Menjalin Jodoh Melalui Donor Darah
Jurnalis : Agus Lee (Tzu Ching Batam), Fotografer : Celia, Djaya Iskandar (Tzu Chi Perwakilan Batam)
|
| ||
Walaupun donor darah dimulai pukul 10.00, namun pukul 09.30 pagi, relawan sudah mulai mensosialisasikan kegiatan donor darah dengan membawa papan donor darah ke jalan raya. Walaupun cuaca yang panas sangat menyengat, namun cuaca ini justru membangkitkan semangat relawan untuk menginformasikan ke pengguna jalan raya bahwa sedang dilakukannya donor darah di tempat tersebut. Kerja keras para relawan tersebut mendapatkan respon yang positif dalam waktu yang cukup singkat, beberapa pendonor mengaku bahwa mereka mengetahui ada kegiatan donor darah dari relawan yang berdiri di tepi jalan raya. Diiringi lagu humanis Tzu Chi, para pendonor yang datang diminta untuk melakukan pendaftaran terlebih dahulu, kemudian dilakukan pengecekan apakah yang bersangkutan memenuhi syarat yang diperlukan untuk mendonorkan darahnya. Dari pendonor yang berhasil mendonorkan darahnya, ada beberapa yang baru pertama kali, misalnya Heru, "Terus terang masih alergi suntik dengan jarum tapi dengan niat, saya pikir juga tidak ada masalah, enjoy saja." Lain halnya dengan Andri Mamantung, "Kita hidup tidak sendiri jadi harus berbagi. Kesehatan tubuh kita tidak mungkin untuk kita sendiri. Selagi kita bisa sehat menolong orang lain lebih baik kita untuk tolong orang lain," ungkap pendonor yang sudah 19 kali mendonorkan darahnya. Relawan tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menjalin jodoh baik dengan para pendonor. Pendonor diberikan cinderamata berupa gantungan hasil karya barang daur ulang, pena, dan Buletin Tzu Chi terbaru. Sambil menikmati kue dan minuman yang tersedia, relawan menjelaskan apa saja yang dilakukan Tzu Chi agar mereka mengenal lebih jauh tentang Tzu Chi.
Keterangan :
Pukul 12.30, hujan deras tiba-tiba mengguyuri Kota Tanjung Pinang, lokasi donor darah tidak luput dari guyuran hujan bersama angin tersebut. Kondisi tersebut membuat relawan sibuk memindahkan kursi dan meja pendaftaran yang terlanjur basah terkena hujan. Dalam waktu singkat, kursi di depan meja pendaftaran pun sepi dari pendonor. Satu jam kemudian, dengan membawa payung, relawan kembali mensosialisasikan donor darah di jalan raya. Xiao Han Shijie selaku koordinator acara juga turut mengajak pengendara kendaraan untuk singgah dan turut beramal dengan donor darah. Pertama kali mengemban tanggung jawab sebagai koordinator, beliau mendapatkan banyak pelajaran "Belajar bagaimana menjaga kelakuan dan memiliki hati yang lebih terbuka." Jalinan jodoh Tzu Chi dengan masyarakat semakin erat dengan adanya kegiatan donor darah. Pada kesempatan kali ini, total warga yang mendaftarkan diri berjumlah 106, diantaranya ada 73 orang berhasil mendonorkan darah. Apabila kesehatan mengizinkan, tidak ada salahnya kita menyumbangkan darah kita ke orang lain. Selain bermanfaat bagi orang yang membutuhkan, juga membantu melancarkan sirkulasi darah kita. Semoga masyarakat Tanjung Pinang terbantu dengan adanya donor darah rutin yang dilakukan oleh Tzu Chi dan turut membangkitkan rasa cinta kasih terhadap sesama, menciptakan dunia yang damai dan sejahtera. | |||
Artikel Terkait

Suara Kasih : Menggalang Bodhisatwa Dunia
04 November 2010 lebih dari 1.000 relawan bersumbangsih dalam upaya pembersihan lokasi bencana di Yilan. Semua orang bersatu hati karena tinggal di wilayah yang sama. Karena itu, saya berharap dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat lebih giat berkontribusi bagi masyarakat dan menggalang Bodhisatwa dunia.Harapan Untuk Sembuh
03 November 2014Minggu, 26 Oktober 2014, Tzu Chi kembali mengadakan screening baksos pengobatan yang kali ini diperuntukkan warga Batam dan sekitarnya, tak terkecuali Tanjung Balai Karimun. Relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun pun bersatu hati melakukan screening pasien Katarak, Bibir Sumbing, Hernia, dan Benjolan di Medic Center, Tanjung Balai Karimun. Warga pun sangat antusias adanya baksos ini.

Berlutut di Kaki Orang Tua Bagaikan Anak Kambing Menyusu Pada Induknya
19 Maret 2015Setelah pelan-pelan membasuh kaki dan melap kering kaki orangtua, anak-anak kemudian berdiri dan memeluk orangtua mereka seraya mengucapkan “Saya sayang papa dan mama.” Senyum bahagia dan tangis haru mengalir dari para papa dan mama.