Mengenggam Jalinan Jodoh

Jurnalis : Nopianto (Tzu Chi Perwakilan Batam), Fotografer : Helen Chua (Tzu Chi Perwakilan Batam)
 

foto
Pelatihan relawan baru kali ini diadakan pada tanggal 27 Oktober 2013 dan dihadiri oleh 71 orang peserta.

Ladang berkah yang diciptakan oleh diri sendiri akan mendatangkan berkah bagi diri sendiri pula.
-Master Cheng Yen-       

 

Master Cheng Yen pernah berkata, jika ada orang yang dapat menolong orang lain dengan hati yang tanpa pamrih, maka orang tersebut boleh adalah Bodhisatwa, sosok makhluk yang mendedikasikan diri mereka untuk menolong dan mencabut penderitaan makhluk lain tanpa pamrih. Dengan berpegang pada prinsip ini, Master Cheng Yen mendirikan Yayasan Buddha Tzu Chi.

Demi tercapainya tujuan tersebut, mengadakan pelatihan relawan baru secara rutin merupakan salah satu upaya yang penting. Melalui pelatihan rutin, diharapkan para peserta akan semakin mengerti tentang Tzu Chi beserta misi-misinya. Setelah pelatihan relawan yang diadakan 3 bulan yang lalu, Tzu Chi Batam kembali mengadakan pelatihan relawan baru pada tanggal 27 Oktober 2013.

Seperti biasanya, pelatihan relawan baru kali ini berlokasi di Kantor Perwakilan Tzu Chi Batam dan dihadiri 71 orang peserta. Walaupun para peserta mempunyai kepercayaan yang berbeda antar satu sama yang lain, tetapi mereka berkumpul di Tzu Chi karena sebuah hati yang penuh dengan cinta kasih dan ingin bersumbangsih.

Pelatihan diawali dengan menayangkan video kilas balik Tzu Chi pada tahun 2012 dan dilanjutkan dengan pradaksina (meditasi berjalan). Lalu, relawan juga menayangkan Lentera Kehidupan yang berisi tentang ceramah Master Cheng Yen. Master berpesan kepada kita bahwa makna kehidupan ini terletak pada apa yang kita lakukan setiap harinya dan kita harus memanfaatkan waktu melakukan kebajikan sesegera mungkin. Dengan demikian, kita akan menambah kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari.

foto   foto

Keterangan :

  • Setelah menonton kilas balik Tzu Chi tahun 2012, pelatihan kali ini dilanjutkan dengan pradaksina atau meditasi berjalan (kiri).
  • Sebelum memasuki penutupan pelatihan kali ini, relawan mengajak para peserta untuk memperagakan isyarat tangan 1 keluarga (kanan).

Konsep pelatihan kali ini mengalami berbagai perubahan baru. Relawan lebih banyak membagikan kisah dan pengalaman mereka selama ini di Tzu Chi, salah satunya adalah Siti Shijie. Pada awalnya, Siti Shijie hanya ingin menjadi seorang donatur tetap dan menjadi relawan setelah anaknya sudah dewasa. Tetapi setelah mengikuti pemberkahan akhir pada tahun 2009, Ia mulai bergabung dalam barisan relawan untuk melakukan kebajikan. “Saya terinspirasi oleh kata perenungan yang berbunyi 'Ada dua hal yang tidak dapat ditunda di dunia ini, melakukan kebajikan dan berbakti kepada orang tua' pada saat pemberkahan akhir tahun 2009. Karena tidak ingin menyesal, saya akhirnya menjadi relawan di Tzu Chi untuk melakukan kebajikan,” jelasnya.

Salah satu isu yang hangat pada zaman sekarang adalah pemanasan global. Oleh karena itu, Dukman Shixiong juga berbagi pengalaman dan prinsip daur ulang pada pelatihan kali ini. Ia menjelaskan bahwa siklus daur ulang kepada para peserta. Siklus ramah lingkungan tersebut disingkat menjadi 5R, yakni Refuse (menolak), Reduce (mengurangi), Reuse (memanfaatkan kembali), Repair (memperbaiki) dan Recycle (mendaur ulang). Hal ini merupakan salah satu cara melindungi bumi kita, karena dimulai dari menolak penggunaan barang yang tidak ramah lingkungan hingga mendaur ulangnya, kita dapat mengurangi pencemaran lingkungan serta menciptakan sebuah bumi yang sehat.

Jalinan jodoh para peserta kali ini kebanyakan bermula dari kegiatan baksos ke-93 yang diadakan dua minggu yang lalu. Mereka termotivasi dan ingin bergabung di keluarga besar Tzu Chi, salah satu diantaranya adalah Husnul Fitroh (18). Husnul yang merupakan mahasiswa dari Universitas Internasional Batam merasakan sukacita setelah mengikuti baksos. “Mereka (Insan Tzu Chi) itu melakukan kebaikkan dari hal yang sekecil apapun  tanpa pamrih,” katanya. “Kita bisa merubah sifat kita, karakter kita perlahan-lahan dengan mengikut budaya Tzu Chi,” tambahnya.

Setelah sharing dari peserta pelatihan, kegiatan memasuki detik-detik penutupan. Wendy Shijie, selaku wakil ketua Tzu Chi Batam menyampaikan ucapan terima kasihnya atas kehadiran para peserta. Selain itu, ia juga mengajak para peserta untuk ikut serta dalam barisan relawan Tzu Chi untuk melakukan kebajikan, karena orang yang mampu memberikan bantuan kepada orang lain otomatis akan mendatangkan berkah bagi dirinya sendiri.

Setelah pesan cinta kasih yang diberikan Wendy Shijie, pelatihan kali ini diakhiri dengan doa bersama dan para peserta diberikan sebuah suvenir berupa kantong daur ulang. Semoga dengan pelatihan kali ini, hati para peserta yang tergerak untuk melakukan kebajikan akan terealisasi setelah bergabung di keluarga besar Tzu Chi.

  
 

Artikel Terkait

Memberikan Pemahaman Tentang Pemanasan Global

Memberikan Pemahaman Tentang Pemanasan Global

19 Maret 2018
Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan Kelas Tzu Shao yang mengusung tema tentang Pemanasan Global (global warming). Murid-murid jadi semakin paham mengapa setiap orang harus bertindak nyata untuk menjaga kelestarian bumi.
Mengenal Lebih Jauh Tzu Chi

Mengenal Lebih Jauh Tzu Chi

23 Februari 2017
Senin, 20 Februari 2017 Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Penghubung Biak menerima kujungan tujuh mahasiswa yang berasal dari Kyadiren STIH Biak, Aperik Biak dan Yapis IISIP Biak. Kegiatan kunjungan yang berlangsung secara kekeluargaan ini bertujuan untuk lebih mengenal Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.
Ladang Berkah di Tanah Rencong

Ladang Berkah di Tanah Rencong

23 Februari 2015

Pada tanggal 23 Januari 2015, Yayasan Buddha Tzu Chi Aceh mengadakan Acara Pemberkahan Akhir Tahun 2014 yang dilaksanakan di Hotel Medan. Acara yang dihadiri oleh 160 hadirin yang terdiri dari relawan, donatur, dan gan en hu (sebutan bagi penerima bantuan Tzu Chi)  ini mengangkat tema Ketulusan Jalinan Kasih Sayang Antar Sesama Membawa Kebaikan Bagi Dunia serta Pendidikan Moral dan Kesadaran Lingkungan Menciptakan Masyarakat Penuh Berkah.

Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -