Menyatukan Langkah Dalam Misi Amal

Jurnalis : Noorizkha (He Qi Barat), Fotografer : Hendrik (He Qi Barat)

foto
Misi amal sebagai misi utama dalam Tzu Chi memiliki prinsip untuk memberi bantuan dengan cepat, tepat dan langsung.

Selasa, 14 Januari 2014 bertepatan dengan hari libur nasional (Peringatan Maulid Nabi S.A.W) relawan yang tergabung dalam komunitas He Qi Barat memanfaatkan waktu dengan mengikuti rapat pendalaman Standar Operasional (SOP) Misi Amal Tzu Chi. Materi yang dibahas dalam rapat kali ini nampaknya cukup menarik sehingga beberapa relawan dari He Qi Pusat, Timur, dan Selatan ikut bergabung. SOP Misi Amal Tzu Chi ini dibentuk untuk menjadi acuan relawan dalam menjalankan misi amal.

 

Acara diawali dengan sapaan dari Johnny Shixiong pukul 09.00 WIB, relawan senior di He Qi Barat, khususnya di misi Amal. Setelah memberi penghormatan kepada Master Cheng Yen dan menyanyikan lagu Mars Tzu Chi, Johnny Shixiong memperkenalkan pembicara yang membawakan materi presentasi yakni Wie Siong Shixiong dan Acun Shixiong. Keduanya juga merupakan relawan senior dalam misi amal. Sebelum membahas materi, Johnny Shixiong menjelaskan bahwa SOP ini berhasil dibentuk melalui rapat yang cukup banyak dan telah disetujui di Taiwan.

Misi amal sebagai misi utama dalam Tzu Chi memiliki prinsip untuk memberi bantuan dengan cepat, tepat dan langsung. Sementara yang bertugas untuk melakukan Misi Amal ini adalah seluruh relawan Tzu Chi, dengan relawan bakti amal sebagai fasilitatornya. Dengan kebijaksanaan yang berbeda pada setiap orang maka diperlukan suatu standar operasional agar relawan tetap pada jalur yang sama.

foto  foto

Keterangan :

  • Materi yang dibahas dalam rapat kali ini cukup menarik sehingga selain dari He Qi Barat, beberapa relawan dari He Qi Pusat, Timur, dan Selatan ikut bergabung (kiri).
  • Johnny Shixiong memperkenalkan pembicara yang membawakan materi presentasi yakni Wie Siong Shixiong dan Acun Shixiong (kanan).

Menggunakan Hati Dalam Membantu
Setiap komunitas wajib menjalankan misi amal di wilayahnya masing–masing. Relawan dapat melakukan kegiatan survei kasus dan menghadiri rapat keputusan survei kasus serta mengikuti kunjungan kasih pasien bantuan khusus. Dalam SOP dijelaskan mengenai jenis–jenis permohonan bantuan yang dapat diajukan oleh warga yang layak dibantu yakni permohonan pengobatan, permohonan pendidikan, permohonan biaya hidup, dan permohonan bedah rumah khusus untuk gan en hu (penerima bantuan Tzu Chi). Dalam setiap jenis bantuan terdapat kriteria yang dapat digunakan sebagai acuan seperti kelayakan pasien yang perlu dibantu, bentuk bantuan yang diberikan, jumlah biaya yang diberikan, waktu pemberian bantuan dan lainnya.

Dengan memberi contoh beberapa bantuan, Wie Siong Shixiong membagi pengalamannya dalam menjalankan misi amal. Ia juga memberi contoh bagaimana relawan harus bersikap dan menggunakan kebijaksanaan dalam membantu pasien. Dalam menghadapi pasien dengan karakter yang berbeda–beda diperlukan pemikiran secara logis namun tetap menggunakan hati agar bantuan yang diterima tidak disalahgunakan oleh pasien. Wie Siong Shixiong juga mengingatkan para relawan akan harapan Master agar para gan en hu dapat ikut menyebarkan cinta kasih yang telah didapat untuk memberi kesempatan pada mereka menanam berkah. Salah satu tugas relawan adalah merangkul para pasien untuk mewujudkan harapan Master tersebut.

foto  foto

Keterangan :

  • Acun Shixiong, bersama Johnny Shixiong dan Wie Siong Shixiong banyak memberikan sharing contoh kasus yang dilakukan agar relawan semakin mengerti tujuan misi amal Tzu Chi (kiri).
  • Demi mewujudkan mimpi Master, mimpi insan Tzu Chi bersama, relawan misi amal siap menjalankan SOP yang telah dibentuk (kanan).

Memberi Bantuan Tepat Sasaran
Dalam pembahasan materi, relawan terlihat antusias dan merespon dengan memberikan sharing serta pertanyaan. Toni Shijie misalnya, beberapa kali bertanya mengenai bantuan khusus yang ditanganinya dan bertanya bagaimana bantuan yang sebaiknya diberikan. Bersama dengan Acun Shixiong dan Johnny Shixiong, Wie Siong Shixiong menjawab pertanyaan yang diajukan. Banyak sharing contoh kasus yang dilakukan agar relawan semakin mengerti maksud dari memberi bantuan yang tepat di waktu yang tepat. Salah satunya adalah kasus Rafa, dengan kondisi Rafa yang sakit dan dibantu oleh Tzu Chi tidak membuat ayahnya lepas tangan. Sejak mengenal Tzu Chi, ayah Rafa giat membantu di Depo Pelestarian Lingkungan Kelapa Gading dan mengambil 2 pekerjaan sekaligus. Ayah Rafa bertekad untuk mengurangi bantuan biaya hidup yang diterimanya karena merasa masih banyak pasien lain yang membutuhkan.

Tepat pukul 15.00 WIB rapat berakhir. Para relawan kembali mendapat pelajaran berharga pada hari itu. Demi mewujudkan mimpi Master, mimpi insan Tzu Chi bersama, relawan misi amal siap menjalankan SOP yang telah dibentuk. Master pun telah memberi nasihat kepada insan Tzu Chi melalui kata perenungan ”Sebuah perbuatan baik memerlukan partisipasi Anda, saya, dan dia agar dapat terlaksana dengan baik. Karena itu jangan sampai ada perselisihan antara Anda, saya, dan dia”. Semoga dengan adanya SOP ini relawan misi amal semakin solid dan kompak dalam menebar cinta kasih.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih : Berbuat Bajik Menuai Sukacita

Suara Kasih : Berbuat Bajik Menuai Sukacita

30 April 2011
Jika kita bersumbangsih  dengan sukarela dan senang hati, kita akan dipenuhi sukacita. Perasaan senang ini akan membuat hati kita damai. Ini merupakan berkah bagi kita. Entah kita orang mampu atau bukan, asalkan senantiasa berbuat bajik, kita akan hidup penuh berkah.
Perayaan Hari Bidan Nasional di Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi

Perayaan Hari Bidan Nasional di Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi

05 Juli 2022

Menyambut Hari Bidan Nasional, Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi memberikan apresiasi kepada para bidan yang bertugas meningkatkan kesehatan ibu dan anak di Indonesia.

Suara Kasih: Membantu yang Membutuhkan

Suara Kasih: Membantu yang Membutuhkan

08 Oktober 2010 Inilah tugas Bodhisatwa dunia. Bukan hanya di Taiwan, insan Tzu Chi di Melaka, Malaysia pun demikian. Di sana ada sebuah keluarga yang beranggotakan 11 orang. Anak-anaknya masih kecil, ekonomi keluarganya pun sangat sulit. Mereka hanya mengandalkan sang ayah  yang bekerja di pelabuhan dengan upah minim, sedangkan sang ibu adalah pedagang kaki lima. Bagaimana keluarga besar ini dapat bertahan hidup?
Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -