Motivasi Membangun Moral

Jurnalis : Ishak Maulana, Fotografer : Ishak Maulana

Lucy, ketua panitia yayasan ACC yang melakukan kunjungan ke Tzu Chi memberikan pesan sebelum anak-anak diajak untuk berkeliling mengenal lebih dekat Tzu Chi.

Kamis, 4 Agustus 2016 Yayasan Amitofo Care Centre (ACC) dan anak-anak Afrika mengadakan kunjungan ke Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Mereka melakukan serangkaian kegiatan kunjungan dengan ditemani relawan dari Sekolah Tzu Chi Indonesia. Relawan menayangkan video kilas balik Tzu Chi pada acara pembuka agar tamu kunjungan mengenal Tzu Chi.

Berdirinya yayasan Amitofo Care Centre (ACC) sendiri berawal dari seorang tokoh bernama Master Hui Li yang hijrah ke Afrika untuk menyebarkan Dharma di sana. Selama 12 tahun perjalanan tersebut Master mendirikan Amitofo Care Centre. Dalam yayasan ini adalah mereka anak-anak Afrika sendiri. Keseharian mereka pun teratur mulai dari bangun tidur, makan, belajar kung fu, beribadah, dan lain-lain. Hingga sekarang telah berdiri tiga sekolah dasar dan menengah, di antaranya di Malawi, Lesotho, dan Swaziland.

Ven. Hui Yu (kiri) selaku biksu yang mewakili kegiatan ini memberikan sharing mengenai yayasan Amitofo Care Centre (ACC). 


Relawan dari Sekolah Tzu Chi Indonesia mendapingi anak-anak berkeliling Aula Jing Si dan Sekolah Tzu Chi Indonesia. Ia juga menceritakan sejarah dan budaya yang ada di Tzu Chi.

Meski yayasan ini terletak di Benua Afrika, namun jalinan jodohnya ada di berbagai Negara. Salah satunya di Indonesia. Anak-anak dari yayasan ini pun sudah beberapa kali berkunjung ke Indonesia. Adapun tujuan Yayasan ACC datang berkunjung ke Indonesia yaitu untuk membawa mereka melihat orang tua asuh mereka, agar mereka bisa melihat langsung karena mereka memiliki orang tua asuh di Indonesia. Sebelum melakukan tur Aula Jing Si, ketua panitia di Indonesia, Lucy memberikan pesan kepada anak-anak Afrika tersebut.

Selain bertemu dengan orang tua asuh, mereka akan mementaskan kepiawaian mereka dalam sebuah pertunjukan kung fu, dan lain-lain. Selama di Indonesia, anak-anak berkunjung ke 5 (lima) kota, seperti Medan, Palembang, Jambi, Pontianak, dan yang  terakahir ke Jakarta. Hui Yu, sang guru menyampaikan bahwa anak didiknya dari Afrika ini memiliki banyak bakat dalam diri mereka. “Anak-anak sudah dididik sampai tingkat ini, mereka dapat berkomunikasi dalam bahasa mandarin, dapat bernyanyi dalam berbagai bahasa, dan dapat menari, mereka juga belajar kung fu,” ujar Hui Yu.

Foto bersama anak-anak Afrika dengan beberapa murid-murid Sekolah Tzu Chi Indonesia di Lapangan sekolah.


Persembahan lagu dari anak-anak Afrika dengan suara emas mereka yang membuat relawan terharu mendengarnya.

Dalam kunjungan anak-anak yayasan ACC ke Tzu Chi kali ini anak-anak melihat budaya di Tzu Chi, budi pekerti, maupun sumbangsih para relawan Tzu Chi. Selain berkeliling Aula Jing Si, mereka juga mengunjungi Sekolah Tzu Chi Indonesia yang berada dikompleks Tzu Chi Center. Mereka melihat bagaimana proses pembelajaran murid-murid di kelas. Mereka juga diajak untuk mengunjungi perpustakaan sekolah. Mereka merasa senang karena banyak buku bacaan yang ingin mereka baca. “Agar mereka anak-anak memiliki wawasan yang luas, lebih mengerti bahwa bukan di Negara tempat dia saja ada sekolah cinta kasihnya tapi di sekolah di Indonesia juga ada sekolah yang besar yang penuh cinta kasih mengajarkan murid-murid,” ujar Lucy.

Kemudian mereka diajak ke studio DAAI TV. Mereka pun menikmati segala aktifitas di ruangan tersebut, tak terkecuali menampakkan wajah mereka dalam kamera sehingga terlihat di TV yang tersedia. Hal ini pun membuat anak-anak tersebut enggan untuk meninggalkan ruang studio. “Saya setelah dewasa ingin melihat bagaimana perkembangan di banyak negara lain, seperti Indonesia. Saya berharap setelah dewasa dapat mengembangkan negara saya,” ujar Bayunda Khumalo, salah satu anak didik ACC.

Di penghujung acara  anak-anak Afrika mempersembahan sebuah penampilan dengan menyanyikan lagu bahasa Afrika. Mereka menyanyikan lagu tersebut dengan suara yang sangat merdu penuh ketulusan. Bahkan yang mendengar pun menjadi terharu, sehingga para relawan merasa terhibur dengan pertunjukan yang dibawakan mereka. “Saya berharap dapat memberikan pertunjukan yang baik dan menghibur orang-orang selama kunjungan di Indonesia,” sambung Bayunda.


Artikel Terkait

Motivasi Membangun Moral

Motivasi Membangun Moral

12 Agustus 2016

Anak-anak dari Afrika datang ke Indonesia dan berkunjung ke Yayasan Tzu Chi Indonesia.  Mereka menjalankan serangkaian kegiatan untuk lebih mengenal Tzu Chi, salah satunya tentang budaya humanis Tzu Chi.

Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -