Menyelami Dharma di Hati

Jurnalis : Lisda (He Qi Utara), Fotografer : Sjukur Zhuang (He Qi Utara)
 

foto    Di Tzu Chi kita merasa senang saat datang menjadi relawan, dan kita harus senantiasa bersukacita dalam mengemban setiap misi-misi Tzu Chi.

“Tahukah kalian pada lambang Tzu Chi ada sebuah perahu? Perahu itu adalah perahu cinta kasih dan Tzu Chi mengemudikannya untuk menyelamatkan semua makluk hidup dari penderitaan dan membawanya ke pantai kebahagiaan,“ kata Hendry Shixiong yang menjadi pembicara di acara bedah buku pada Kamis malam 9 Juni 2011.

Hendry Chayadi adalah seorang penerjemah Ceramah Master Cheng Yen dalam program Sanubari Teduh yang disiarkan DAAI TV Indonesia setiap hari Sabtu dan minggu pada pukul 06.30 WIB. Sejak 4 Juli 2010, pertama kali Sanubari Teduh ditayangkan di Indonesia, ia menjadi orang yang lebih dahulu mendengar dharma Master Cheng Yen itu, sebelum tayangan tersebut disiarkan kepada para permisa DA AI TV di Jakarta dan Medan.

Tema yang dibahas malam hari itu adalah “Menyelami Dharma di Hati“. Hendry mengatakan ia tidak sendiri menjadi pembicara malam itu, ia mengajak Master Cheng Yen hadir melalui tayangan-tayangan Ceramah Master Cheng Yen. Dalam bedah buku malam tersebut dikatakan, Master Cheng Yen ingin kita semua bertobat, semua makluk hidup diliputi kekeruhan yang tebal, kekeruhan noda batin, kekeruhan pandangan, kekeruhan makhluk hidup dan kekeruhan usia. Siapa yang tak pernah melakukan pelanggaran dan siapa yang tak pernah melakukan kekeliruan? Dimana-mana manusia selalu bertikai, rumput dianggap musuh, tidak ada saling percaya satu sama lain dan selalu saling mencurigai. Manusia selalu bertindak bodoh akibat diliputi kegelapan batin. Awal dari kegelapan batin adalah ketidaktahuan hingga membuat kita selalu berbuat kesalahan, menciptakan karma dan harus menerima buah karma itu sendiri .

‘’Yang pertama dari sepuluh tingkatan Bodhisatwa adalah tingkatan sukacita. Apa yang membuat kita menjadi tidak sukacita? Apakah ketamakan, kebencian, kebodohan, kesombongan, keraguan?“ tanya Hendry kepada para peserta. Tentu saja pertanyaan tersebut tidak mudah untuk dijawab. “Master Cheng Yen ingin kita sebagai insan Tzu Chi selalu menyelami dharma dan beliau sangat khawatir pada insan Tzu Chi yang setengah hati dalam menyelami dharma. Kita harus mau bertobat dengan air dharma, menyucikan hati kita dari kekotoran batin, senantiasa berlindung pada dharma, menyelami kitab suci dan menumbuhkan kebijaksanaan bagai samudra,” kata Hendry menjelaskan.

Berikutnya Hendry menayangkan gambar seorang bayi yang tersenyum, namun kemudian bayi itu menangis. “Di Tzu Chi ketika kita datang dan menjadi relawan, kita sangat senang dan bahagia, namun ketika diberikan tugas untuk mengemban tanggung jawab, hati kita mengeluh, merasa berat dan merasa waktu kita akan banyak tersita. Empat puluh lima tahun sudah Master Cheng Yen menjalankan visi dan misi Tzu Chi. Di hati Beliau tidak pernah mengenal kata mengeluh dan tidak pernah mengenal kata lelah,” tegas Hendry. Master Cheng Yen tidak memiliki banyak waktu untuk dirinya sendiri, karena beliau hanya menyediakan waktu untuk melakukan kebajikan. Dimulai pukul 03.45 pagi, beliau sudah bangun dari tidurnya dan bersiap diri untuk membabarkan dharma kepada murid-muridnya. Di larut malam ketika kita sudah tertidur lelap, beliau masih harus menyiapkan tugas -tugas kemanusiaan yang sudah menantinya. “Pengorbanan Master Cheng Yen begitu besar. Kita sebagai insan Tzu Chi harus mau membantu dan membalas budi beliau. Jika kita (saat ini) menjadi seperti gambar bayi yang menangis tersebut, maka kita harus segera kembali menjadi bayi yang tersenyum,” ajak Hendry dengan penuh semangat.

foto  

Keterangan :

  • Kamis 9 Juni 2011, Bedah buku dibawakan oleh Hendry Chayadi, seorang penerjemah Ceramah Master Cheng Yen pada acara Sanubari Teduh di DAAI TV Indonesia.

Bervegetarian

Di hadapan para peserta bedah buku, Hendry juga memberikan sharingnya tentang vegetarian. Ketika ia diberi tugas sebagai penerjemah, ia merasa belum nyaman karena belum bervegetarian. Dulu, semua foto-foto staf penerjemah Ceramah Master Cheng Yen di Indonesia diperlihatkan di Taiwan, termasuk foto dirinya. Ketika ditanyakan apakah sudah bervegetarian, ia yang belum bervegetarian berjanji akan melakukannya. Lalu saat itu timbullah keinginannya untuk makan makanan non vegetarian untuk terakhir kalinya dan setelah itu ia berjanji dalam hati untuk bervegetarian. Namun esok harinya tetap saja ia makan makanan non vegetarian. Ia berpikir mana ada orang yang tahu jika ia masih belum bervegetarian.

Dalam kesehariannya sebagai penerjemah program Sanubari Teduh, hatinya selalu diliputi rasa bersalah. Dalam ceramahnya, Master Cheng Yen senantiasa berkata kepada semua orang untuk ikut menyelamatkan dunia ini, salah satunya dengan bervegetarian. ”Master Cheng Yen selalu mengimbau setiap orang untuk bervegetarian, tetapi saya orang yang selalu mendengarkan ceramahnya belum melakukannya,” kata Hendry mengenang masa lalu. “Suara Kasih itu menyadarkan saya dan sampai saat ini saya sudah bervegetarian dan saya sangat bersyukur,“ lanjut Hendry sembari mengakhiri acara bedah buku pada Kamis malam itu.

Di dalam kehidupan ini, kita selalu disibukkan dengan pekerjaan sehari-hari, baik itu di dalam maupun di luar rumah. Tapi Kita juga harus senantiasa ingat untuk meluangkan waktu sejenak mengisi batin kita dengan dharma. Dengan menyelami dharma maka dapat menyadarkan hati kita dari kegelapan batin dan menyadarkan hati kita agar mau bertobat. Hingga kita dapat menumbuhkan kebijaksanaan dan mengembangkan welas asih dalam diri kita.


Artikel Terkait

Menumbuhkan Semangat Belajar Melalui Penghijauan Lingkungan Sekolah

Menumbuhkan Semangat Belajar Melalui Penghijauan Lingkungan Sekolah

12 April 2018
Program penghijauan di SDN 2 Sungai Kupang merupakan salah satu program kegiatan Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas Xie Li Kalimantan Selatan 1 pada tahun ini.
Kejujuran Mendatangkan Kepercayaan dan Kebahagiaan

Kejujuran Mendatangkan Kepercayaan dan Kebahagiaan

13 Maret 2018
Sikap jujur sangatlah perlu ditanamkan sejak dini. Dalam Kata Perenungan Master Cheng Yen disebutkan bahwa “Keindahan sifat manusia terletak pada ketulusan hatinya. Kemuliaan sifat manusia terletak pada kejujurannya.”
Pariaman, Sum-Bar: Tawaran Pengurang Derita

Pariaman, Sum-Bar: Tawaran Pengurang Derita

08 Oktober 2009
Kedua kaki Suci kini terpaksa diamputasi. Relawan Tzu Chi yang melakukan kunjungan kasih ke sejumlah korban gempa yang dirawat di RS TNI tanggal 7 Oktober 2009 sempat pula menawarkan bantuan pemasangan kaki palsu untuk Suci. Suci hanya mengangguk-angguk menerima tawaran tersebut.
Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -