Minggu Budaya Humanis

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari
 
 

foto
Jumat, 1 Februari 2013, bertempat di Guo Yi Ting, lt.3 Aula Jing Si pertunjukan budaya humanis berlangsung. Kegiatan ini diisi dengan penampilan drama dan isyarat tangan oleh murid-murid taman kanak-kanak Sekolah Tzu Chi.

Seminggu sudah Sekolah Tzu Chi Indonesia menyelenggarakan Minggu Budaya Humanis atau Ren Wen Weekatau Humanistic Week. Sejak senin, 28 Januari 2013 minggu budaya humanis diadakan hingga puncaknya Jumat, 1 Februari 2013. Bertempat di Guo Yi Ting, lt.3 Aula Jing Si pertunjukan budaya humanis berlangsung. Di mulai dari jam 8 pagi, anak-anak N1 dan N2 yang terdiri dari 8 kelas sudah siap untuk memberikan pertunjukkan isyarat tangan.

Raut wajah mereka terlihat begitu antusias, sangat polos dan lucu menanti waktu mereka maju ke depan panggung untuk menampilkan apa yang telah mereka pelajari. Sementara di barisan belakang, orang tua mereka melambai-lambaikan tangan dan menyertakan senyuman sebagai dukungan bagi putra-putri mereka yang akan tampil di depan. Tak jarang sebagian anak selalu menengok kebelakang untuk kembali melihat dan memanggil orang tua mereka, “Mami...,” begitu ucap mereka sambil masih melambai-lambaikan tangan. Pemandangan ini begitu mengharukan bagi saya dimana kasih sayang tercipta dimana-mana, senyum hangat juga mengembang di antara mereka dan juga saya yang menyaksikannya.

Ajaran Syukur
“Sebetulnya hari ini kita fokus ke performance ya… Untuk pertunjukan, jadi mereka selama satu minggu itu belajar apa, di coba untuk diungkapkan, dipraktikkan dan diperlihatkan pada orang tua, baik itu melalui lagu, drama, dan shou yu (isyarat tangan),” jelas Iing Felicia Joe, Nursery School’s Principal Sekolah Tzu Chi Indonesia mengenai kegiatan yang diadakan hari ini. Kelas yang tampil terbagi menjadi menjadi tiga sesi yang dimulai dari jam 8 pagi hingga 12 siang.

foto  foto

Keterangan :

  • Anak-anak memeragakan isyarat tangan yang telah dipelajari sebelumnya dengan gerakan lancar dan sangat indah (kiri).
  • Beberapa orang tua murid melihat karya yang dipajang di depan Guo Yi Ting, Aula Jing Si. Beberapa karya dari anak murid ini nantinya akan diikut sertakan dalam lomba menggambar di Taiwan (kanan).

Dalam seminggu, anak-anak diajarkan banyak hal seperti diberikan permainan mengenai pentingnya rasa syukur dan kerjasama juga diajarkan mengenai sejarah Tzu Chi. “Bagaimana anak-anak dapat merawat diri mereka sendiri, bagaimana mereka menghargai bagian-bagian tubuh yang sempurna dan belajar merasakan bagaimana apabila tidak memiliki bagian tubuh yanh tidak sempurna, semua itu kita buat secara konkret jadi bukan cuma ngomong ke mereka kalau ‘kamu itu punya badan yang lengkap, kamu harus sayangi badan kamu’, jadi nggak cuma ngomong itu yang kita mau. Kalau kita cuma ngomomg, mereka mungkin akan iya-iya, tapi mereka nggak tahu dan nggak mengerti apa yang sebenernya dimaksudkan,” ujar Miss Ing.

“Kemudian, kita juga mengajarkan kerjasama pada mereka, dimana diusia mereka yang sekarang masih sangat kecil, tingkat individualisme mereka masih tinggi. Dari sini kita coba untuk mereka agar kerjasama melalui kegiatan yang kita buat. Sehingga mereka menyadari bahwa mereka butuh bersosialisasi dengan teman. Games mengenai rasa syukur juga kita buat, contohnya saja kita membuat games tentang pensil 1 cm. Jadi setiap harinya mereka selalu memakai pensil yang bagus yang panjang, tapi disisi lain banyak anak lain yang masih menggunakan pensil kecil karena tidak mampu membeli pensil. Dari sini kita ingin mengajarkan rasa syukur dan menumbuhkan rasa terimakasih untuk apa yang mereka punya,” tambahnya lagi.

Tur Aula Jing Si juga menjadi salah satu kegiatan yang diadakan, hal tersebut ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang sejarah Tzu Chi untuk anak-anak. “Agar mereka tahu bahwa sekolah Tzu Chi itu punya sejarah, jadi mengajarkan pada anak untuk tidak lupa pada sejarah. Mengenalkan apa Tzu Chi, asalnya dari mana.”

foto  foto

Keterangan :

  • Dalam salah satu drama yang dibawakan oleh murid-murid K2 menceritakan tentang pelestarian lingkungan yang dilakukan oleh Tzu Chi (kiri).
  • Dengan adanya Minggu Budaya Humanis ini, semoga anak-anak dapat menerapkan apa yang telah diajarkan oleh guru-guru mereka mengenai rasa syukur, kerjasama, dan juga tetap mengingat sejarah (kanan).

Dalam kegiatan ini, terdapat pula beberapa karya seni dari anak-anak berupa gambar yang dipajang di bagian luar Guo Yi Ting. Beberapa hasil gambar ini telah dipilih oleh guru, gambar tersebut nantinya akan dikirimkan ke Taiwan untuk diikutkan dalam lomba gambar. “Sehubungan dengan humanistik, kita juga melatih kreatifitas anak untuk menciptakan gambar dengan tema berbakti. Gambar pilihan yang dipajang didepan nantinya akan kita kirim ke Taiwan untuk diikut sertakan pada lomba disana.”

Menjadi Kebanggaan
Desi, salah satu orang tua murid yang menghadiri acara jumat lalu mengatakan bahwa dirinya senang bisa melihat anaknya dapat memeragakan isyarat tangan dan tidak menyangka bahwa anaknya dapat menghafal semua  gerakan lagu Rang Ai Chuan Chu Qu. “Senang sekali lihat mereka tampil, lucu sekali, dan bangga. Saya memang sengaja menyekolahkan anak saya disini karena budaya humanisnya yang bagus, mendidik anak mulai dari dini,” ujarnya.

“Latar Belakang diadakannya Ren Wen Week sendiri adalah karena budaya humanis dan pembentukan karakter itu perlu kita bentuk dari masih kecil, maka dari itu segala sesuatu yang baik kita ajarkan di Sekolah Tzu Chi Indonesia ini. Yang tadi dikatakan bahwa kita nggak bisa instan untuk membuat sesuatu, jadi harus kita bentuk sedemikian rupa mulai keseharian, rutinitas hingga kita muncul ide bahwa kita ingin memberi tahu orang tua tentang apa sih sebenernya yang dipelajari anak-anaknya di sekolah, apa sih ren wen, apa sih budaya humanis. jadi dari orang tua dan anak terutama tidak hanya memiliki bayangan tentang karakter, tapi juga mengetahui apa karakter itu sebenarnya,” pungkas miss Ing.

 

 
 

Artikel Terkait

Paket Lebaran 2022: Seberkas Sinar dalam Kehidupan yang Pudar

Paket Lebaran 2022: Seberkas Sinar dalam Kehidupan yang Pudar

18 April 2022

Kata kiasan kunang-kunang sangatlah tepat bagi relawan Tzu Chi. Di mana ada relawan, penderitaan akan berkurang. Relawan Kebon Jeruk 1 menyalurkan 150 paket lebaran 2022 di Taman Aries, Kebon jeruk 1 Jakarta Barat.

Internasional : Membentuk Logo Tzu Chi

Internasional : Membentuk Logo Tzu Chi

14 Maret 2011 Tanggal 6 Februari 2011, dalam acara ucapan Tahun Baru Imlek melalui online video kepada Master Cheng Yen, para biksuni di Griya Jingsi, dan insan Tzu Chi di seluruh dunia, para relawan Tainan membentuk formasi Logo Tzu Chi dengan khidmat.
Banjir Jakarta: “Lakukan Selagi Masih Bisa”

Banjir Jakarta: “Lakukan Selagi Masih Bisa”

20 Januari 2014 Usman Sutanto Shixiong terlihat tertatih-tatih berjalan untuk memindahkan  satu kardus berisi penuh nasi yang telah dibungkus dan akan disalurkan. “Duh…Shixiong, cari kerjaan yang tidak pake jalan-jalan aja,” ujar saya spontan saat melihatnya.
Jika menjalani kehidupan dengan penuh welas asih, maka hasil pelatihan diri akan segera berbuah dengan sendirinya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -