Menyemangati Nurul, Korban Gempa Palu

Jurnalis : Sutriani (Tzu Chi Makassar), Fotografer : Dok. Tzu Chi Makassar


Felliaty Gozali dan Vivi Liang memberikan semangat kepada Nurul dan ayahnya. Mereka juga memberikan bantuan berupa kebutuhan sehari-hari.

Bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, 28 September 2018 lalu menyisahkan duka bagi Nurul Istikhara. Tak hanya kehilangan ibu dan adik, siswa kelas 1 Sekolah Menengah Atas (SMA) ini juga harus kehilangan bagian tubuhnya. Kedua tungkai kaki Nurul harus diamputasi karena tertimpa material-material berat ketika gempa. Kakinya kala itu sempat terjepit dan membutuhkan waktu untuk mengangkatnya.

Usai lolos dari bencana di Palu, Sulawesi Tengah, Jusuf, ayah Nurul, membawa Nurul menggunakan mobil pickup ke Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat namun rumah sakit di sana tidak sangguh menolong Nurul. Ia lalu melakukan perjalanan panjang menuju Makassar, Sulawesi Selatan.

Relawan bertemu dengan, Jusuf ketika mereka membagikan bantuan berupa uang santunan bagi para korban gempa dan tsunami yang dirawat di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Kala itu, sang ayah masih sangat kalut sementara relawan menyampaikan dukacita serta menyemangatinya. Relawan kemudian saling bertukar nomor telepon yang bisa dihubungi, berharap suatu saat ketika ayah Nurul memerlukan bantuan, ia dapat menghubungi relawan.

Usai pertemuan tersebut, relawan masih terus memantau perkembangan Nurul. Hingga beberapa kali melakukan kunjungan kasih untuk menghibur Nurul. Seperti salah satunya yang dilakukan oleh relawan Rabu pekan lalu, 20 Februari 2019.


Nurul, korban bencana Palu yang sudah diamputasi kini mulai sehat sedikit demi sedikit. Dia bahkan sudah ceria dan bisa bernyanyi kembali.

Saat ini Jusuf dan Nurul tinggal di rumah salah satu dokter yang berbaik hati meminjamkan rumahnya karena mereka tidak mempunyai saudara di sana. Rumah itu terletak di daerah Sudiang. Daerah yang tidak begitu jauh dari lokasi rumah sakit, di mana mereka masih harus melakukan kontrol kesehatan karena kondisi luka di kaki Nurul belum kering betul.

“Kami relawan Tzu Chi selalu memberi motivasi kepada Nurul agar kuat dan tabah menghadapi cobaan berat ini. Semoga ia bersemangat dan bisa belajar menulis karena hobinya menulis, membaca, dan bernyanyi,” kata Vivi Liang, relawan yang datang langsung mengunjunginya.

Selain memberi semangat, relawan Tzu Chi juga memberikan pendampingan bagi Nurul, sekaligus mengajarinya menulis agar memiliki kegiatan yang positif. Bantuan berupa kebutuhan harian juga diberikan kepada mereka karena hingga kini Jusuf belum bisa bekerja dan masih harus menjaga Nurul. Nurul pun sangat bahagia atas kunjungan kasih setelah sekian lama menjalani pengobatan.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Menyemangati Nurul, Korban Gempa Palu

Menyemangati Nurul, Korban Gempa Palu

25 Februari 2019
Bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, 28 September 2018 lalu menyisahkan duka bagi Nurul Istikhara. Tak hanya kehilangan ibu dan adik, siswa kelas 1 SMA ini juga harus kehilangan bagian tubuhnya. Relawan terus hadir untuk memberinya kekuatan.
Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -