My Dream: Siap Memukau Jakarta

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Anand Yahya

doc tzu chi

Seniman difabel asal Tiongkok, My Dream, bersiap di belakang panggung untuk melakukan gladi resik pada Jumat, 28 Juli 2017, sebelum esok akan memberikan penampilan di hadapan Sahabat DAAI dalam rangka DAAI Night untuk memeringatan 10 Tahun DAAI TV Indonesia.

Usai memukau ribuan penonton di Medan, seniman difabel asal Tiongkok, My Dream, akan memberikan penampilannya di Tzu Chi Center, Jakarta pada Sabtu dan Minggu, 29 – 30 Juli 2017. Yang Xiang Tian, guru isyarat tangan tim ini mengatakan siap untuk memberikan penampilan terbaik mereka di hadapan Sahabat DAAI di Jakarta.

“Ini merupakan kesempatan kedua kami memberikan penampilan di Indonesia setelah 10 tahun lalu,” ujarnya. Dengan formasi yang berbeda dengan 10 tahun silam, My Dream tetap konsisten memberikan penampilan yang tak kalah memukau penonton. “Maka kami berlatih lagi dan memberikan hal yang berbeda untuk penonton. Kami ingin membawa energi positif untuk masyarakat dan penonton di Indonesia,” imbuhnya.

Dalam penampilan esok, Xiang Tian memberikan sedikit bocoran kepada para penonton. Esok mereka akan menampilkan 10 jenis tarian yang kesemuanya dibawakan oleh seniman penyandang disabilitas. “Ada tarian seribu tangan, tarian tunarungu, tarian tunawicara, tarian tradisional Tiongkok, kung fu, dan beberapa lainnya. Semua ini sudah kita persiapkan dengan matang,” jelasnya.

Untuk mematangkan penampilan mereka dalam memeriahkan perayaan 10 Tahun DAAI TV Indonesia, Tim My Dream yang telah sampai di Jakarta pada Kamis kemarin terlihat tengah melakukan gladi resik.

Yang Xiang Tian (baju putih), guru isyarat tangan tim My Dream kembali melatih para penari. Walaupun dengan keterbatasan para seniman difabel ini ingin tetap konsisten memberikan penampilan yang terbaik.

Untuk mematangkan penampilan mereka dalam memeriahkan perayaan 10 Tahun DAAI TV Indonesia, Tim My Dream yang telah sampai di Jakarta pada Kamis kemarin terlihat tengah melakukan gladi resik. Gladinya pun terlihat sedikit berbeda dengan gladi lainnya. Seluruh tim berlatih dengan kompak walaupun dengan sedikit suara dan hanya menggunakan aba-aba isyarat tangan. “Di sini, orang yang tidak bisa melihat, menjadi telinga untuk yang lain. Sementara orang yang tidak bisa mendengar, menjadi mata untuk yang lain,” ungkap Xiang Tian.

Melihat kesungguhan tim My Dream, Paulus Florianus, Ketua Panitia DAAI Night mengajak penonton untuk sedikit bersabar dalam menantikan penampilan seniman difabel kelas dunia ini. Ia juga menjamin bahwa penonton tidak akan pulang dengan tangan kosong melainkan dengan hati bahagia dan penuh inspirasi.  “Untuk Sahabat DAAI, ini adalah kesempatan bagi kita semua untuk menyaksikan pertunjukkan kelas dunia. Selain mereka menghibur secara art, mereka pun pasti akan memberikan inspirasi positif bagi kita semua,” ujarnya.

Paulus pun menjelaskan bahwa penampilan My Dream juga merupakan wujud dukungan DAAI TV serta Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kepada para kaum difabel. “Selain mengundang kaum difabel, kita juga ingin berbagi semangat bersama mereka,” tuturnya.

Sementara itu Elisa, panitia bidang acara berdoa agar penampilan My Dream esok hari akan berlangsung dengan lancar seperti kesuksesan yang telah mereka tampilkan di Medan. Ia juga berharap satu dasawarsa DAAI TV ini akan membawa kebaikan untuk semua sehingga misi untuk menjernihkan hati manusia melalui stasiun TV DAAI dapat terwujud.


Artikel Terkait

My Dream: Siap Memukau Jakarta

My Dream: Siap Memukau Jakarta

28 Juli 2017
Usai memukau ribuan penonton di Medan, seniman difabel asal Tiongkok, My Dream, akan memberikan penampilannya di Tzu Chi Center, Jakarta pada Sabtu dan Minggu, 29 – 30 Juli 2017. Yang Xiang Tian, guru isyarat tangan tim ini mengatakan siap untuk memberikan penampilan terbaik mereka di hadapan Sahabat DAAI di Jakarta.
My Dream: Kagum Sekaligus Terinspirasi

My Dream: Kagum Sekaligus Terinspirasi

02 Agustus 2017
Kekaguman akan penampilan My Dream juga muncul dari para tokoh nasional di Indonesia, salah satunya KH. Maman Imanulhaq, Pengasuh Pondok Pesantren Al Mizan di Majalengka, Jawa Barat dan Ketua PBNU KH Marsudi Syuhud.
Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -