Menumbuhkan Rasa Kekeluargaan
Jurnalis : M. Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : M. Galvan & Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung)
|
| ||
Pembagian beras ini akan meringankan pengeluaran rutin warga penerima bantuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mengingat beras merupakan kebutuhan pokok mayoritas masyarakat Indonesia. Di samping itu, baksos pembagian beras ini pun menjadi ladang bagi para relawan Tzu Chi untuk mengetuk hati penerima bantuan agar menjadi bagian dari dunia Tzu Chi, untuk terus menyebarluaskan visi misi Tzu Chi agar terciptanya dunia aman, damai, dan terbebas dari bencana. Menurut Ruchiyat Kurniadi selaku koordinator kegiatan pembagian beras kali ini, terpilihnya Kelurahan Jamika dikarenakan masih banyaknya warga yang kurang— mayoritas bekerja sebagai buruh lepas. Selain itu, pada pembagian beras tahun 2011 ini, Tzu Chi Bandung memfokuskan pembagian beras tersebut di lingkungan Kota Bandung, karena bertujuan untuk mengetuk hati para penerima bantuan agar meneruskan tradisi berbagi kasih bagi semua makhluk hidup dengan ikut menjadi relawan Tzu Chi. ”Tujuan kegiatan pembagian beras ini karena memang kita sudah beberapa taun tidak ada kegiatan ini sekaligus juga untuk membangkitkan semangat di daerah sini untuk tambahan para relawan dan donatur. Selain itu, melihat daerah sini memang masih kurang, ada sebagian yang bilang masih kurang beruntung jadi kita pilih daerah di sekitar Pagarsih dan Jamika,” kata Ruchiyat.
Keterangan :
Ia pun menambahkan, ”Harapannya kita bisa merekrut lagi banyak relawan dan donatur yang untuk ikut merasakan pembagian beras cinta kasih ini, sekaligus menebarkan rasa cinta kasih universal dan mengenal keberadaan Tzu Chi, khususnya di Bandung,” lengkapnya. Menyambung Jalinan Jodoh Rupanya jalinan jodoh dan cinta kasih Tzu Chi dapat dirasakan kembali oleh warga setempat, dan kali ini pembagian beras cinta kasih bagi sebagian warga Kelurahan Jamika telah menyentuh hati para penerima bantuan dari Tzu Chi. Diharapkan tali persaudaraan antar sesama dapat terjalin terus tanpa membedakan agama, ras, dan suku bangsa. Selain itu, ketukan insan Tzu Chi dapat membuka hati para penerima bantuan untuk ikut dalam barisan Tzu Chi, dan tergerak hatinya untuk ikut menolong antar sesama mahluk hidup. Terpancar raut wajah para penerima bantuan setelah mendapatkan bantuan beras cinta kasih seberat 20 kg, mengingat kini harga kebutuhan pokok terus melonjak dan memberatkan bagi warga yang tidak mampu. Salah satunya adalah Teja Nengsih (72) warga Gg. Mukalmi RT05/RW10, ini harus berjuang dan ikhlas dalam menghadapi cobaan yang dialaminya.
Keterangan :
Ia pun harus rela untuk menjadi tulang punggung keluarganya, mengingat suami tercintanya kini sudah lagi tak berdaya ketika penyakit stroke menghampirinya. Nengsih begitu panggilan akrabnya, harus bekerja ekstra keras walaupun penyakit asam uratnya membebani dalam mencari kebutuhan hidup keluarganya. Menjadi buruh lepas bukanlah pekerjaan yang ia pilih, namun dengan keterbatasan yang Ia miliki terpaksa harus Nengsih jalani dengan penuh kesabaran. Rupanya, ketika relawan Tzu Chi memilih Nengsih menjadi warga penerima bantuan beras cinta kasih Tzu Chi, rasa bahagia menyelimuti Nengsih dan tak terbendung sudah tetesan air mata bahagia ketika relawan Tzu Chi membantu menggotong karung beras bagi Nengsih. "Beribu-ribu terima kasih, ibu orang nggak punya, orang nggak mampu, suami ibu sakit nggak bisa apa-apa, terima kasih banyak. Ibu mengucapkan beribu-ribu terima kasih semoga yang ngasih ke ibu dipanjangkan umurnya, ada milik rezekinya," ucap Ningsih penuh haru. Ucap syukur Ningsih terus dipanjatkan sehingga membuat para relawan semakin bersemangat untuk terus berada di jalan kebajikan dan menularkannya kepada seluruh insan manusia yang berada di bumi ini. ”Banyak-banyak terima kasih sama Tuhan semoga dibalas kebaikannya. Mudah-mudahan kalau ibu panjang umur dikasih lagi sama Tuhan, ibu mau ketemu lagi sama bapak-bapak ini (relawan Tzu Chi-red),” harapnya. ”Sebutir beras” yang dipersembahkan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi, membangkitkan rasa cinta kasih bagi seluruh warga penerima bantuan. Tak hanya itu, bagi relawan Tzu Chi pun ini menjadi ajang pelatihan diri untuk terlibat dan merasakan penderitaan yang dirasakan oleh masyarakat yang kurang mampu. Semoga dengan uluran tangan dan keikhlasan hati para relawan Tzu Chi dapat menumbuhkan rasa cinta kasih yang sesuai dengan visi dan misi Tzu Chi. | |||
Artikel Terkait

Melepas Belenggu, Menggapai Cita
13 November 2018Sebelas November 2018 kata kebanyakan orang adalah tanggal yang bagus di mana ada perulangan angka yang sama di dalamnya. Bagi saya ternyata sama, di mana di tanggal ini ada sebuah pengalaman hidup yang begitu berharga, “Kesehatan itu Amatlah Berharga”. Setidaknya itu yang saya peroleh dari kegiatan Pelestarian Lingkungan Ke-2 di Xie Li Cikarang.

Memberikan Pemahaman Tentang Pemanasan Global
19 Maret 2018