Menggalang Hati Warga Panipahan

Jurnalis : Elin Juwita (Tzu Chi Tebing Tinggi) , Fotografer : Elin Juwita (Tzu Chi Tebing Tinggi)


Dengan menempuh perjalanan darat dan laut selama kurang lebih 7 jam, sembilan relawan Tebing Tinggi dan Medan tiba di Dermaga Panipahan dan disambut Cin An, tokoh masyarakat di Panipahan.

Panipahan yang dijuluki sebagai kota terapung merupakan sebuah kota kecil yang terletak di atas permukaan laut, merupakan ibu kota Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rokan Hilir, di Provinsi Riau. Kota tradisional ini memiliki bangunan rumah–rumah di atas permukaan laut dengan kayu-kayu penyangga yang kokoh dengan kehidupan masyarakat yang sederhana dan bertoleransi tinggi.

Pada 24 Desember 2020, relawan Tzu Chi Tebing Tinggi kembali ke Kota Panipahan dalam kegiatan temu ramah dengan warga Panipahan setelah sebelumnya pada oktober lalu relawan mengadakan tanggap darurat kebakaran di Panipahan.

Adapun jalinan jodoh relawan Tzu Chi Tebing Tinggi dengan warga Panipahan dimulai pada tahun 2016 yang mana relawan mengadakan tanggap darurat kebakaran yang meludeskan 16 rumah warga saat itu. Kemudian tahun 2019 dan tahun 2020, relawan kembali ke Kota Panipahan juga dalam rangka tanggap darurat kebakaran. Hal itulah yang menyentuh hati warga Panipahan melihat relawan yang senantiasa cepat sampai ke lokasi di saat terjadi bencana.

 

Dalam kesempatan ini, relawan juga bertemu tenaga medis di Panipahan yaitu dr. H. Nanang Wiria, MARS selaku Kepala Puskesmas Panipahan yang gembira bila Tzu Chi bisa menolong warga mereka yang sakit akibat kurangnya tenaga medis di Panipahan.

Karena itu, salah satu tokoh masyarakat di Panipahan, Cin An shixiong, berharap relawan tak hanya menjalin jodoh baik dengan warga saat ada bencana, relawan juga bisa menginspirasi warga melalui temu ramah dengan warga agar bisa mengenal visi dan Misi Tzu Chi.

“Kami mengenal Tzu Chi dari siaran DAAI TV dan juga Daai TV Taiwan. Saya juga sering melihat di media sosial tentang kegiatan–kegiatannya sangat baik dan bermanfaat. Pada tahun 2016 terjadi kebakaran di Panipahan, itu pertama kali saya mengenal relawan secara langsung dan saya menjadi sukarelawan saat itu,” kata Cin An.

Relawan bukan hanya memberi dalam bentuk materi, akan tetapi perhatian dan cinta kasih yang diberikan kepada korban bencana dapat menenangkan batin mereka dan tersentuh akan dedikasi relawan. Karena itu, pada akhir tahun 2019, Cin An mulai menggalang hati warga Panipahan melalui dana amal dan sampai saat ini donatur dana amal yang ia galang sudah mencapai 199 donatur.


Pada 25 Desember 2020, diadakan temu ramah dengan warga Panipahan dengan memperkenalkan visi dan misi Tzu Chi, yang dibawakan dr. Juskitar, Sp.Kj.

“Karena tahun 2016 saat saya mengenal relawan dari Tebing Tinggi dan mereka banyak memberikan pengalaman–pengalamannya jadi kami juga terpanggil untuk melakukan sesuatu. Saya pelan–pelan mulai mengajak teman–teman saya. Pertama saya galang dari keluarga saya dulu kemudian saya menggalan teman dan teman saya menggalang teman yang lain sehingga donatur yang tergalang bisa semakin banyak,” tutur Cin An.

Menyambut semangat dari Cin An Shixiong, sembilan relawan Tebing Tinggi dan Medan kembali untuk bersilaturahmi dengan warga Panipahan. Perjalanan yang ditempuh relawan cukup jauh yang meliputi perjalanan darat dan laut. Perjalanan darat dimulai dari kota Tebing Tinggi menuju Kota Kisaran dan Kota Tanjung Balai dalam waktu 3 jam. Dari Tanjung Balai menuju Panipahan ditempuh melalui perjalanan laut dari Dermaga Patkamla dengan kapal boat selama 3,5 jam.

Dalam kegiatan ini, pada 25 Desember 2020, relawan juga berkesempatan untuk bertemu tenaga medis di Panipahan yaitu dr. Djohan dan dr. H. Nanang Wiria, MARS selaku Kepala Puskesmas Panipahan. Relawan disambut hangat oleh dr. Nanang di Puskesmas Panipahan yang baru dibangun dan hampir rampung. Dr. Nanang berharap Puskesmas ini bisa ditingkatkan menjadi rumah sakit. Dengan demikian tenaga medis khususnya dokter spesialis akan semakin bertambah di daerah tersebut. Karena tidak adanya dokter spesialis menyebabkan pasien yang kritis harus menyewa perahu untuk dibawa keluar dan biayanya sangat besar.


Relawan juga mengajak warga memperagakan isyarat tangan dari lagu Satu Keluarga.

Dr. Juskitar, Sp.Kj, ketua TIMA Medan menjajaki kemungkinan suatu saat bisa bekerja sama dengan tenaga medis Puskesmas untuk melakukan baksos kesehatan di sana.

“Mudah–mudahan ke depannya kita bisa menjalin jodoh sehingga bisa menggalang hati warga di sini. Nanti kita akan sesuaikan dengan daerah ini apakah ke depannya memang kita bisa melakukan kegiatan TIMA misalnya baksos donor darah atau baksos kesehatan, mungkin penyuluhan tentang kesehatan,” harapan dari Dr. Juskitar, Sp.Kj.

Malam harinya, sekitar 43 warga panipahan hadir dalam temu ramah dengan tetap mentaati protokol kesehatan. Dalam kegiatan ini, relawan memaparkan visi dan misi Tzu Chi serta materi galang hati galang dana. Terlihat warga yang datang mendengar dengan khidmat. Salah satunya, Yeko Fongky Chaniago, merasa sangat bersyukur relawan mau datang ke Panipahan untuk menginspirasi warga di sini.


Acara ditutup dengan penuangan celengan dari warga Panipahan.

“Saya melihat bahwa program–program Tzu Chi sangat menarik seperti pelestarian lingkungan atau kunjungan kasih. Di Tzu Chi mengajarkan tentang cinta kasih dan peduli bukan hanya kepada sesama manusia tetapi kepada semua makhluk. Gathering ini sangat bermanfaat untuk warga Panipahan di mana bisa mengajarkan kepada warga mengenai Tzu Chi pastinya, kemudian manfaat serta cinta kasih yang bisa kita tebarkan untuk sesama.”

Di akhir acara, relawan juga mengajak warga untuk memperagakan isyarat tangan dari lagu Satu Keluarga. Kemudian acara ditutup dengan penuangan celengan dari warga Panipahan. Ajaran Master Cheng Yen melalui misi–misi kemanusiaan menjadi perekat setiap insan di dunia dalam menebarkan cinta kasih universal. Semoga semua ini bisa diwujudkan dalam tindakan nyata sehingga bisa menginspirasi banyak orang, masyarakat hidup rukun dan damai.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Menjaga Berkah dan Menciptakan Berkah Kembali

Menjaga Berkah dan Menciptakan Berkah Kembali

01 Juli 2015

Sebanyak 115 orang hadir dalam ramah tamah ini. Dalam acara ini, relawan juga mengingatkan kembali kepada warga agar senantiasa terus menjaga kebersihan tempat tinggal masing-masing. Dengan harapan rumah yang sudah dibangun bisa bertahan lama dan terawat. Selain acara ramah tamah, juga ada pembagian 20 kg beras kepada setiap kepala keluarga. 

Ramah Tamah Imlek : Semangat di Jalan Bodhisatwa

Ramah Tamah Imlek : Semangat di Jalan Bodhisatwa

27 Februari 2013 Minggu, 23 Februari 2013, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan acara Ramah Tamah Imlek di Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Setiap tamu undangan yang datang, disambut dengan hangat oleh barisan relawan. 
Ramah Tamah 1 tahun Bedah Buku

Ramah Tamah 1 tahun Bedah Buku

15 April 2014 Semoga menjadi lebih baik karena perjalanan masih jauh, materi yang di bawa semua berasal dari peserta, peserta menjadi obyek materi, semoga bukan hanya mengumpulkan keberkahan saja tetapi juga kebijaksanaan.
Melatih diri adalah membina karakter serta memperbaiki perilaku.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -