Mewariskan Ajaran Cinta Kasih

Jurnalis : Agus Lee (Tzu Chi Batam), Fotografer : Agus Lee (Tzu Chi Batam)

Sebanyak 83 peserta mengikuti Pelatihan Abu Putih pada 30 Mei 2021 yang diadakan oleh Tzu Chi Batam.

Pandemi yang tidak kunjung usai tidak dapat menghalangi para relawan Tzu Chi Batam untuk bersama-sama mendalami Dharma dan menjalin jodoh baik dengan para Bodhisatwa baru. Dalam kesempatan itu, Tzu Chi Batam mengadakan Pelatihan Abu Putih pada 30 Mei 2021. Kegiatan Pelatihan Abu Putih itu merupakan kegiatan yang kedua kalinya diadakan di tahun 2021. Pada kesempatan yang sama, relawan sekaligus melantik 19 orang relawan abu putih.

Baru-baru ini, peningkatan kasus positif Covid-19 di Batam terhitung terus bertambah sehingga pemerintah setempat mengeluarkan surat larangan mengadakan kegiatan yang dapat menimbulkan kerumunan. Hal tersebut membuat Pelatihan Abu Putih yang awalnya direncanakan melalui daring dan luring terpaksa akhirnya hanya melalui daring. Harapannya dapat membantu pemerintah untuk mengurangi penularan Covid-19 sekaligus mendatangkan ketenangan hati bagi 83 peserta yang mengikuti pelatihan.

Wangi, relawan Tzu Chi Batam berbagi tentang misi amal yang merupakan misi pertama Tzu Chi.

Suwati, relawan Tzu Chi Batam memulai pelatihan kali ini dengan penjelasan tata krama sebagai relawan Tzu Chi. Tata Krama sangat penting untuk dijelaskan ke relawan terutama relawan rompi yang akan dilantik menjadi relawan Abu Putih.

“Semua tata krama itu mulai dari saat kita memasuki Aula Jing Si. Tata krama berseragam, jalan, duduk serta makan sangat perlu diperhatikan, karena keindahan tim bukan hanya dari seragam saja, tetapi juga dari kekompakan (sehati), gotong royong, dan saling mengalah. Semua itu bisa tercipta dimulai dari pembinaan diri setiap individunya,” ujar Suwati.

Misi Tzu Chi dapat berjalan dengan optimal saat relawan dapat terus menggalang hati dan dana.

Setelah Suwati memaparkan materinya, Wangi, relawan Tzu Chi Batam berbagi tentang misi amal yang merupakan misi pertama Tzu Chi. Wangi memperkenalkan kepada relawan bagaimana awal mula misi amal di Batam yang dibimbing oleh relawan Tzu Chi Singapura hingga kemudian dibimbing oleh Lulu, relawan Tzu Chi Jakarta. Wangi juga menjelaskan tata cara proses mengajukan bantuan, dilanjutkan proses penanganannya, hingga bantuan itu disepakati dan diterima, kemudian evaluasi tim dan yg terakhir sampai penutupan bantuan.

Belasan tahun bertanggung jawab di misi amal, Wangi merasakan bahwa survei bagi penerima bantuan merupakan sebidang ladang berkah yang penuh kebajikan. “Dalam melakukan sendiri baru mendapatkan hasilnya sendiri. Seperti pepatah mengatakan siapa yang makan maka dia yang kenyang. Dengan terjun ke misi amal, kita bisa melihat penderitaan mahluk hidup,” ujar Wangi. “Di situ kita melakukan sambil belajar, memperoleh kebijaksanaan yang membawa kita menjadi lebih bersyukur akan hidup ini, kita bisa belajar menjadi Bodhisatwa yaitu sebagai penyambung hidup orang,” imbuhnya.

Lie Feng berbagi tentang sebersit niat tulus dapat menghasilkan ratusan kuntum teratai.

Misi-misi di Tzu Chi tidak dapat berjalan lancar tanpa menggalang hati dan dana. Galang hati untuk menambah barisan Bodhisatwa, galang dana untuk membantu orang-orang yang kurang mampu sekaligus menjalin jodoh baik dengan banyak orang. Dalam pelatihan ini Ong Lie Feng ditemani Santoso selaku moderator menceritakan bagaimana mereka – berawal dari mengikuti bedah buku dari Taiwan dapat menimbulkan sebersit niat ingin menggalang dana dalam program Kuntum Teratai sebagai doa bersama untuk Master Cheng Yen dan dunia bebas bencana.

Awalnya Lie Feng tidak percaya diri dan tidak berani, tetapi karena adanya dorongan semangat dari relawan lainnya membuat Lie Feng memberanikan diri untuk mencoba menggalang kuntum teratai. Setiap hari Lie Feng terus menelepon teman-temannya untuk mendukung program ini bahkan sampai kelelahan dan suara serak.

Memberikan penghormatan dan mendoakan De Ci Shifu lekas kembali dan bergabung dalam barisan Tzu Chi.

Atas semangatnya yang kuat membuatnya semakin bersukacita dengan mencapai 418 kuntum teratai. Yang paling membuatnya terharu ketika dia bisa mengajak kakak Wangi untuk ikut menyumbang 1 kuntum teratai, 1 minggu sebelum meninggal dunia karena kanker. Meskipun sakit parah, sebelum meninggal kakak Wangi masih bisa ikut menjalin jodoh baik dengan seluruh dunia.

Pelatihan abu putih ditutup dengan doa bersama menggunakan gambar dari Guru De Ci, murid pertama Master Cheng Yen yang baru saja wafat pada 26 Mei 2021. Semoga De Ci Shifu segera kembali ke barisan Tzu Chi sekaligus juga berdoa agar dunia segera terbebas dari pandemi.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Mewariskan Ajaran Cinta Kasih

Mewariskan Ajaran Cinta Kasih

03 Juni 2021

Pandemi yang tidak kunjung usai tidak menghalangi relawan Tzu Chi Batam untuk bersama-sama mendalami Dharma dan menjalin jodoh baik dengan para Bodhisatwa baru melalui Pelatihan Abu Putih pada 30 Mei 2021.

Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -