Menyebarkan Semangat Cinta Kasih Melalui Fotografi Humanis

Jurnalis : Imelda Kristanti (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Hari Tedjo (Tzu Chi Surabaya)


Pada tanggal 13 April 2014, di Kantor Yayasan Tzu Chi Surabaya diadakan Workshop dan Gathering Fotografi Humanis.

“Setiap orang butuh bimbingan, menginspirasi dan belajar dari orang lain untuk berbuat kebajikan. Fungsi 3 in 1 bukan hanya dimiliki oleh relawan dokumentasi saja, namun menjadi bagian tanggung jawab dari seluruh insan Tzu Chi yang peduli dan ingin menebarkan cinta kasih universal ke seluruh dunia.” (Master Cheng Yen)

Menyebarkan semangat cinta kasih tidak hanya dilakukan melalui kegiatan sosial, namun juga dapat melalui kegiatan dokumentasi dan fotografi. Dokumentasi dan fotografi  dalam setiap kegiatan sosial Tzu Chi selalu mengabadikan kisah-kisah humanis dan jejak teladan cinta kasih relawan Tzu Chi. Kisah humanis ini dituangkan dalam bentuk gambar dan tulisan yang menyentuh dan menginspirasi setiap orang yang  membacanya. Semakin banyak orang yang terinspirasi, maka diharapkan semakin banyak orang tergugah hatinya untuk ikut bergabung dalam barisan cinta kasih Tzu Chi.


Dikemas dalam gathering yang akrab, acara berlangsung lancar. Workshop dimulai dengan pengenalan mengenai fotografi humanis, teknik pengambilan foto, penulisan keterangan (caption) foto, dan sesi praktik.

Untuk membekali relawan Zhen Shan Mei pengetahuan dasar mengenai dokumentasi dan fotografi kegiatan Tzu Chi, pada tanggal 13 April 2014, di kantor Yayasan Tzu Chi Mangga Dua Centre Surabaya, tim relawan dokumentasi Tzu Chi Surabaya atau yang dikenal dengan nama 3 in 1 Tzu Chi menyelenggarakan Workshop dan Gathering Fotografi Humanis. Workshop dan Gathering Fotografi Humanis ini merupakan yang pertama kalinya diadakan di Tzu Chi Surabaya.

Dikemas dalam bentuk gathering yang akrab, acara berlangsung dengan lancar. Workshop dimulai dengan pengenalan mengenai fotografi humanis, teknik pengambilan foto, penulisan keterangan (caption) foto dan sesi praktik.  "Fotografi humanis berbeda dengan fotografi umumnya, karena berfokus pada interaksi humanis dan mengandung nilai budaya humanis," ungkap Ronny Suyoto, relawan yang juga staf di Tzu Chi Surabaya. "Semua relawan Tzu Chi dapat menjadi relawan dokumentasi. Jadi perlu diluruskan adanya pandangan bahwa dokumentasi hanya dilakukan oleh tim relawan 3 in 1 saja," lanjutnya, "yang terpenting juga, dalam dokumentasi fotografi humanis harus memiliki nilai zhen shan mei (kebenaran, kebajikan dan keindahan), yaitu foto tersebut merupakan foto kejadian yang benar apa adanya, menunjukkan kebajikan yang dapat menginspirasi orang lain, dan menampilkan keindahan interaksi humanis.”

Workshop dan gathering ini dihadiri oleh 25 orang relawan yang dengan antusias dan aktif mengikuti jalannya acara.

Salah satu sesi yang menarik dari workshop dan gathering ini adalah praktikum. Para peserta workshop diminta untuk berlatih menulis caption (keterangan pada foto) baik complete caption maupun publish caption dengan mengikuti kaidah 5W + 1H (What, Who, Where, When, Why, How), yaitu dalam  menuliskan keterangan foto, peserta harus mencantumkan kegiatan apa, siapa yang melakukan kegiatan, di mana tempat kegiatan, kapan, mengapa dilakukan kegiatan, dan bagaimana kegiatannya. Peserta juga berlatih membedakan mana saja hasil foto yang termasuk dalam kategori fotografi humanis.

Workshop dan gathering ini dihadiri oleh 25 orang relawan yang dengan antusias dan aktif mengikuti jalannya acara. Taufan, salah satu relawan 3 in 1 Tzu Chi Surabaya mengungkapkan pengalamannya di dalam sesi sharing. "Latar belakang saya adalah seorang fotografer, namun banyak masukan dari gathering ini yang saya dapat agar hasil foto sesuai dengan kriteria fotografi humanis. Awalnya saya hanya membidik atau capture sebuah momen saja, namun ternyata tidak seperti itu. Kita juga harus melihat sisi kerapian penampilan relawan yang pantas untuk diambil gambar juga.  Di sini kita sama-sama masih belajar, karena untuk menjadi seorang fotografer, harus banyak berlatih, sehingga lebih sensitif terhadap suatu  momen untuk mengabadikan gambar. Kita sangat membutuhkan foto yang berbicara," ungkap Taufan.


Artikel Terkait

Menyebarkan Semangat Cinta Kasih Melalui Fotografi Humanis

Menyebarkan Semangat Cinta Kasih Melalui Fotografi Humanis

27 Mei 2014
Dikemas dalam bentuk gathering yang akrab, acara berlangsung dengan lancar. Workshop dimulai dengan pengenalan mengenai fotografi humanis, teknik pengambilan foto, penulisan keterangan (caption) foto dan sesi praktik.  "Fotografi humanis berbeda dengan fotografi umumnya.
Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -