Menjadi Satu Keluarga

Jurnalis : Cindy Kusuma, Fotografer : Cindy Kusuma

fotoSabtu, 3 Maret 2012, sekitar 100 orang mengikuti Sosialisasi Calon Relawan Tzu Chi di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Hari Sabtu tanggal 3 Maret 2012, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kembali mengadakan acara Sosialisasi Calon Relawan Baru di Kantor Sekretariat Yayasan Buddha Tzu Chi, gedung ITC Mangga Dua, Jakarta. Sosialisasi rutin yang diadakan setiap Sabtu pertama setiap bulan, pukul 13.00 sampai 15.00 WIB  ini bertujuan untuk memperkenalkan visi dan misi Tzu Chi kepada masyarakat, serta mengetuk hati para simpatisan Tzu Chi untuk bergabung menjadi relawan Tzu Chi, menebarkan cinta kasih dan membantu sesama yang membutuhkan uluran tangan.

 

Acara yang dihadiri oleh sekitar 100 peserta ini dipandu oleh para relawan Tzu Chi dari He Qi Utara. Indrawati Shijie memulai acara sosialisasi dengan memperkenalkan profil Yayasan Buddha Tzu Chi serta sejarah berdirinya Tzu Chi. Indrawati Shijie juga tidak lupa menyampaikan pesan-pesan dari Master Cheng Yen untuk senantiasa peduli menebarkan cinta kasih kepada sesama. Noni Shijie melanjutkan dengan menjelaskan visi dan misi Tzu Chi: 4 misi besar dan 8 jejak langkah, serta menampilkan beberapa foto relawan pada saat melakukan bakti sosial, survei pasien kasus, serta kunjungan kasih. Noni Shijie mengungkapkan pentingnya bagi setiap relawan untuk mengikuti sosialisasi dan memahami visi dan misi Yayasan Buddha Tzu Chi. Tujuannya agar semua relawan mempunyai semangat dan tujuan yang sama dalam melayani di Tzu Chi.

Niat untuk Bersumbangsih
Pada sesi tanya jawab, para peserta terlihat sangat antusias untuk mengetahui lebih lanjut tentang cara bergabung menjadi relawan dan apa saja kegiatannya. Di tengah-tengah peserta, turut hadir Grady dan tiga orang teman kuliahnya. Grady dan teman-temannya saat ini sedang menjalani kuliah tahun terakhir di Fakultas Kedokteran Gigi sebuah universitas swasta di Jakarta. Para calon dokter gigi ini telah lama aktif dalam kegiatan baksos yang sering diadakan oleh universitas mereka. Pelayanan kesehatan gigi yang mereka jalani pun tersebar sampai ke berbagai pelosok daerah di Indonesia.

foto  foto

Keterangan :

  • Noni Shijie mengungkapkan pentingnya bagi relawan untuk mengikuti sosialisasi dan memahami visi dan misi Yayasan Buddha Tzu Chi. Tujuannya agar semua relawan mempunyai semangat dan tujuan yang sama dalam melayani di Tzu Chi (kiri).
  • Relawan Tzu Chi menampilkan salah satu budaya humanis Tzu Chi, yaitu isyarat tangan (shou yu) (kanan).

 

Melalui pengumuman yang mereka lihat di DAAI TV, hati mereka tergerak untuk menjadi relawan Tzu Chi, memberikan pelayanan kesehatan gigi bagi lingkup masyarakat yang lebih luas lagi. “Saya akan mengajak lebih banyak lagi teman-teman kampus untuk bergabung menjadi relawan Tzu Chi,” ujar Grady. Grady mengaku tersentuh dengan semangat Yayasan Tzu Chi yang tidak membeda-bedakan suku, agama dan latar belakang dalam membantu sesama.

foto  foto

Keterangan :

  • Grady (ketiga dari kiri) dan teman-teman kampusnya dari jurusan Kedokteran Gigi tergerak untuk menjadi relawan Tzu Chi di bidang medis (kiri).
  • Para peserta pun turut memeragakan isyarat tangan dan lagu berjudul "Satu Keluarga" (kanan).

Sosialisasi siang hari itu berlangsung dengan suasana penuh kekeluargaan dan keakraban. Acara kemudian ditutup dengan menyanyikan dan memeragakan gerakan isyarat tangan lagu “Satu Keluarga” yang diikuti oleh semua relawan dan peserta. Semoga melalui sosialisasi ini, lahir lebih banyak lagi insan-insan Tzu Chi dan relawan yang akan berhimpun menjadi satu keluarga besar Tzu Chi.

  
 

Artikel Terkait

SMAT di STIE Trisakti

SMAT di STIE Trisakti

09 Juni 2014 Celengan Bambu sendiri memiliki makna khusus bagi Isan Tzu Chi diseluruh dunia karena awal mulanya Yayasan Buddha Tzu Chi di Taiwan berdiri melalui celengan bambu ini.
Baksos Biak: Yakin akan Sembuh

Baksos Biak: Yakin akan Sembuh

06 Juni 2011
Baksos kesehatan yang dikhususkan bagi warga tidak mampu ini tentunya memberikan kebahagiaan bagi banyak warga di Kabupaten Biak Numfor, Papua. Tidak sekadar kebahagiaan, tetapi juga harapan pada pasien yang menderita katarak seperti Yeafet.
Baksos ke-95: Keberanian Riski untuk Sembuh

Baksos ke-95: Keberanian Riski untuk Sembuh

04 Desember 2013 Ketika itu, dokter menyarankan Riski harus menjalani operasi untuk mengobati mata katarak. Mendengar ini pun Sudarto hanya bisa pasrah dan berharap ada acara baksos kembali yang bisa menerima anak-anak.
Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -