drg. Jevon Felim, M.K.M, M.DSc menyampaikan materi tentang bahaya narkoba, rokok dan Miras di depan anak asuh dan Gan En Hu yang hadir Komplek Grand Jati Junction. drg. Jevon menjelaskan bahwa narkoba berbahan kimia dapat merusak fungsi otak dan sistem saraf sehingga memengaruhi perilaku dan kesadaran seseorang.
 
Setiap detik udara yang kita hirup adalah hadiah. Setiap napas yang kita tarik adalah kesempatan. Hidup bukan sekadar deretan waktu yang berlalu, melainkan perjalanan berharga yang unik dan tak tergantikan. Namun di sepanjang perjalanan itu, ada banyak godaan yang bisa merenggut kebahagiaan dan masa depan kita. Narkoba, rokok, dan minuman keras adalah tiga musuh yang sering kali bersembunyi di balik kesenangan sesaat, namun perlahan merusak tubuh, pikiran, dan hati manusia.
Menyadari pentingnya edukasi mengenai bahaya tiga hal tersebut, Komunitas Hu Ai Perintis di Medan mengadakan sosialisasi bertema “Hidupmu Berharga, Katakan Tidak pada Narkoba, Rokok, dan Miras”. Kegiatan ini berlangsung dalam acara “Kepulangan Anak Asuh dan Gan En Hu Penerima Bantuan Rutin” di Gedung Yayasan Buddha Tzu Chi Cabang Medan, Jalan Perintis Kemerdekaan, Komplek Grand Jati Junction, pada Minggu, 2 November 2025.
Pada kesempatan itu, relawan Tzu Chi menghadirkan drg. Jevon Felim, M.K.M., M.DSc. sebagai narasumber. Beliau merupakan dokter gigi sekaligus anggota TIMA (Tzu Chi International Medical Association) yang aktif memberikan penyuluhan di bidang kesehatan masyarakat.
Randi Prabowo (Tengah) Salah satu Anak Asuh yang berkolaborasi dengan relawan bersama sama membawakan gerakan isyarat tangan satu keluarga.
 
Wiliam Herdi Sinaga (Baju Putih) menunjukkan karya tulis puisi dan M Ferdinand Siahaan menunjukkan karya gambarnya didepan para hadirin.
 
Dalam pemaparannya, drg. Jevon menjelaskan bahwa narkoba singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif adalah zat kimia yang merusak fungsi otak dan sistem saraf, sehingga memengaruhi kesadaran serta perilaku seseorang. “Di Indonesia, terdapat sekitar 3,3 juta pengguna narkoba, dan sebagian besar berada di usia muda, antara 15 hingga 35 tahun,” ujar drg. Jevon. “Dampaknya sangat parah—mulai dari kerusakan organ tubuh, perubahan sikap dan mental yang cenderung antisosial, masa depan suram, hingga potensi tindak kriminal bahkan hukuman mati.”
Selain narkoba, rokok dan minuman keras juga membawa dampak buruk bagi kesehatan. Rokok mengandung ratusan zat beracun yang dapat menyebabkan kanker paru-paru, penyakit jantung, hingga gangguan kehamilan.
Bahkan, rokok elektrik (vape) yang sering dianggap aman ternyata juga berbahaya karena mengandung nikotin, glikol, dan diasetil yang dapat merusak paru-paru. Sementara itu, minuman keras (alkohol) dapat merusak berbagai organ vital seperti otak, jantung, hati, ginjal, pankreas, paru-paru, dan organ reproduksi. “Anak-anak dan remaja sangat rentan terhadap penyalahgunaan zat ini karena rasa ingin tahu, pengaruh teman sebaya, dan kurangnya komunikasi dengan orang tua,” tambah drg. Jevon.
Relawan tzu Chi memberikan apresiasi dan penghargaan kepada Matthew G.C Panjaitan seorang anak asuh yang berprestasi Matthew G.C Panjaitan juara 2 nasional kompetensi wawasan dan pengetahuan IBJ Telkomsel 2025.
 
drg. Jevon. menekankan pentingnya peran orang tua dan guru untuk memberikan contoh hidup sehat, menjalin komunikasi terbuka, serta mendorong anak terlibat dalam kegiatan positif seperti olahraga, seni, atau kegiatan sosial.
Tak hanya edukasi, kegiatan ini juga diwarnai momen penuh semangat dari para anak asuh. Mereka diajak berani tampil di depan umum dengan memperagakan isyarat tangan bersama para relawan. Salah satunya adalah Randi Prabowo, yang dengan jujur mengaku awalnya gugup. “Saya tidak biasa tampil di panggung, tapi karena merasa kita semua di sini satu keluarga, saya jadi berani,” ucap Randi dengan senyum.
Suasana haru berlanjut saat anak-anak asuh menampilkan karya seni berupa gambar dan puisi. William Herdi Sinaga, misalnya, membacakan puisi tentang ibu yang membuat banyak hadirin terharu. Tampil di depan umum bukan hanya soal keberanian, tetapi juga bentuk kepercayaan diri yang akan menjadi bekal berharga bagi masa depan mereka.
Mathew G.C Panjaitan sharing tips belajar yang ia terapkan selama ini.
 
Kebanggaan juga hadir dari Matthew G. C. Panjaitan, salah satu anak asuh berprestasi yang meraih juara 2 nasional Kompetisi Wawasan dan Pengetahuan IBJ Telkomsel 2025. Matthew berbagi pengalaman dan tips belajar kepada teman-temannya.
“Saya selalu menyisihkan waktu satu jam setiap hari untuk belajar. Saya tidak belajar sekaligus semalam karena tahu kemampuan manusia ada batasnya,” tuturnya bijak. Selain belajar, Matthew juga aktif berolahraga dan memiliki cita-cita melanjutkan kuliah ke luar negeri. Sebagai bentuk apresiasi, para relawan memberikan hadiah khusus atas prestasi dan semangatnya yang menginspirasi anak-anak lainnya.
Melalui kegiatan ini, relawan berharap setiap anak asuh semakin memahami bahwa hidup mereka sangat berharga. Penghargaan dan dukungan yang diberikan bukan sekadar bentuk apresiasi, tetapi juga motivasi agar mereka terus belajar, berkarya, dan menjauh dari pengaruh negatif yang dapat merusak masa depan.
Editor: Anand Yahya