Menjunjung Tinggi Semangat Cinta Kasih Tzu Chi

Jurnalis : Suyanti Samad (He Qi Timur), Fotografer : Suyanti Samad (He Qi Timur), Dok. Tzu Chi


Minggu, 4 Oktober, 2020 Tzu Chi Indonesia kembali mengadakan pelatihan kedua relawan pemerhati rumah sakit, yang diikuti oleh 829 insan Tzu Chi dari berbagai kota melalui aplikasi Zoom (online). Suriadi, Kepala Sekretariat Tzu Chi Indonesia menjelaskan bahwa pembangunan Tzu Chi Hospital sudah hampir rampung penyelesaiannya.

Dalam kurun waktu lima (5) bulan nantinya, keluarga besar Tzu Chi Indonesia akan menyambut hadirnya Tzu Chi Hospital yang kini sudah hampir rampung proses pembangunannya. Tahun depan, tepatnya awal April 2021, rencananya adalah soft opening Tzu Chi Hospital yang terletak di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Sebagai langkah persiapan, Tzu Chi Indonesia tentu tidak hanya mempersiapkan hardware-nya saja, namun juga softaware-nya, dalam hal ini pendukung tenaga medis, yakni relawan pemerhati. Inilah yang menjadi latar belakang Tzu Chi Indonesia mengadakan pelatihan relawan rumah sakit, yang dirangkai dalam 6 bulan berturut-turut dimulai dari bulan September 2020 hingga bulan Februari 2021.

Minggu, 4 Oktober 2020 kegiatan pelatihan yang kedua kembali diadakan. “Bulan lalu pada 6 September 2020, kita sudah mengadakan pelatihan pertama, kita telah mendengarkan sharing tentang Sejarah Misi Kesehatan Tzu Chi di Taiwan dari Lin Bi-Yu. Selain itu, kita juga mendengarkan Visi Misi Tzu Chi Hospital yang disampaikan oleh Sugianto Kusuma, Prof. DR. Dr. Satyanegara, Sp.BS(K), Dr. Gunawan Susanto, Sp.BS, selaku pimpinan dari Yayasan Tzu Chi Medika dan Tzu Chi Hospital,” kata Suriadi, Kepala Sekretariat Tzu Chi Indonesia yang menjadi pemandu acara kepada 829 insan Tzu Chi yang mengikuti pelatihan ini melalui aplikasi Zoom.


“Saya berharap setiap staf medis yang melayani di Rumah Sakit Tzu Chi Taipei dapat memahami filosofi Tzu Chi. Saat pasien mempercayakan nyawanya, kita hendaknya dapat bersungguh hati sehingga semangat awal Master dalam mendirikan rumah sakit dapat terwujud,” kata dokter Chao You-Cheng dalam sharing-nya.

Pada pelatihan ini, Suriadi menambahkan rangkaian pelatihan relawan pemerhati rumah sakit yang telah dijadwalkan setiap bulan di minggu pertama dimulai dari bulan September 2020 hingga Februari 2021 pelatihan online dan bulan Maret 2021 adalah training offline yang dilaksanakan setiap hari minggu, adalah training di lokasi rumah sakit. “Pada saat itu (training di lokasi rumah sakit-red), kita akan lihat kondisi aslinya di lapangan sehingga relawan sudah mengetahui dan mengenal betul kondisi Tzu Chi Hospital,” kata Suriadi kepada peserta training.

Inilah serangkaian training yang akan diadakan oleh Tzu Chi Indonesia dengan tujuan agar insan Tzu Chi dapat mengikutinya hingga selesai. Informasi dalam training ini merupakan informasi yang berharga, selain menambah pengetahuan tentang bagaimana pengelolaan rumah sakit juga pengetahuan tentang bagaimana memberikan perhatian  kepada pasien, yang nantinya juga bisa kita aplikasikan di rumah ketika ada salah satu anggota keluarga yang sakit.

“Selain menambah pengetahuan, minimal kita sebagai keluarga besar insan Tzu Chi kita juga tahu dan mengikuti proses tahap pembangunan rumah sakit. Kita ini adalah penggalang dana. Kita ini adalah donatur. Kita adalah yang punya rumah sakit, maka kita harus tahu,” kata Suriadi.

Misi Kesehatan Tzu Chi


Secara pribadi, Dokter Chao You-Chen sangat berterima kasih atas kepercayaan dan keberanian Master Cheng Yen dalam mendirikan Rumah Sakit Tzu Chi.

Sesungguhnya, Misi Kesehatan Tzu Chi pada awalnya sangat sulit dijalani. Awal perjalanannya dimulai dari Master Cheng Yen bersama beberapa biksuni, yang walau hidup dalam kondisi yang sangat sederhana, namun mereka berupaya membantu masyarakat kurang mampu.

Master Cheng Yen tidak hanya membagikan kebutuhan sehari-hari pada Tahun Baru untuk warga Hualien dan Taitung, tetapi juga melakukan survei dari rumah ke rumah sehingga mengetahui bahwa ada yang miskin karena sakit, ada pula yang sakit karena miskin. Selain orang tua yang mengalami kesulitan, anak-anak mereka juga tidak punya masa depan. Sesungguhnya, setelah sakit, orang bisa kehilangan pekerjaan dan menjadi beban keluarga. Adakalanya karena dirinya, seluruh keluarga terjerumus dalam kesulitan.

Jejak langkah Master Cheng Yen telah tersebar di seluruh Taiwan. Setelah mendapati bahwa ada orang yang sakit, Master Cheng Yen mencari cara agar mereka dapat ditangani oleh dokter yang baik dan sembuh.

Di jalan Ren’ai, pada tahun 1972, ibu dari De Rong Shifu menyediakan lantai satu rumahnya bagi mereka untuk dapat membuka klinik yang memberikan pelayanan medis dua kali seminggu. Walaupun di wilayah Timur Taiwan ada sebuah rumah sakit, namun sesungguhnya para dokter di sana tidak banyak. Mereka juga pernah diajak oleh Master Cheng Yen untuk membantu di hari libur. Hingga tahun 1986 barulah di Hualien memiliki Hualien Tzu Chi Hospital.

Menyelamatkan Kehidupan, Menjaga Kesehatan, Mewariskan Cinta Kasih


Susi, relawan asal Tanjung Balai Karimun merasa sangat yakin bila jodohnya dengan Tzu Chi Hospital tiba maka akan mengenggam jalinan jodoh tersebut.

Mayjen (Purn) Prof. dr. Chao You-Chen, M.Sc., Sp.PD-KGEH adalah seorang dokter yang mengajar, merencanakan riset, dan melakukan penelitian. Ia mendapatkan gelar Mayor Jenderal pada 24 November 2005. Ia sangat ingin selamanya melayani di Tri-Service General Hospital sejak tahun 2005.

Jalinan jodohnya dengan Tzu Chi sungguh tak terbayangkan olehnya. Ia sempat berpikir bahwa ia tidak mungkin berjodoh dengan Tzu Chi, karena adanya ikatan jabatan dengan Tri-Service General Hospital membuatnya sulit untuk pindah, serta di Taiwan ada banyak jaringan institusi kesehatan, National Taiwan University Hospital (NTUH), RS Veteran, dan RS Chang Gung.

Hingga suatu hari, ia menerima sebuah telepon dari Wakil Ketua Tzu Chi Internasional, Lin Bi-Yu ingin berbincang-bincang dengannya.

Secara pribadi, Dokter Chao You-Chen sangat berterima kasih atas kepercayaan dan keberanian Master Cheng Yen sungguh besar. “Saat itu, Master berkata kepada saya, ‘asalkan Anda tidak menolak Tzu Chi, itu sudah cukup’. Mendengarnya, saya sangat sedih karena di Taiwan, meski Tzu Chi telah banyak melakukan hal baik, tetapi Master masih berkata asalkan saya tak menolak Tzu Chi’,” kenang Prof. dr. Chao You-Chen. Dr. Chao You-Chen menyelesaikan pendidikan kedokterannya di Universitas Militer, Departement Pertahanan, Taiwan, dan pendidikan spesialis di Amerika Serikat.


“Mereka semua (para dokter) sangat bersungguh hati. Di sharing dokter Chao tentang beberapa kasus, sangat luar biasa, sangat menginspirasi. Setiap kasus yang sulit dapat diselesaikan dengan baik. Para dokter yang ada di Tzu Chi Hospital sangat mulia,” kata Listania,

Taipei Tzu Chi Hospital diresmikan pada 18 Mei 2005, berdiri dengan mengikuti jejak langkah Master Cheng Yen untuk melindungi kehidupan, menjaga kesehatan dan mewariskan cinta kasih. Pada tahun 2008, dokter Chao You mengemban tugas sebagai Direktur Taipei Tzu Chi Hospital.

Pada masa awal dokter Chao You-Chen bergabung di Tzu Chi, ia belajar bagaimana agar dia mengenal Tzu Chi lebih jauh. “Saya tidak mengerti apa-apa. Master memberi saya banyak kesempatan.” kata dokter Chao You-Chen

Pada 2 Mei 2008, terjadi badai Nargis di Myanmar, dokter Chao You-Chen pergi ke sana untuk berpartisipasi dalam baksos kesehatan dan kegiatan penyaluran bantuan bencana. “Saya sangat terkejut. Penyaluran bantuan Tzu Chi begitu tertib dan sangat terencana. Yang berpartisipasi untuk membantu berasal dari berbagai daerah di seluruh dunia. Saat itu, saya baru mulai mengenal relawan lain. Lalu, kami membagi tugas. Semuanya sangat teratur,” tegasnya.

Saat itu juga ada pembagian tas sekolah dari Master Cheng Yen bagi anak-anak di panti asuhan. Di dalamnya ada perlengkapan alat tulis. “Kami juga memberi mereka minum obat cacing dan vitamin. Saat menggunakan tangan untuk menaruh obat cacing dan vitamin ke dalam mulut mereka, sesungguhnya kita akan sangat terharu. Anak-anak yatim-piatu ini tidak memiliki orang tua. Mereka membungkuk hormat di hadapan Anda. Sungguh, Anda akan merasa Anda bisa bersumbangsih lebih banyak lagi,” kenang dokter Chao You-Chen saat itu.


Sudatta, (paling kiri) mendapat pengalaman yang mengharukan dari setiap sharing dokter Chao.

Master Cheng Yen juga memberikannya kesempatan untuk mengikuti upacara penghormatan terakhir bagi Silent Mentor (guru tanpa suara – mereka yang bersedia mendonorkan tubuhnya untuk pelajaran anatomi mahasiswa kedokteran -red). Dokter Chao You-Chen sempat memasuki ruang kelas anatomi dan melihat Silent Mentor terbaring di meja anatomi. Di atasnya ditampilkan riwayat singkat kehidupannya. “Sesungguhnya, para silent mentor ini adalah teladan, yang membuat saya tercengang,“ pungkasnya.

“Di Tzu Chi Hospital, setiap hari ada relawan pemerhati. Mereka sangat rapi dan teratur. Mereka berdiri di tempat tanpa bersuara. Namun, saat Anda butuh, mereka segera menghampiri dan membantu Anda,” jelasnya.

Tzu Chi Hospital, berkat kekuatan semua orang, dapat melenyapkan penderitaan, memberikan kebahagiaan dan membabarkan Dharma. Dari yang telapak tangannya menghadap ke atas, banyak orang kini dapat turut bersumbangsih. Mereka menjadi bagian dari kekuatan ini.

Di Rumah Sakit Tzu Chi Taipei ada banyak orang yang sudah menjadi murid Master Cheng Yen, dan ada juga yang datang karena profesi keilmuannya. “Namun, saya berharap, setiap staf medis yang melayani di Rumah Sakit Tzu Chi Taipei dapat memahami filosofi Tzu Chi. Saat pasien mempercayakan nyawanya, kita hendaknya dapat bersungguh hati sehingga semangat awal Master dalam mendirikan rumah sakit dapat terwujud dan tersampaikan dengan jelas,” kata dokter Chao You-Cheng.

Bersumbangsih dengan Cinta Kasih


“Ternyata banyak sekali orang di luar sana membutuhkan bantuan dan dukungan kita. Hari ini saya disadarkan bahwa sumbangsih saya selama ini masih belum apa-apa bila dibandingkan dengan para dokter di Taiwan. Kita haruslah senantiasa bersyukur setiap saat,” ucap Wilye Ellio

Setiap orang memiliki cinta kasih. Setiap orang memiliki kebijaksanaan. Mereka menggunakan dengan cara yang berbeda-beda untuk mewujudkannya.

Sukmawati, relawan yang juga Ketua Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengenal sosok dokter Chao You-Chen melalui DaAi TV. “Ia adalah seorang dokter yang mendalami dan menerapkan Dharma Master Cheng Yen dalam profesinya, menjaga kehidupan dan mewariskan cinta kasih, serta mengemban tanggung jawab dan komitmen dengan apa yang Master Cheng Yen pesankan,” kata Sukmawati. Ia menganggumi sosok Chao You-Che yang murah senyum dan ramah kepada semua orang

Sementara Susi, relawan Tzu Chi asal Tanjung Balai Karimun lainnya merasa sangat terharu mendengar sharing dokter Chao You-Chen. “Saya salut dan terharu kepada beliau, seorang dokter yang sangat sibuk di rumah sakit, tetapi beliau sangat detail dan perhatian kepada pasien-pasiennya. Mengunjungi setiap pasiennya. Ia juga memandang semua pasien adalah sama, tidak ada perbedaan antara kaya dengan miskin. Siapapun pasien yang datang ke rumah sakit, beliau akan memberikan pelayanan pengobatan dengan sungguh-sungguh,” kata Susi.  Susi merasa sangat yakin bila jodohnya dengan Tzu Chi Hospital tiba maka akan mengenggam jalinan jodoh tersebut.

Perasaan haru dan kagum pada sosok dokter Chao You-Chen juga dirasakan oleh Listania, relawan muda-mudi (Tzu Ching) di Tanjung Balai Karimun. “Mereka semua (para dokter) sangat bersungguh hati, Di sharing dokter Chao tentang beberapa kasus, bagi Listania sangat luar biasa, sangat menginspirasi. Setiap kasus yang sulit dapat diselesaikan dengan baik. Para dokter yang ada di Tzu Chi Hospital sangat mulia (特别棒 ).”

“Dokter Chao You-Chen mengabdi di Tzu Chi Hospital dan menjalin jodoh dengan para pasien dan relawan Tzu Chi. Banyak pasien yang telah sembuh dari Tzu Chi Hospital menjadi relawan. Ia bersama para dokter lain and perawat menjalankan pekerjaan dengan sepenuh hati, sejalan dengan Misi Tzu Chi untuk melindungi kehidupan, menjalankan kesehatan dan mewariskan cinta kasih,” kata Sudatta, peserta pelatihan lainnya.


Keingintahuan Erlys tentang relawan pemerhati rumah sakit, telah mengantarnya mendapat rasa syukur dan bahagia,

Rasa haru juga sama dirasakan oleh Wilye Elliot, “Ternyata banyak sekali orang di luar sana membutuhkan bantuan kita dan dukungan kita. Hari ini saya disadarkan bahwa sumbangsih saya selama ini masih belum apa-apa bila dibandingkan dengan para dokter di Taiwan. Kita haruslah senantiasa bersyukur setiap saat.”

Keingintahuan Erlys, relawan Tzu Chi asal Medan tentang relawan pemerhati rumah sakit telah mengantarnya mendapat rasa syukur dan bahagia. Ia merasa bersyukur dapat mengikuti pelatihan ini. “Kita harus membagikan cinta kasih dan welas asih dengan disertai kebijaksanaan sehingga bermanfaat bagi semua makhluk agar terbebas dari penderitaan dan mendapatkan kebahagian dan selalu bersyukur,” ungkap Erlys.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Menjunjung Tinggi Semangat Cinta Kasih Tzu Chi

Menjunjung Tinggi Semangat Cinta Kasih Tzu Chi

07 Oktober 2020

Minggu, 4 Oktober 2020 kegiatan pelatihan relawan pemerhati Rumah Sakit Tzu Chi yang kedua kembali diadakan. Sebelumnya, pelatihan pertama telah diadakan pada 6 September 2020, dan akan terus berlangsung setiap bulannya hingga bulan Februari 2021.

Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -