Mutiara Kehidupan

Jurnalis : Iea Hong (He Qi Utara), Fotografer : Iea Hong (He Qi Utara)
 
 

foto Lionel bagaikan mutiara kecil yang mengajarkan tentang kenyataan hidup yang tidak memuaskan, sehingga membangkitkan tekad untuk terus berjalan di jalan Bodhisatwa.

Bersyukurlah atas tubuh yang sehat, yang membuat kita mampu mengembangkan kemampuan bajik dalam kehidupan. Bersyukurlah karena pada masa yang penuh bencana dan penderitaan ini, kondisi kita masih aman dan selamat. (Master Cheng Yen)

Tubuh kecil itu sedang terbaring lemah di atas ayunan dari kain, sekali-kali tampak gerakan-gerakan kecil tangan dan kaki. Wajahnya yang tadinya bulat putih sekarang sudah tidak kelihatan lagi. Tulang-tulang tampak menonjol di balik balutan lapisan kulitnya yang tipis. Wajahnya terlihat lebih besar kontras dengan tubuhnya yang terlihat kecil.

Mutiara kecil ini bernama Lionel Fernando yang lahir pada 14 Juni 2010. Sejak lahir Lionel sudah mengalami kelainan di ususnya hingga harus dilakukan operasi pembuangan sebagian usus. Sejak dilakukan operasi tanggal 18 Agustus 2010, Lionel sudah beberapa kali harus kembali dirawat di rumah sakit.

Walaupun operasi tahap pertama sudah selesai dilakukan, tetapi untuk operasi lanjutan masih belum bisa dilakukan karena berat badannya masih belum mencukupi. Sampai saat ini walau sudah berusia 8 bulan tapi berat badan Lionel masih 4 kg.

foto  foto

Keterangan :

  • Melihat penderitaan yang dialami oleh Lionel, relawan merasa sangat tidak tega, bagaimana seorang bayi yang begitu kecil harus menahan derita yang begitu berat. (kiri)
  • Saat dikunjungi, Lionel tak hentinya menangis. Seorang relawan berusaha menenangkan Lionel dengan memberinya dot. (kanan)

Hari itu setelah melakukan kunjungan ke rumah Pak Suryadi, seorang pasien lain yang mengalami gagal ginjal, kami melanjutkan kunjungan ke rumah Lionel Fernando. Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang, dan sesampainya di sana kami hanya bertemu dengan Friyana, ayahnya Lionel. Sang ibu (Yenni) sedang berziarah ke kuburan leluhur – saat itu masih dalam suasana perayaan Imlek.

“Lionel baru minggu lalu keluar dari rumah sakit, karena mengalami mencret-mencret, sejak keluar dari rumah sakit malamnya sering menangis dan tidak bisa tidur nyenyak,” kata sang ayah.

Tidak berapa lama, Lionel pun terbangun dari tidurnya dan mulai menangis. Salah satu relawan pun dengan sigap menggendong dan berusaha untuk menenangkannya, tapi tampaknya upaya itu tidak terlalu berhasil. Akhirnya Lionel kembali dibaringkan di atas kasur dan diberi dot untuk dihisap. “Mungkin dia sedang lapar,” pikir kami.

Melihat penderitaan yang dialami oleh Lionel, kami merasa sangat tidak tega, bagaimana seorang bayi yang begitu kecil harus menahan derita yang begitu berat. Saya pun teringat dengan ajaran Buddha yang mengatakan bahwa “kehidupan itu pada dasarnya tidaklah memuaskan”. Karena itulah Master Cheng Yen selalu mengimbau kita untuk berlatih diri di jalan kebajikan, jalan yang akan membawa kita keluar dari penderitaan.

foto  foto

Keterangan :

  • Karena ibunya sedang berziarah ke makam leluhur, relawan yang berkunjung mencoba menggendong dan menenangkan Lionel, namun tak berhasil. (kiri)
  • Setelah sampai di Jing Si Book & Cafe, para relawan saling bertukar cerita tentang pengalamannya saat kunjungan kasih. (kanan)

Setelah kunjungan singkat itu, kami berpamitan. Dalam perjalanan kembali menuju Jing-si Books and Cafe, pikiran saya terus berusaha memahami mengapa seorang bayi yang begitu kecil harus memikul derita yang begitu besar? Pikiran ini kemudian teringat seorang pasien yang lain, pasien yang sudah dewasa. Saat kami tangani, ia menderita TB paru stadium lanjut dan kondisi tubuhnya sudah kurus kering, hanya terlihat kulit membalut tulang. Penderitaannya begitu hebat karena akibat badannya yang begitu kurussetiap kali duduk, berbaring ataupun mengerakkan tubuh, ia selalu mengalami kesakitan.

“Mungkin hal ini juga yang sedang dialami oleh Lionel?” pikirku. Setiap terjadi kontak tubuh, ia akan merasakan kesakitan yang luar biasa. Hanya karena masih kecil sehingga cara penggungkapannya pun hanya melalui tangisan. Saya tidak tahu pasti akan hal itu, tapi tangisan yang begitu keras bagaikan pisau yang menyayat hati, yang membuat pedih siapapun yang mendengarnya. Saya sungguh berharap ia segera mendapat kondisi yang lebih baik.

Lionel bagaikan mutiara kecil yang mengajarkan tentang kenyataan hidup yang tidak memuaskan, sehingga membangkitkan tekad  untuk terus berjalan di jalan Bodhisatwa. Mutiara kecil yang mengajarkan kami akan arti kehidupan melalui derita yang ditunjukkannya.

  
 

Artikel Terkait

Bantuan 30.000 Paket Beras kepada Masyarakat Kurang Mampu di Kota Palembang

Bantuan 30.000 Paket Beras kepada Masyarakat Kurang Mampu di Kota Palembang

04 Agustus 2021

Yayasan Buddha Tzu Chi Palembang bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Mapolda Sumatera Selatan, dan Kodam II Sriwijaya menyalurkan bantuan 30.000 paket atau 150 ton beras untuk keluarga kurang mampu di kota Palembang.

TIMA Annual Global Forum: Perjalanan Misi Kesehatan Tzu Chi Menghadapi Pandemi di Indonesia

TIMA Annual Global Forum: Perjalanan Misi Kesehatan Tzu Chi Menghadapi Pandemi di Indonesia

20 September 2021

Tzu Chi International Medical Association’s (TIMA) Annual Global Forum 2021 kembali digelar Sabtu dan Minggu, 18 – 19 September 2021. Acara tahunan TIMA sedunia ini diadakan secara virtual.

Sebuah Terobosan Agar Anak-anak Muda Memahami Pentingnya Donor Darah

Sebuah Terobosan Agar Anak-anak Muda Memahami Pentingnya Donor Darah

08 November 2022

Untuk membantu persediaan stok darah PMI, komunitas relawan Tzu Chi di Hu Ai Medan Perintis bekerja sama dengan PMI dan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia (WBI) mengadakan kegiatan donor darah.

Kita hendaknya bisa menyadari, menghargai, dan terus menanam berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -