Doa Bersama Waisak Sekaligus Mengingat Jasa Besar Orang Tua
Jurnalis : Arimami Suryo A, Fotografer : Arimami Suryo A
Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Tangerang menggelar Doa Bersama Waisak yang berlangsung di The Springs Club, Gading Serpong, Tangerang serta dihadiri sekitar 600 peserta pada Sabtu, 17 Mei 2025.
Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Tangerang menggelar Doa Bersama Waisak yakni peringatan Hari Waisak, Hari Ibu Sedunia, dan Hari Tzu Chi Internasional pada Sabtu petang, 17 Mei 2025 di The Springs Club, Gading Serpong, Tangerang. Selain berdoa bersama, acara yang dihadiri sekitar 600 peserta ini juga mengadakan kegiatan basuh kaki dalam rangka memperingati hari ibu.
Walaupun cuaca mendung, tetapi semangat dan antusias terpancar dari wajah para peserta yang hadir satu persatu. Relawan He Qi Tangerang pun menyambut dengan hangat para peserta yang hadir baik dari relawan dan keluarga ataupun para tamu undangan. “Peserta yang datang dari relawan bersama keluarga dan teman. Kita juga mengundang pihak-pihak yang bekerja sama dengan kita seperti sekolah dan organisasi lainnya,” ungkap Johnny Chandrina, Ketua Relawan Tzu Chi Komunitas He Qi Tangerang.

Ketua Relawan Tzu Chi Komunitas He Qi Tangerang, Johnny Chandrina memimpin barisan relawan yang membawa pelita dan bunga.
Selain dari relawan He Qi Tangerang, kegiatan Doa Bersama Waisak ini juga didukung oleh relawan-relawan Tzu Chi dari komunitas lainnya seperti He Qi Pusat, He Qi Barat 1 dan 2, dan He Qi Cikarang. Menurut Johnny, kegiatan ini bisa menjadi refleksi agar setiap orang kembali ke hakikat kemurnian hati dan saling menjalin kekompakan.
“Perayaan Waisak ini adalah momen kita untuk kembali ke hati yang murni. Dengan adanya acara ini, semoga semua makhluk berbahagia, semoga semua relawan semakin akrab dan kompak,” jelas Johnny Chandrina di sela kegiatan.

Bhikkuni Bhadra Sukhitta memberikan wejangan kepada seluruh peserta Doa Bersama Waisak yang diadakan He Qi Tangerang.
Rangkaian demi rangkaian kegiatan Doa Bersama Waisak ini pun berlangsung dengan hangat dan khidmat. Satu persatu para peserta juga melaksanakan prosesi pemandian rupang Buddha. Doa bersama ini semakin lengkap dengan wejangan yang disampaikan oleh Bhikkuni Bhadra Sukhitta kepada seluruh peserta yang hadir. Dalam pesannya, Bhikkuni Bhadra Sukhitta juga menyinggung tentang “zheng nian dan li xing”, yang diambil dari ajaran Master Cheng Yen, "Giat mengembangkan perhatian benar untuk belajar dan sadar. Tekun dan bersemangat dalam mempraktikkan Jalan Bodhisatwa."
“Tzu Chi tahun ini ada tulisan zheng nian, artinya perhatian benar. Untuk melatih diri maka kita harus zheng nian karena Master Cheng Yen mengajarkan kita harus membina zheng nian untuk melatih batin kita supaya tidak dikacaukan masa lalu dan masa yang akan datang,” ungkap Bhikkuni Bhadra Sukhitta dalam ceramahnya.

Relawan Tzu Chi dari berbagai komunitas dan para peserta lainnya berkesempatan ikut memandikan rupang Buddha.
Feny Dwi Ekabuari (42), warga Ciputat, Tangerang Selatan yang hadir dalam kegiatan Doa Bersama Waisak ini juga sangat senang. Hadir bersama suami, anak, dan papanya, Veny pun merasa kegiatan ini sebagai momentum untuk memperbaiki diri dari kesalahan-kesalahan di masa lalu. Sebagai umat Buddha, ia pun merasa batinnya menjadi tenang dan jernih kembali karena mengikuti prosesi memandikan rupang Buddha sebagai simbol membasuh dan membersihkan kekotoran batin.
“Jadi mengecas kembali batin kita karena selama ini sibuk atau penuh kekotoran batin. Lewat kegiatan ini jadi merasa lebih jernih, berusaha lebih baik lagi, seperti yang Buddha ajarkan yakni menghilangkan kebencian, berwelas asih. Apalagi lihat relawan bersemangat penuh dedikasi untuk masyarakat jadi lebih menyemangati,” ungkap Veny bersukacita.
Wujud Bakti Kepada Orang Tua
Selain Doa Bersama Waisak, dalam kegiatan kali ini juga diadakan acara basuh kaki sebagai wujud bakti kepada orang tua. Dalam kesempatan ini beberapa keluarga yang telah mendaftar sebelumnya kemudian didampingi relawan untuk melakukan prosesi basuh kaki di depan para peserta. Suasana haru pun menyelimuti seluruh ruangan dan peserta.

Feny Dwi Ekabuari, warga Ciputat, Tangerang Selatan yang hadir bersama suami, anak, dan papanya ikut berdoa dalam kegiatan ini.
“Banyak orang berbakti kepada orang tua, tetapi kan belum tentu bisa menunjukkannya secara langsung. Tetapi hari ini mereka mau dan benar-benar mempraktikkan basuh kaki kepada orang tua, memijat orang tua, menyisir rambut, dan meminta maaf kepada orang tua,” jelas Jhonny Chandrina.
Beberapa peserta basuh kaki pun tak kuasa menahan haru serta langsung meneteskan air mata. Mereka langsung mengingat jasa dan peran orang tua yang telah mendidik, membesarkan, serta mendoakan anaknya hingga saat ini. Nana (45), warga Taman Cibodas, Tangerang yang ikut dalam prosesi basuh kaki ini pun bersyukur dapat mengungkapkan wujud baktinya kepada mama mertuanya karena kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.
“Karena saya sudah tidak punya orang tua karena sudah meninggal, tapi kali ini saya punya kesempatan untuk mengucapkan terima kasih dan menunjukkan saya juga menyayangi mama mertua saya. Jadi saya anggap ini sebagai perwakilan karena mama saya sudah nggak ada dan saya belum sempat mengungkapkan seperti hari ini,” jelas Nana.

Dengan penuh rasa haru, Nana dan suami, peserta asal Taman Cibodas, Tangerang menyisir rambut mama mertua saat mengikuti rangkaian prosesi basuh kaki orang tua.
Nana yang datang bersama suami, dua anak, dan mama mertuanya ini juga merasa kegiatan basuh kaki ini sangat penting terutama bagi generasi saat ini. Karena di tengah perkembangan jaman dan kondisi sosial yang sudah mulai berubah, banyak pula yang sudah mulai cuek dan tidak peduli dengan orang tuanya.
“Menurut saya penting, untuk mengingatkan. Karena belum tentu semua anak jaman sekarang mau menunjukkan kasih sayang kepada orang tua. Kebanyakan anak jaman sekarang cuek, jadi selagi masih ada orang tua harus kita hormati dan sayangi sebagai wujud bakti kepada mereka sebelum terlambat,” ujar Nana.
Editor: Metta Wulandari
Artikel Terkait
_edt.jpg)
Waisak 2025: Menggali Makna Sadar dan Tekun dalam Jalan Bodhisatwa
16 Mei 2025Perayaan Waisak di Tzu Chi Batam pada Minggu, 11 Mei 2025 menampilkan lantunan Sutra yang indah dari para relawan serta dekorasi yang menggambarkan perjalanan hidup Buddha.

Waisak 2025: Harmonisnya Waisak Tzu Chi Bersama Yayasan Perguruan Gajah Mada Binjai
23 Mei 2025Waisak Bersama pertama kali yang diadakan di kota Binjai dengan menggandeng Yayasan Perguruan Gajah Mada Binjai. Kegiatan dihadiri ole lebih dari 150 peserta.

Khidmat dan Menyentuh, Perayaan Waisak 2025 di Tzu Chi Pekanbaru
20 Mei 2025Perayaan Waisak 2025 di Gedung Tzu Chi Pekanbaru berlangsung khidmat. Diikuti 255 tamu undangan dan 67 relawan, prosesi pemandian rupang Buddha, doa bersama, serta pesan Dharma menyentuh hati seluruh peserta.