Mengukuhkan Tekad dan Semangat Para Relawan

Jurnalis : Rosy Velly Salim (He Qi Pusat) , Fotografer : Rosy Velly Salim (He Qi Pusat)


Indrawati Widjaja menyambut para peserta dengan hangat dan senyuman pada pembukaan Training Abu Putih ke-4.

Sebanyak 96 relawan Abu Putih (sebutan untuk relawan berseragam warna abu putih-red) He Qi Pusat berkumpul secara daring, Minggu, 29 November 2020. Mereka mengikuti Pelatihan Relawan Abu Putih komunitas yang diadakan sejak pukul 8.30 pagi hingga 12 siang.

Penghormatan kepada Master Cheng Yen dilakukan di awal maupun di akhir. Semua peserta kemudian menyanyikan Mars Tzu Chi dan pembacaan 10 Sila Tzu Chi.

Sesi pertama pelatihan ini dibawakan oleh salah satu relawan komite Tzu Chi, Heni Habbah shijie (panggilan untuk relawan wanita Tzu Chi-red). Ia membahas lebih dalam mengenai 10 Sila Tzu Chi.

“Sila pertama, tidak membunuh. Melatih diri menghindari pembunuhan, tidak mendukung perbuatan pembunuhan. Selain itu, kita harus merawat kehidupan semua mahkluk hidup dengan begitu kita akan melatih sifat welas asih kita, semua mahkluk sama takut dibunuh,” Ungkap Heni kepada para peserta training.

Materi pelatihan dilanjutkan oleh Wylen Djap shijie, dengan tema perjalanan di jalan Tzu Chi.

“Semua dapat dilakukan dengan pelatihan diri ke dalam dan penerapan diri ke luar. Dengan menerapkan kedua hal tersebut maka berkah dan kebijaksanaan akan datang bersamaan,” terangnya.


Heni Habbah membawakan materi 10 Sila Tzu Chi.

Jika hanya memiliki berkah dan tidak bijaksana, itu tidaklah baik, tambah Wylen. “Kita berada di sini, semua pasti berdasarkan atas keyakinan, kita yakin yang sudah kita lakukan adalah benar. Kita datang ke Tzu Chi pasti karena sudah ada tujuan, ada yang merasa ingin menggunakan waktu dengan baik, ada yang bilang ingin berbuat kebajikan, ingin menghabiskan masa tua, ingin memiliki banyak teman. Semua program yang dilakukan Tzu Chi adalah baik, karena itu disebutkan keyakinan adalah Ibu dari segala pahala, maka mari kita mantapkan keyakinan kita terlebih dahulu ya Shixiong, Shijie,” ujar Wylen.

Lagu Buddha Berada di Puncak Gunung Nasar (Fo Zai Ling Shan) menjadi penanda saatnya break peserta yang dipandu oleh Indrawati Widjaja sebagai pembawa acara.

Pukul 10 Pagi, Nony Intan membawakan materi berjudul Semangat dan Budaya Humanis 4 in 1. Latar belakang dari 4 in 1, adalah pada tahun 1996 di Taiwan terjadi topan Hepe yang mengakibatkan banjir parah. Saat itu belum ada relawan komunitas sehingga bantuan datang terlambat dan mengingat keselamatan relawan lainnya.

“Ada kasus, di mana istri membeli sayuran kol yang lebih dan dimasak semua pada hari tersebut yang membuat sang suami marah besar kepadanya hingga si isteri bunuh diri. Mendengar hal ini, Master Cheng Yen bersedih dan mengarahkan dibentuknya relawan komunitas agar dapat menjalin persahabatan dan kerukunan tetangga,” cerita Nony Intan.


Wylen Dyap berbagi materi bertema Perjalanan Tzu Chi.

Pelatihan Abu Putih pun diakhiri dengan menyaksikan tayangan Lentera Kehidupan berjudul Menempa Diri bagai Menempa Besi Di Tungku Pembakaran. Materi pada hari ini bertujuan mengukuhkan tekad dan semangat pelatihan diri maupun sumbangsih para relawan.

Bagi Asnan, relawan dari Hu Ai Jakarta Pusat, pada training kali ini ia bersyukur mendapat materi yang jelas, singkat, mudah dimengerti mengenai struktur relawan 4 in 1, 10 sila Tzu Chi, pelatihan ke dalam dan penerapan keluar tentang akhlak, serta sad paramita dari relawan senior Tzu Chi. Menurutnya dengan mengikuti pelatihan ia sebagai relawan baru dapat belajar dari relawan senior mengenai Visi, Misi Tzu Chi agar dapat ia praktikkan selama di jalan Bodhisatwa.

“Perasaannya sangat bahagia bisa bergabung di Tzu Chi untuk ikut mempraktikkan jalan Bodhisatwa semoga semua makluk hidup bahagia dan dunia selamat dari bencana,” ujarnya.


Nony Intan membawakan materi bertema Semangat dan Budaya Humanis 4 in 1 Tzu Chi.

Sementara itu Yuni Widya, relawan yang telah berseragam Abu Putih dari Hu Ai Pusat Sehati, pelatihan ini merupakan pelatihan keempat yang telah ia ikuti. Motivasinya terus mengikuti training agar ia dapat terus belajar dan mengetahui lebih banyak mengenai Tzu Chi,

“Saya pada dasarnya menyukai kegiatan sosial dan vegetarian yang disosialisasikan oleh Tzu Chi,” ujarnya.

Ada juga Susi Christine. Yang membuat ia termotivasi ikut adalah untuk me-recharge kembali semangatnya di tengah pandemi yang tidak bisa ikut Xun Fa Xiang karena bentrok dengan jam kerjanya. Melalui pelatihan iniia mendapat materi, pengalaman dari pembicara dan lebih menambah wawasan perihal vegetarian.

“Saya tidak pernah bosan mengikuti training, karena menambah ilmu bagi saya. Dapat masukan dari hal yang saya belum tahu dan mengingatkan saya,” ungkap Susi Christine.


Sebanyak 96 Peserta Training Abu Putih ke-4 memancarkan cinta kasih dalam lantunan doa bersama.

Adapun bagi Sumarni yang telah aktif bersumbangsih dalam Misi Pendidikan di Kelas Budi Pekerti, baginya dengan mengikuti pelatihan kali ini ia bisa mengenal lebih banyak relawan senior sehingga ia pun mendapat banyak inspirasi.

“Perasaan saya setelah mengikutinya, tumbuh semangat dan kasih dalam membantu orang lain, tahu lebih banyak fungsi, tugas yang dijalankan dari Xie Li hingga He Qi,” ujarnya.

Eva Wiyogo, Ketua He Qi Pusat berterima kasih kepada para perserta training yang telah meluangkan waktu mengikuti training ke-4 ini.

“Waktu lewat dengan cepat, kita sudah di penghujung tahun. Selama pandemi, kegiatan Tzu Chi lebih banyak dilakukan secara online untuk memutus mata rantai Covid-19. Saya berharap semua dapat meluangkan waktu menghirup Dhamma Master, sehingga kita bisa menghadapi dengan tenang dan bijak,” pungkasnya.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Mengukuhkan Tekad dan Semangat Para Relawan

Mengukuhkan Tekad dan Semangat Para Relawan

08 Desember 2020
Sebanyak 96 relawan Abu Putih He Qi Pusat berkumpul secara daring, Minggu, 29 November 2020. Mereka mengikuti Pelatihan Relawan Abu Putih yang diadakan sejak pukul 8.30 pagi hingga 12 siang. 
Beriman hendaknya disertai kebijaksanaan, jangan hanya mengikuti apa yang dilakukan orang lain hingga membutakan mata hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -