Suasana saat penerima bantuan Tzu Chi dan anak penerima beasiswa Tzu Chi melakukan pendaftaran ulang dalam acara Kepulangan Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) di Tzu Ch Medan.
Kepulangan Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) menjadi agenda tahunan yang dinantikan oleh para relawan Tzu Chi. Kegiatan yang dilaksanakan di Kantor Tzu Chi Medan di Komplek Cemara Asri, Deli Serdang Sumatra Utara ini bukan sekadar ajang pertemuan tetapi sebagai wujud nyata dari jalinan kasih dan kepedulian antara relawan Tzu Chi Medan dan penerima bantuan Tzu Chi.
Acara kepulangan kali ini dikemas dengan konsep yang berbeda. Kegiatan diadakan di dua lokasi, yaitu di lantai 1 untuk para penerima bantuan Tzu Chi, dan lantai 3 untuk anak-anak penerima beasiswa Tzu Chi bersama orang tuanya. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kali ini para peserta tidak hanya duduk mendengarkan materi, tetapi juga diajak untuk lebih aktif dan berinteraksi. Materi berjudul “Membangun Masa Depan dari Sekarang” dibawakan oleh Merry Sudilan dengan tujuan agar anak-anak penerima beasiswa Tzu Chi dapat mengasah karakter dan potensi diri, menumbuhkan semangat belajar, berani menghadapi kegagalan, serta tumbuh menjadi pribadi yang mampu berbuat kebajikan bagi sesama.

Merry Sudilan membawakan materi “Membangun Masa Depan dari Sekarang” untuk anak-anak penerima beasiswa Tzu Chi.

Elaine menerima hadiah karena karya gambarnya terpilih menjadi karya yang terbaik.
Setelah sesi materi, acara dilanjutkan dengan pengumuman hasil karya terbaik anak-anak penerima beasiswa Tzu Chi. Sebelumnya, mereka telah diberikan tugas oleh para relawan setelah kegiatan study tour ke Central Park Zoo sebulan yang lalu. Tugas yang diberikan mencakup tiga bentuk karya: menggambar, mengarang, dan membuat video. Meskipun sebagian anak sedang menghadapi ujian sekolah, mereka tetap meluangkan waktu untuk menyelesaikan tugas tersebut dengan penuh semangat.
Hasil karya yang dikumpulkan pun mengejutkan para relawan. Anak-anak menunjukkan bakat luar biasa dimulai dari kemampuan mengarang dengan tampilan menarik dan penuh kreativitas, menggambar dengan detail, hingga membuat video dengan narasi dan voice over yang mengesankan.
Melihat dedikasi dan hasil karya tersebut, para relawan Tzu Chi Medan komunitas He Qi Cemara berkumpul untuk menilai karya terbaik dari masing-masing kategori: mengarang, menggambar, dan membuat video. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang apresiasi, tetapi juga momen berharga untuk melihat pertumbuhan dan potensi luar biasa dari anak-anak penerima beasiswa Tzu Chi.
Setelah itu relawan Tzu Chi Medan mengumumkan karya yang paling terbaik dari keseluruhan karya. Salah satunya karya Elaine yang telah dibantu Yayasan Buddha Tzu Chi sejak tahun 2018 saat ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Elaine memilih tugas menggambar, dan ternyata karyanya masuk kedalam karya terbaik yang dipilih oleh relawan Tzu Chi Medan.
“Jujur saya kaget bisa terpilih menjadi karya terbaik, saya menggambar itu melihat ide-ide kretaif yang muncul di media sosial dan saya gabungkan. Harapan saya semoga Yayasan Buddha Tzu Chi bisa membuat suatu kegiatan baru serta bisa membimbing anak-anak penerima beasiswa Tzu Chi lainnya agar bisa berpendidikan tinggi, mencapai prestasi dan bisa mengharumkan nama bangsa”, ujar Elaine.
Erlina Khe membawakan materi “Bangkit dengan Kekuatan Sendiri” kepada para penerima bantuan Tzu Chi.
Keseruan acara tidak hanya berlangsung di lantai 3. Kali ini, para penerima bantuan Tzu Chi yang berada di lantai 1 juga diajak untuk bersama-sama memahami topik “Bangkit dengan Kekuatan Sendiri” yang dibawakan oleh Erlina Khe. Melalui materi ini, peserta diajak untuk mengenali potensi dan peluang di sekitar, belajar merencanakan dan mengelola hasil usaha dengan bijak, serta tidak mudah menyerah saat menghadapi kesulitan.
Harapan relawan kedepannya agar para penerima bantuan Tzu Chi tidak hanya menjadi penerima, tetapi juga dapat memberi dan berkontribusi bagi orang lain. Oleh karena itu relawan Tzu Chi Medan komunitas He Qi Cemara mengajarkan cara membuat kue talam labu yang nantinya dapat dijual sebagai tambahan penghasilan.
Juniaty, salah satu relawan yang gemar membuat kue, tidak hanya membagikan tips dan trik agar kue talam labu dapat dibuat dengan biaya terjangkau, tetapi juga mengajarkan secara langsung langkah demi langkah kepada para penerima bantuan. Ia juga mengajak para penerima bantuan untuk ikut berpartisipasi langsung agar mereka dapat memperoleh pengalaman membuat kue yang bisa menjadi peluang usaha kecil.
Nampak wajah antusias dari para penerima bantuan Tzu Chi ini, salah satunya Nilemba yang merupakan adik dari Ibu Ambiga yang merupakan penerima bantuan Tzu Chi. Nilemba secara inisiatif maju ke depan untuk membantu relawan, mengaduk adonan labu dan bahan lainnya yang diperlukan untuk membuat kue talam labu.
“Kenapa saya memilih kue talam labu, karena labu kuning ini sangat bagus untuk kesehatan, dimana juga bahan dan peralatan yang dibutuhkan yang membuat kue talam labu ini sangat mudah sekali, karena pasti setiap rumah ada peralatannya. Saya juga sangat senang bisa berbagi ilmu untuk para penerima bantuan Tzu Chi, agar mereka kedepannya bisa menciptakan berkah mereka sendiri dan jangan hanya menerima berkah saja,” ujar Juniaty
Nilemba (tengah) membantu relawan menyiapkan bahan kue talam labu.
Setelah adonan selesai diaduk, kue talam labu kemudian dituang ke dalam cetakan dan dikukus selama sekitar lima belas menit. Setelah matang, kue dikeluarkan dengan hati-hati dari cetakannya. Juniaty juga mengingatkan para penerima bantuan Tzu Chi agar mendinginkan kue terlebih dahulu sebelum dikeluarkan dari cetakan, sehingga bentuknya tetap rapi dan tidak menempel.
Setelahnya, semua penerima bantuan Tzu Chi mencicipi kue tersebut. relawan berkliling membagikan kue talam labu kepada semua para penerima bantuan Tzu Chi. “Hari ini saya gembira sekali karena bisa belajar membuat kue talam labu. Ilmu ini bisa digunakan untuk membantu perekonomian kita dan saya sangat berterima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi ini karena sudah banyak membantu kami. Saya bertekad akan menjadi orang yang bisa memberi dan jangan hanya menjadi orang yang menerima saja,” tutur Nilemba.
Rina, koordinator acara mengatakan kegiatan ini merupakan kegiatan rutin agar para penerima bantuan Tzu Chi dan anak asuh ini, “Harapan saya setelah mereka mengikuti kegiatan ini para penerima bantuan Tzu Chi dan anak-anak penerima beasiswa Tzu Chi bisa bia mendapatkan pengetahuan dan ilmu yang bermanfaat untuk kehidupan mereka kedepannya,” jelas Rina.
Kepulangan penerima bantuan Tzu Chi bukan hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga wadah untuk menumbuhkan semangat kemandirian dan kebersamaan. Relawan Tzu Chi berharap setiap penerima bantuan dapat menemukan kekuatan dalam dirinya untuk terus berjuang dan berkembang. Seperti Kata Perenungan Master Cheng Yen. “Kita tidak mampu mengendalikan panjangnya sebuah kehidupan, namun kita sendiri mampu merintis dan mengembangkan potensi dalam kehidupan yang bermanfaat bagi banyak orang.”
Editor: Arimami Suryo A.