Menjalin Jodoh Dengan Warga Apartemen Tokyo Riverside

Jurnalis : Poppy Juliana Tanaka, Henry Tando (He Qi Utara 1), Fotografer : Henry Tando, Tan Surianto (He Qi Utara 1)

Hana (kaos biru) sedang memberikan pengarahan tentang tata cara lomba mewarnai kepada peserta.

Terik matahari di hari Minggu siang 21 Mei 2023, tidak memupuskan semangat para relawan Tzu Chi dan anak-anaknya yang tergabung dalam Tzu Chi Next Generation untuk turut menyukseskan kegiatan Doa Bersama Waisak, Hari Ibu Internasional, dan hari Tzu Chi sedunia. Kegiatan yang dilaksanakan di Roppongi Lane - Tokyo Hub, PIK 2, dimulai dari pukul 16.00 sampai dengan 19.00 WIB ini bertujuan untuk menjalin jodoh antara relawan dengan warga Apartemen Tokyo Riverside.

Anak Tzu Chi Next Generation memeriahkan suasana dengan penampilan gu zheng dan harpa.

Tim konsumsi sedang mempersiapkan soto vegetaris untuk dijual dan diperkenalkan kepada masyarakat.

Kegiatan ini dimulai dengan lomba mewarnai, yang diikuti oleh 16 peserta dari umur 6 – 7 tahun. PIC untuk kegiatan mewarnai adalah Hana dari Tzu Chi Next Generation. Hana juga yang mendisain gambar untuk lomba mewarnai ini. Tema lomba mewarnai adalah Berbakti kepada Orang Tua. Hana menggambar bambu, bunga Teratai, 5 orang dengan satu orang duduk di kursi roda, satu lansia memegang tongkat, dan 3 orang sedang membantu.

“Saya menggambar bambu, karena bambu melambangkan kekuatan dan pertumbuhan. Saya berharap anak-anak yang ikut lomba mewarnai ini, bisa mendapatkan kekuatan di masa depannya dan tumbuh menjadi orang yang baik, dan respect (menghormati) orang tuanya,” jelasnya. Ia juga menggambar bunga teratai, karena teratai melambangkan cinta kasih dan kemurnian. Hana berharap dengan gambar teratai ini, anak-anak dapat mengembangkan cinta kasih mereka terhadap orang tua mereka sendiri dan para Lansia lain.

Warga masyarakat yang sedang melakukan doa yang dipandu oleh relawan.

Selagi anak-anak lomba mewarnai, para penonton dapat menikmati alunan suara gu zheng, harpa, lagu Tzu Chi dan peragaan bahasa isyarat tangan, juga drama tentang pelestarian lingkungan.

Setelah lomba selesai, relawan Tzu Chi mengundang orang tua untuk naik ke atas panggung dan melakukan prosesi basuh kaki. Ada beberapa orang tua yang baru pertama kali merasakan bagaimana rasa senangnya dan terharu bahwa anak mereka sudah besar dan mau membasuh kaki mereka. Ada juga anak yang selain membasuh kaki papa atau mama mereka, masih memijit kaki papa atau mama.

Lim Yurniati terharu saat anaknya membasuh kakinya. Averyn, anaknya juga memenangkan lomba mewarnai juara 1.

Lim Yurniati, seorang ibu yang ikut dalam basuh kaki mengatakan ini adalah kedua kalinya dia mengikuti kegiatan basuh kaki, yang pertama kali adalah di kegiatan Hari Ibu, Tzu Chi School. “Terharu juga ya, nggak semua orang pernah merasakan kakinya dicuciin sama anak. Ada kegiatan seperti ini, jadi anak-anak tahu gimana cara menghormati orang tua,” tutur Lim Yurniati. Dia juga sangat senang mengetahui bahwa Averyn, anaknya mendapatkan juara 1 di lomba mewarnai ini.

Pada kegiatan ini ada pula Kelas Memasak Sehat yang dibawakan oleh Cindy Lie. Selain kelas memasak sehat, ada 7 menu makanan vegetaris dari relawan yang diperkenalkan kepada masyarakat yang datang. Salah satunya menu soto santan vegetarian, resep dari Lulu Jong. Walaupun dibuat vegetaris, rasa enaknya tidak kalah dengan soto non vegetaris. Sebelumnya, soto telah lebih dulu dimasak rumah Seri, ketua relawan komunitas BGM, bersama delapan relawan, mereka memasak 100 porsi soto dan mendapat animo positif dari masyarakat yang datang.

Sejak pukul 1 siang, Elisha sudah mulai mendekor altar.

Sesuai dengan tema kegiatan yang adalah Doa Jutaan Insan, maka di sudut lokasi pun dilengkapi dengan altar yang agung dan indah. Elisha yang mendekor altar tersebut berbagi pengalamannya. “Ini kali pertama saya mendapat ladang berkah untuk membantu dekor di tempat outdoor. Perasaan senang dan gembira karena mendapat kesempatan ini. Biarpun sempat khawatir awalnya karena tempatnya yang terbuka dan banyak angin. Khawatir barang di meja altar dan taplak meja altar yang bisa berantakan tertiup angin. Tapi ternyata kekhawatiran saya tidak berarti karena pada hari H cuaca sangat mendukung. Angin sangat bersahabat sehingga meja altarnya aman dan acara bisa berjalan dengan lancar,” paparnya senang.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Menyambut 30 Tahun Tzu Chi Indonesia di Momen Waisak

Menyambut 30 Tahun Tzu Chi Indonesia di Momen Waisak

16 Mei 2023

Menyambut 30 Tahun Tzu Chi Indonesia, perayaan Waisak tahun 2023 ini membentuk formasi angka 30 yang diikuti oleh ribuan relawan dan sukarelawan.

Doa yang Terkabulkan di Bulan Waisak

Doa yang Terkabulkan di Bulan Waisak

30 Mei 2016
Pada 17 Mei 2016, insan Tzu Chi Medan mengundang warga Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Bakung hadir ke Depo Pelestarian Lingkungan Mandala untuk menerima peta bidang yang merupakan lampu hijau menuju penerbitan sertifikat.
Waisak 2558: Kisah Dari Balik Layar

Waisak 2558: Kisah Dari Balik Layar

14 Mei 2014

Peringatan Hari Waisak, hari Ibu Internasional, hari Tzu Chi sedunia untuk tahun 2014 telah berlangsung dengan sukses pada hari Minggu, 11 Mei 2014 bertempat di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk.

Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -