Perhatian Untuk Para Dai dan Guru Ngaji di Kota Medan

Jurnalis : Nuraina Ponidjan (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan (Tzu Chi Medan)


Ketua Tzu Chi Medan, Su Pun Wui menyerahkan paket bantuan beras dan mi instan kepada Ketua MUI Medan Prof. DR. H. Muh. Hatta. Relawan mengucapkan terima kasih kepada MUI Medan atas kesempatan yang diberikan kepada Tzu Chi untuk berbuat kebajikan.

Kerukunan umat beragama merupakan salah satu prinsip universal yang ada di Tzu Chi. Demikian juga dalam menghadapi dampak Covid-19, semua umat beragama harus Bersatu hati.

Wabah Covid-19 berdampak ke semua lapisan masyarakat dan juga ke semua umat beragama. Untuk itu Tzu Chi Medan memberikan bantuan berupa 500 paket sembako (beras 5 kg dan 1 dus mi instan) kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan, Rabu 13 Mei 2020. Bantuan ini diberikan kepada para guru ngaji dan dai (pendakwah) di berbagai daerah di Kota Medan.

Bantuan ini diserahkan Ketua Tzu Chi Medan Su Pun Wui kepada Ketua MUI Kota Medan, Prof. DR. H Muhammad Hatta.


Tiga orang guru ngaji yang menerima bantuan sembako. Ibu Yanti (kedua dari kiri) menerima bantuan sembako dengan perasaan syukur dan terima kasih.


Ketua MUI Prof. DR. H. Muh. Hatta menghaturkan rasa terima kasih kepada Tzu Chi yang memberikan bantuan tanpa melihat latar belakang agama.

“Atas nama MUI Kota Medan, saya merasa bangga dan berbesar hati serta ucapan ribuan terima kasih atas kesediaan relawan-relawan Buddha Tzu Chi membantu. Bantuan ini akan kami salurkan kepada guru dan para Dai kita yang terdampak Covid-19,” kata Ketua MUI, Prof. DR. H. Muh. Hatta.

Menurut Muh. Hatta, para guru ngaji dan Dai ini adalah orang-orang yang tidak pernah mengeluh tentang kesulitan mereka, karena mereka adalah soko guru umat, meski sesungguhnya mereka juga sangat terdampak Covid-19.

“Terima kasih kepada Tzu Chi yang memberikan bantuan tanpa melihat latar belakang agama. Ini suatu hal yang amat membanggakan, semoga Tuhan memberikan balasan kebajikan yang berlipat ganda dan kita berdoa bersama-sama agar wabah Covid-19 segera berakhir,” kata Muhammad Hatta.

 

Secara estafet mi instan diturunkan dan dipindahkan ke Gudang MUI.


Relawan Tzu Chi begitu semangat melaksanakan tugasnya. 

Sebanyak 13 orang relawan membantu menurunkan 500 paket sembako dan secara estafet memindahkan paket sembako ke Gudang MUI. Karena mempertimbangkan bulan puasa, maka lebih banyak relawan  Tzu Chi yang digerakkan untuk bahu-membahu memindahkan bantuan sembako ini.

“Pemberian 500 paket bantuan sembako ini sebagai wujud kerukunan umat beragama karena sesuai dengan prinsip universal Tzu Chi yang tidak membedakan suku, agama dan ras,” kata Timmy Jawira, relawan Tzu Chi.

Sambil menunggu barang dipindahkan, pihak MUI memanggil tiga orang guru ngaji yang tinggal dekat dengan kantor MUI.  Salah satu penerima bantuan ini adalah Yanti, yang pekerjaannya adalah guru ngaji dan juga memandikan jenazah.


Beras dan mie instan yang disalurkan ke MUI Kota Medan.


Sebanyak 500 paket sembako ini akan diberikan kepada para guru ngaji dan dai (pendakwah) di berbagai daerah di Kota Medan.

“Adanya wabah Covid-19, kami memang mengalami kesulitan, namun apa daya, diterima saja. Hari ini mendapat bantuan sembako, kami merasakan ini berkah bagi kami dan semoga menambah rezeki para donatur,” kata Yanti haru.

Semoga semua kesulitan akibat wabah Covid 19 cepat berlalu. Dan diharapkan masyarakat mau mendengar himbauan pemerintah dan juga mematuhi peraturan pemerintah, dengan demikian penyebaran virus Covid-19 ini bisa teratasi dan perekonomian bisa kembali stabil dan masyarakat hidup damai dan sejahtera.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Perhatian Untuk Para Dai dan Guru Ngaji di Kota Medan

Perhatian Untuk Para Dai dan Guru Ngaji di Kota Medan

15 Mei 2020

Wabah Covid-19 berdampak ke semua lapisan masyarakat dan juga ke semua umat beragama. Untuk itu Tzu Chi Medan memberikan bantuan berupa 500 paket sembako (beras 5 kg dan 1 dus mi instan) kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan, Rabu 13 Mei 2020. Bantuan ini diberikan kepada para guru ngaji dan dai (pendakwah) di berbagai daerah di Kota Medan.

Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -