Mengenang Perjalanan Pementasan Drama Sutra Bakti Seorang Anak

Jurnalis : Liani, Yanti Yunita (Tzu Chi Medan), Fotografer : Liani, Lim Hung Jeng (Tzu Chi Medan)

Sharing dari para pemeran pementasan drama Sutra Bakti Seorang Anak yang mengingatkan untuk bisa lebih berbakti kepada orang tua.

Pementasan “Sutra Bakti Seorang Anak” pada 21 September 2025 lalu berhasil menghadirkan gelombang emosi yang kuat dari penonton. Sorak-sorai dan tepuk tangan yang bergemuruh di akhir cerita menjadi bukti bahwa kisah tentang pengorbanan dan kasih sayang ini menyentuh hati banyak orang. Setelah panggung ditutup dan lampu-lampu padam, banyak orang mengira kisah itu selesai.

Namun bagi para pemain drama, sebuah pertunjukan tidak benar-benar berakhir saat tirai diturunkan. Ada momen yang tak kalah penting dari proses latihan atau saat pementasan yaitu saat mereka duduk bersama, menyaksikan kembali pertunjukan yang telah mereka mainkan. Menyadari hal tersebut, koordinator kegiatan, Sylvia Chuwardi menginisiasi kegiatan nonton bersama video pertunjukan drama Sutra Bakti Seorang Anak untuk para pemain drama, panitia kegiatan, backstage, lighting dan lainnya yang terlibat dalam acara tersebut.

Saat menonton ulang pementasan, para pemain Sutra Bakti Seorang Anak menyadari betapa setiap adegan adalah hasil kerja keras dan dedikasi. Mereka mengingat betapa sulitnya berlatih gerak panggung. Adegan yang tampak mengalir lancar merupakan hasil dari puluhan bahkan ratusan kali latihan. Dalam kebersamaan itu, mereka tertawa mengingat kejadian lucu di balik layar, dan merasakan haru saat melihat momen-momen penuh emosi.

PIC kegiatan Sylvia Chuwardi menyampaikan tujuan diadakannya kegiatan nonton bersama video pementasan Sutra Bakti Seorang Anak.

Peserta menonton video pementasan drama Sutra Bakti Seorang Anak di Kantor Tzu Chi Medan.

Kisah Balik Panggung Pertunjukan
Pada sesi lainnya, para pemeran dan panitia juga diberi kesempatan untuk menyampaikan kesan batin dan keluh kesah selama proses latihan sampai pementasan. Untuk mendalami peran yang akan dimainkan, seluruh tim terlebih dahulu mengikuti sesi bedah buku Sutra Bakti Seorang Anak yang menjadi dasar cerita drama ini. Lewat bedah buku, para pemain diajak memahami pesan, nilai-nilai moral, dan emosi yang terkandung dalam cerita. Dari sini, masing-masing pemeran mulai membangun keterhubungan emosional dengan karakter yang akan mereka perankan.

“Saya diajak oleh Juliana Shijie untuk ikut serta dalam Bab Cinta Kasih Orang Tua. Saya mengira gerakannya sederhana, ternyata banyak gerakan berlutut sedangkan kaki kanan saya tidak begitu leluasa. Awalnya ingin mundur tetapi saya terus mencoba, saat latihan pun menggunakan bantal agar tidak sakit, namun itu semua bisa dilewati dengan baik,” ujar Yanti Yunita, salah satu pemeran.

Pemeran lainnya, Mei Yen dan suaminya yang tampil dalam Bab Kesalahan Anak, mengaku bingung pada awal diajak oleh PIC. “Saya awalnya bingung bagaimana bisa beradegan drama. Kalau ikut isyarat tangan saya masih bisa, tapi saya coba dulu,” ujar Mei Yen. Kedua suami istri tersebut akhirnya memerankan ibu dan ayah pada drama dengan sangat baik.  

Mei Yen dan suami yang menjadi salah satu pemeran dalam pementasan drama Sutra Bakti Seorang Anak menceritakan pengalamannya saat latihan peran sebelum pementasan.

Pada adegan penutup, tampil 13 pemeran pria diatas panggung. Para pemeran diminta menyanyikan sebuah lagu dalam bahasa Mandarin yang bahasanya tidak akrab bagi sebagian besar dari mereka. “Menghafal lirik saja sudah cukup sulit, namun tantangan bertambah ketika harus menyampaikan makna emosional dari lagu tersebut,” ujar Herlina, selaku PIC Bab Penutup. Mizuno, salah satu dari 13 pria diatas panggung, mendapatkan pengalaman berharga saat menyanyikan lagi. Ia diajak menyelami syair-syair klasik yang tak hanya harus dihafal, tapi juga dipahami maknanya. “Saat latihan malam hari, saya menutup rapat pintu kamar takut menantu saya mendengar dan terganggu saya menyanyi sendiri di kamar,” ujar Mizuno sambil tertawa.

Para pemain drama yang terlibat dalam pementasan “Sutra Bakti Seorang Anak” semuanya bukan merupakan aktor professional. Ada pula beberapa pemeran yang mengalami demam panggung karena baru pertama kali tampil di atas panggung. Tetapi para pemain tetap berusaha sebaik mungkin sehingga hasil akhirnya tampak sangat baik dengan tepuk tangan yang meriah dari para penonton. Para pemain tampil bagaikan artis dan aktor professional diatas panggung, walaupun pada awal-awalnya mengalami demam panggung.

Untuk hasil yang maksimal, para pemain drama menjalani latihan intensif selama 3-6 bulan. Bahkan pada saat menjelang hari H, latihan dilakukan hingga larut malam. Pemain dari berbagai profesi harus membagi waktu antara sekolah atau pekerjaan mereka dengan jadwal latihan yang padat. Tetapi para pemain tetap bersemangat menjalani latihan. Dalam kondisi hujan deras, para pemain juga masih tetap berkomitmen mengikuti latihan.

Selain pemeran, para panitia pementasan drama Sutra Bakti Seorang Anak juga ikut menceritakan pengalamannya menyiapkan pementasan.

Salah satu tantangan terbesar yang jarang terlihat adalah di tim Zhen Shan Mei yang ikut mendokumentasikan pementasan Sutra Bakti Seorang Anak. Para perekam video dan fotografer harus berurusan dengan peralatan kamera yang berat, termasuk tripod dan perlengkapan tambahan lainnya. Selama pertunjukan, mereka harus terus mengikuti gerakan para pemain drama di atas panggung, berdiri dalam waktu lama, berpindah-pindah tempat, dan menjaga kestabilan kamera agar tidak goyang. Tim editor harus memilah bagian-bagian penting, memperbaiki audio yang kurang jelas, menyesuaikan pencahayaan yang sering berubah-ubah, serta menggabungkan berbagai video agar menghasilkan dokumentasi yang layak untuk disimpan atau dipublikasikan.

Semua jerih payah, keringat, dan rasa lelah seolah terbayar lunas saat melihat penonton tersentuh dan memberikan tepuk tangan meriah. Tim dokumentasi pun mengakui, meski tubuh pegal dan mata lelah menatap layar editan berjam-jam, ada kebanggaan tersendiri karena turut berkontribusi dalam mengabadikan karya yang begitu bermakna.

Drama Sutra Bakti Seorang Anak bukan hanya sebuah pertunjukan seni, tetapi juga perjalanan pembelajaran tentang kerja keras, kerja tim, dan ketulusan berkarya. Semua pihak yang terlibat, dari pemeran, kru panggung, hingga tim dokumentasi, membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk menciptakan sesuatu yang berkesan dan bernilai.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Pementasan Sutra Bakti Seorang Anak

Pementasan Sutra Bakti Seorang Anak

28 Agustus 2019

Tzu Chi Batam mementaskan Drama Musikal Sutra Bakti Seorang Anak (SBSA). Acara yang diadakan pada hari Minggu, 18 Agustus 2019 ini dihadiri oleh 410 penonton.

Sejarah “Sutra Bakti Seorang Anak” (Bag. I)

Sejarah “Sutra Bakti Seorang Anak” (Bag. I)

03 September 2012 Sutra Bakti Seorang Anak adalah Sutra tentang kebaikan hati orang tua dan bagaimana sulitnya untuk membalas budi baik mereka. Berikut adalah kutipan dari Sutra tersebut. 
Melatih Diri

Melatih Diri

07 Februari 2017

Relawan Tzu Chi mementaskan kembali drama musikal Sutra Bakti Seorang Anak (SBSA) yang kali ini melibatkan para relawan dari berbagai wilayah di Jakarta. Pementasan yang dipentaskan 260 pemain ini melibatkan dari anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua berlatih bersama di Aula Jing si pada (5/2/2017)

Berlombalah demi kebaikan di dalam kehidupan, manfaatkanlah setiap detik dengan sebaik-baiknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -