Merawat Syukur, Menyambung Harapan

Jurnalis : Diyang Yoga W (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Diyang Yoga W, Davian (Tzu Chi Surabaya)

Sesi sharing penerima bantuan seperti Kasiatun, Kasiani dan Dasinem yang bersyukur atas bantuan yang telah diterima.

Minggu, 14 Desember 2025, pukul 14.00 WIB, menjadi momen hangat dan penuh makna bagi para penerima bantuan program Bebenah Kampung. Meski hujan deras turun sejak siang, mereka tetap melangkah menuju Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Surabaya untuk menghadiri gathering ini. Hujan mungkin membasahi langkah mereka, tetapi hati mereka tetap hangat, dipenuhi tekad dan rasa syukur.

Setibanya di lokasi, para relawan Tzu Chi Surabaya menyambut para penerima bantuan dengan hangat dan senyum lebar. Di lantai 1, mereka dipersilakan untuk mengisi daftar hadir. Sebelum naik ke lantai 3, tempat acara berlangsung, para relawan membagikan snack, sebuah perhatian sederhana, namun sarat makna. Sambutan hangat ini menjadi awal yang menenangkan, seolah menyampaikan bahwa ke-30 penerima bantuan yang hadir diterima sebagai bagian dari keluarga.

Dalam suasana sederhana namun sarat makna, para keluarga baik yang rumahnya telah selesai direnovasi maupun yang masih dalam proses berkumpul bersama 11 relawan Tzu Chi Surabaya. Hujan yang terus turun di luar gedung seolah menjadi saksi bahwa cuaca yang terbatas tak mampu menghalangi niat baik dan kebersamaan yang telah terjalin.

Kasiani bercerita tentang rasa syukur almarhum suami ketika mendapat bantuan dari Yayasan Buddha Tzu Chi Surabaya.

Penerima bantuan yang datang sangat tersentuh dengan kisah perjalanan renovasi rumah milik Kasiani hingga meneteskan air mata.

Acara dibuka dengan sambutan dari Bu Maria, Camat Wonokromo, yang hadir untuk menyapa para hadirin dengan pesan menyejukkan hati. “Ada kalanya Bapak/Ibu juga bisa membantu banyak orang lain sesuai kemampuan masing-masing. Tangan di atas selalu lebih baik daripada tangan di bawah, meski nominalnya kecil. Jangan pula berhenti untuk menebar doa-doa baik,” ujarnya.

Pesan Bu Maria mengajak semua yang hadir untuk memaknai berbagi sebagai bagian dari kehidupan: bahwa kebaikan tidak selalu diukur dari besar kecilnya bantuan, melainkan dari ketulusan hati yang menyertainya.

Sebelum pemutaran video, acara dilanjutkan dengan pengenalan Yayasan Buddha Tzu Chi oleh Marwan. Dalam pemaparannya, Marwan menjelaskan secara singkat nilai-nilai cinta kasih, kepedulian, dan semangat kemanusiaan yang menjadi landasan setiap kegiatan Tzu Chi, termasuk program Bebenah Kampung.

Maria, Camat Wonokromo memberikan pengingat kepada penerima bantuan agar gotong royong untuk membantu penerima bantuan selanjutnya.

Relawan Tzu Chi Surabaya menampilkan Isyarat Tangan berjudul Satu Keluarga diikuti seluruh penerima manfaat yang hadir penuh suka cita.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pemutaran video perjalanan program Bebenah Kampung, mulai dari tahap koordinasi hingga rumah para penerima bantuan selesai direnovasi. Tayangan ini menjadi pengingat bahwa setiap proses dilalui dengan kesabaran, kerja sama, dan cinta kasih.

Suasana semakin haru saat sesi sharing dari tiga penerima bantuan. Salah satunya Bu Kasiani, warga Pulo Wonokromo Wetan 4/7, Kelurahan Jagir. Dengan suara bergetar, ia menceritakan bahwa di tengah proses renovasi rumah, sang suami berpulang. Namun sebelum kepergiannya, beliau sempat mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi atas bantuan yang diberikan. Kata terakhir yang diucapkannya begitu sederhana namun penuh makna. “Ma, habis ini rumahnya jadi bagus dan akhirnya bisa ditempati.”

Cerita tersebut membuat ruangan terdiam. Air mata tak tertahan, bukan hanya karena duka, tetapi karena cinta, harapan, dan rasa syukur yang tetap hidup di tengah kehilangan. Para penerima bantuan lainnya pun ikut merasakan haru yang mendalam. Dari kisah ini, semua yang hadir belajar tentang arti bersyukur dalam kehidupan.

Becky Ciang memberikan Pesan Cinta Kasih kepada penerima bantuan dan menjelaskan arti isyarat tangan Satu Keluarga.

Foto bersama dengan membawa celengan bambu. Para penerima bantuan bersedia untuk membantu sesama dengan tekad Dana kecil berdampak besar.

Setelah sesi sharing Bu Kasiani, acara dilanjutkan dengan penampilan isyarat tangan “Satu Keluarga” oleh satu keluarga relawan Tzu Chi Surabaya. Tanpa kata-kata, gerakan tangan tersebut menyampaikan pesan kebersamaan, empati, dan rasa saling memiliki—bahwa relawan dan penerima bantuan adalah satu keluarga dalam cinta kasih.

Momen ini berlanjut dengan pesan cinta kasih dari Becky Ciang, yang disampaikan dengan suara tersedu-sedu. “Senyum para penerima bantuan, seperti senyum Bu Dasinem, menjadi kekuatan tersendiri bagi para relawan. Namun di saat yang sama, melihat bapak dan ibu penerima bantuan menangis juga menghadirkan kesedihan yang dirasakan bersama. Itulah makna tersirat dari isyarat tangan Satu Keluarga yakni bahagia bersama, bersedih pun bersama.”

Selanjutnya, Ida Sabrina menyampaikan keyakinannya bahwa para penerima bantuan juga memiliki batin yang kaya dan mampu membantu sesama sesuai kemampuan masing-masing. Sebagai penutup, dilakukan pembagian celengan bambu kepada para penerima bantuan yang hadir. Celengan ini menjadi simbol kecil namun penuh makna bahwa setiap orang dapat menanam benih kebaikan, dimulai dari niat dan ketulusan hati.

Sejalan dengan Kata Perenungan Master Cheng Yen, “Ketika hati dipenuhi rasa syukur, penderitaan dapat berubah menjadi berkah, dan dari berkah itu tumbuh cinta kasih yang terus mengalir.”

Gathering ini bukan sekadar pertemuan. Di tengah hujan deras, para penerima bantuan tetap melangkah hadir, disambut senyum dan kehangatan relawan. Rumah yang diperbaiki adalah awal, dan hati yang saling menguatkan adalah tujuan.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Gathering Anak Asuh Tzu Chi Medan: Menguatkan Ikatan, Menumbuhkan Harapan

Gathering Anak Asuh Tzu Chi Medan: Menguatkan Ikatan, Menumbuhkan Harapan

15 Juli 2025

Gathering anak asuh Tzu Chi Medan kembali digelar. Sebanyak 164 peserta hadir dalam suasana penuh kehangatan, mempererat hubungan anak asuh, orang tua, dan relawan.

Memupuk Rasa Syukur dan Berbakti

Memupuk Rasa Syukur dan Berbakti

09 Februari 2016

Gathering Gan En Hu (penerima bantuan) Tzu Chi Bali ini diadakan pada tanggal 7 Februari 2016. Kegiatan ini  bertujuan menjalin hubungan baik antara relawan Tzu Chi dan penerima bantuan. Momen ini juga menjadi salah satu cara relawan Tzu Chi untuk menumbuhkan semangat berdana (berbuat kebajikan) dan berbakti kepada orang tua kepada para penerima bantuan. 

Waspada Silent Killer Hipertensi

Waspada Silent Killer Hipertensi

07 Juni 2024

Tzu Chi Batam mengundang para Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) untuk "pulang" ke Aula Jing Si, dan membawa pulang bekal ilmu dan wawasan yang bermanfaat dari materi yang dibawakan oleh dokter dari TIMA Batam.

Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -