Menjawab Budi dengan Prestasi

Jurnalis : Hadi Pranoto , Fotografer : Hadi Pranoto

Agatha, salah seorang penerima beasiswa karir Tzu Chi yang kini bekerja di RS Cinta Kasih Tzu Chi.

“Ayo, Suster rapikan dulu ya tempat tidurnya, biar nanti kamu nyaman istirahatnya. Kamu hari ini mau pulang kan…?” tanya Suster Agatha. “Nggak mau, aku belum mau pulang,” kata Pius, salah satu pasien anak di Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat. Pius sendiri mengalami sakit tipus dan terpaksa harus dirawat selama beberapa hari di rumah sakit. Siang itu, Rabu, 30 Agustus 2017 merupakan hari terakhirnya menginap di rumah sakit. Dokter telah mengizinkannya pulang.

Pius merupakan salah satu pasien anak yang disambangi Agatha pagi itu. Selain Pius, masih banyak pasien anak-anak lainnya yang harus dicek kondisi kesehatannya, kelancaran aliran infus, kecukupan obat dan makanan, serta kerapian tempat tidurnya. Dan semua itu merupakan tugas dan tanggung jawab seorang perawat.

Agatha Petritas Septirina (21) atau yang akrab disapa Agatha baru seminggu lebih bekerja sebagai perawat di RS Cinta Kasih Tzu Chi. Agatha merupakan salah seorang penerima program Beasiswa Karir Tzu Chi, di mana mahasiswa yang diterima pengajuan bantuan pendidikannya ini  nantinya setelah lulus akan ditempatkan (bekerja) di badan-badan Misi Tzu Chi dengan masa kerja tertentu (N + 1, dimana N= masa kuliah + 1 tahun). Agatha yang berasal dari wilayah Sumatera Selatan ini juga menerima bantuan biaya hidup setiap bulannya sehingga masa kerja yang harus dilaluinya adalah: N x 2 + 1. Jadi jika ia kuliah selama 3 tahun maka ia akan menjalani masa kerja selama 7 tahun.

“Senang. Kalo kerja kan memang yang dicari kenyamanan, selain uang tentunya. Kalau kita senang dan bahagia maka apa yang akan kita kerjakan juga pasti akan baik hasilnya,” kata Agatha, “kebetulan saya juga dulu pernah magang di sini, jadi situasi dan lingkungannya sudah terbiasa.”

doc tzu chi

Menjadi seorang perawat adalah salah satu profesi yang diimpikannya sejak lama. Bagi Agatha, bisa melayani dan membantu sesama merupakan sebuah berkah.

Lulusan Terbaik
Agatha merupakan lulusan terbaik dari Akademi Keperawatan (Akper) Husada Jakarta. Indek Prestasi Kumulatifnya (IPK) mencapai 3,8. Nyaris sempurna. Gadis yang sejak sekolah dasar selalu meraih peringkat satu ini diwisuda pada 16 Agustus 2017 bersama 76 mahasiswa lainnya. Selain Agatha ada tujuh mahasiswa penerima beasiswa karir Tzu Chi lainnya.

“Kebetulan di (Akper) Husada ini prestasi anak-anak Tzu Chi cukup baik dan sudah dikenal,” terang Agatha. Selama berkuliah, Agatha mengaku tidak hanya mendapatkan beasiswa secara finansial (dana), tetapi juga bimbingan psikologi, sosial, dan spiritual. “Saya baru nemuin ada yayasan yang memberikan beasiswa secara menyeluruh, bukan hanya secara material, tetapi juga pendampingan yang utuh. Bahkan sampai urusan tempat tinggal pun relawan ikut membantu mencarikan,” ungkapnya.

Sebagai wadah pembinaan bagi anak-anak penerima beasiswa, Tzu Chi setiap bulan juga mengadakan gathering. Di sini anak-anak penerima beasiswa mengikuti berbagai kegiatan dengan didampingi relawan Tzu Chi. Materi-materi gathering sendiri memang sesuatu yang berkaitan dengan “kebutuhan” para mahasiswa, seperti manajemen waktu, keuangan, dan membangun motivasi belajar.

“Saya jadi merasa seperti punya keluarga, ada yang dengerin keluh kesah saya. Terus juga ada motivasi dan solusi atas permasalahan yang kita hadapi. Jujur, sebenarnya kita tahu solusinya, tetapi kita kadang butuh untuk diyakinkan. Apalagi yang bicara memang orang-orang yang sudah berpengalaman,” jelasnya.

Pendampingan relawan Tzu Chi memberi kesan yang cukup mendalam dalam diri Agatha. Salah satunya adalah Lulu, relawan Tzu Chi yang memang sejak awal mendampinginya.

“Beliau sangat keibuan dan hangat orangnya. Setiap kasih bimbingan selalu ramah dan terus memotivasi saya untuk lebih baik lagi,” kata Agatha. Hal ini seidkit banyak mempengaruhi gadis kelahiran 21 tahun silam ini. “Pribadi saya jadi lebih baik, sama orang tua dan keluarga lebih perhatian. Saya juga jadi lebih kenal Master Cheng Yen (pendiri Tzu Chi), filosofinya, dan ajaran beliau,” tegasnya.

Ada satu kata perenungan Master Cheng Yen yang amat berkesan di dalam hatinya, yaitu: cinta kasih tidak akan habis jika dibagikan, tetapi akan terus bertambah. Karena itulah semangat cinta kasih universal Tzu Chi ini terus tertanam dan siap disebarluaskan dalam setiap langkahnya.

Sebagai anak yang terlahir dari keluarga sederhana, Agatha merasa bersyukur bisa memperoleh kesempatan pendidikan tinggi. Apalagi ibunya, Magdalena Zainuya ini harus seorang diri menghidupi ketiga anaknya: Stanus Laus Her Nando Patka, Yehezkiel Dwi Atmaja, dan Agatha. Sebagai pegawai perpustakaan di SMA Xaverius baturaja, cukup berat bagi Magdalena untuk bisa membiayai anak-anaknya hingga ke perguruan tinggi.

“Mama selalu bilang kalo kita mau kuliah ya harus berusaha sendiri. Tapi bukan berarti Mama nggak sayang atau peduli sama kita, tapi lebih kepada kemampuan (finansial),” kata Agatha mengulang perkataan sang ibu. Dan harapan itu pun terkabul, dimana kakak pertama Agatha bisa kuliah sambil bekerja, dan kakak keduanya sudah bekerja. Agatha sendiri mendapatkan beasiswa pendidikan dari Tzu Chi. “Karena itulah berada di titik ini adalah hal yang sangat saya syukuri,” tegas Agatha.

Agatha rutin mengikuti Gathering Anak Asuh Tzu Chi yang diadakan setiap bulan di Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara. Kegiatan ini memberikan banyak pelajaran baginya, seperti bagaimana mengatur waktu, keuangan, dan terus memotivasi diri untuk maju.

Sebagai ungkapan rasa syukurnya, di hari wisudanya, tanggal Rabu, 16 Agustus 2017, Agatha membacakan satu lagu Tzu Chi berjudul Senyuman Terindah di atas podium. Sebagai lulusan terbaik Agatha berkesempatan menyampaikan sambutannya, sekaligus mewakili perasaan teman-temannya yang berkuliah di Akper Husada Jakarta.   

Jauh di rantau, kubermimpi …

Kulihat senyuman, yang terindah …

Kerutan dahi yang dalam …

Tanda cintamu …

Belaian hangat …

Pulihkan, luka hati …

Saat ku tumbuh seiring waktu …

Sering kulupakan nasihatmu …

Tapi hatimu bagai lautan yang luas …

Biarkan ku bebas kejar, cita-cita …


Senyuman terindah …

Di dalam mimpiku …

Bagai air menghidupi dunia …

Syukurku dalam mimpi …

Cintamu yang abadi …

Sertaiku hari demi hari …

 

Saat ku tumbuh seiring waktu …

Sering kulupakan nasehatmu …

Tapi hatimu bagai lautan yang luas …

Biarkan ku bebas kejar, cita-cita …

Senyuman terindah …

Di dalam mimpiku …

Bagai air menghidupi dunia …

Syukurku dalam mimpi …

Cintamu yang abadi …

Sertaiku hari demi hari …

 

Senyuman terindah …

Di dalam mimpiku …

Bagai air menghidupi dunia …

Syukurku dalam mimpi …

Cintamu yang abadi …

Sertaiku hari demi hari


Dengan lancar dan lantang Agatha membacakan ini dihadapan 76 wisudawan, orang tua, dan juga para dosen.

Belajar dengan giat demi kebahagiaan orang tua, keluarga, dan relawan Tzu Chi membuat Agatha menjadi lulusan terbaik Akademi Keperawatan Husada. Wisuda diadakan pada Rabu, 16 Agustus 2017.   

Menurut Agatha, lagu Senyuman Terindah ini sangat cocok dan melekat di dalam hatinya. Ia yang seorang perantauan di ibukota bisa merasakan kehangatan Satu Keluarga dari diri para relawan Tzu Chi. “Kalau lagi sedih atau down semangatnya, saya sering nyanyiin lagu ini, dan langsung jadi semangat lagi. Mungkin karena saya juga jadi teringat sama Mama, sehingga saya harus bisa membuat beliau bahagia dan bangga,” terang Agatha.

Mama dan kakak Agatha pun cukup kaget dibuatnya. Soalnya Agatha selama ini terkenal sebagai sosok pendiam dan tidak pandai mengungkapkan pendapat di muka umum. “Mama bilang kalau saya sekarang banyak perubahan, bukan hanya secara akademik, tetapi juga dari sikap dan perbuatan,” kata Agatha sambil tersenyum. 

Dan perubahan ini salah satunya bersumber dari filosofi dan ajaran-ajaran Master Cheng Yeng yang diketahuinya dari kegiatan Tzu Chi. “Jujur, dulu saya orangnya agak cuek, tapi setelah kenal Tzu Chi dan mengikuti gathering bersama relawan saya jadi lebih sering dengar dan diingatkan tentang pentingnya berbakti. Sejak itu, saya jadi lebih perhatian ke Mama, kalau beliau ulang tahun saya berikan dia bunga, dan mama sangat senang,” ujarnya.

Lirik lagu Senyuman Terindah ini mengalir begitu saja dari bibirnya, seperti ungkapan rasa hati seorang anak yang merasakan kehangatan sebuah keluarga meskipun jauh dari orang-orang tercinta. “ (Prestasi) ini juga saya persembahkan buat Tzu Chi, saya ingin membalas apa yang telah Tzu Chi berikan kepada saya dengan cara berprestasi seperti ini,” ungkapnya, “semoga saya juga bisa terus mengabdi dengan setia di Tzu Chi.”


Artikel Terkait

Menjawab Budi dengan Prestasi

Menjawab Budi dengan Prestasi

06 September 2017

Sebagai lulusan terbaik di Akper Husada, Agatha, seorang penerima program beasiswa karir Tzu Chi berkesempatan menyampaikan pidato sambutan saat wisuda tanggal 16 Agustus 2017. Rasa syukur ia ungkapkan kepada orang tua, insan Tzu Chi, dan sahabat yang telah mendukungnya.

 

Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -