Setidaknya inilah yang dirasakan Cucu, ibu dari Thierry Gerald Kho. Selain beragam kegiatan yang baik, Sekolah Tzu Chi Indonesia juga memiliki program yang cukup lengkap, terutama yang berhubungan dengan pendidikan budi pekerti. “Lebih berani dan aktif. Anak-anak juga menjadi lebih mandiri,” terang Cucu. Selain Thierry, putri pertama Cucu yang bernama Khimberly juga bersekolah di sini (K2).

Pendidikan yang diberikan Tzu Chi adalah pendidikan untuk menjadi manusia seutuhnya, tidak hanya mengajarkan pengetahuan dan keterampilan, tapi juga mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan memperkenalkan berbagai suku, bangsa, dan budaya yang berbeda-beda diharapkan anak-anak ini setelah dewasa akan dapat lebih menghargai perbedaan dan memiliki sikap dan toleransi yang tinggi kepada sesama.
  
 

Artikel Terkait

Pendidikan yang Humanis

Pendidikan yang Humanis

22 Mei 2018

Apa itu budaya humanis? Lalu apa kaitannya dengan Kata Renungan Jing Si? Dua hal ini yang menjadi materi utama Seminar Budaya Humanis pada Minggu, 20 Mei 2018 di Tzu Chi Center, Lt. 3, PIK, Jakarta Utara.


Suara Kasih: Menyelami Dharma

Suara Kasih: Menyelami Dharma

20 Juli 2011
Karena jalinan jodoh untuk menjadi vegetarian belum matang, ia terus mengonsumsi daging dan banyak menjalin jodoh buruk dengan makhluk hidup.
Bersama Mendalami Dharma

Bersama Mendalami Dharma

24 April 2014

Kita semua memiliki jalinan jodoh yang sedemikian besarnya sehingga bisa bergabung dalam Tzu Chi dan memiliki kesempatan untuk mendengarkan Dharma.

Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -