Nyala Api Tungku Pertama Kali

Jurnalis : Budi Suparwongso (He Qi Utara), Fotografer : Feranika Husodo, Sjukur Zhuang, Henry Tando (He Qi Utara)
 

fotoUsai memasak, relawan segera membersihkan dapur Aula Jing Si agar kembali bersih seperti semula.

Di hari Minggu pagi yang cerah dan sejuk, saya mengajak ibu saya untuk berangkat bersama dengan Marlinda Shijie dari arah Bandengan ke Dapur Aula Jing Si PIK. Bersama kami ada beberapa relawan lainnya di dalam satu mobil. Sampai saat ini persiapan acara sudah mencapai tahap final dan kami membawa beberapa keranjang kue kecil sebagai penganan bagi para relawan yang datang.

 

Kami bersembilan sampai di area Aula Jing Si PIK kira-kira jam 08.30 dan langsung menuju ke arah dapur yang baru. Setibanya di dapur, sudah ada beberapa relawan yang datang dan seorang fotografer 3 in 1 dari He Qi Utara. Pagi hari ini acara nyala api tungku pertama akan dimulai tepat jam 09.00 tanggal 29 Mei 2011 di dapur Aula Jing Si PIK untuk yang pertama kalinya. Lalu apa yang akan dimasak setelah api tungku dinyalakan? Yang pertama adalah memasak onde, disusul oleh bakmi goreng. (Arti dari onde adalah bentuknya yang bulat melambangkan kesatuan hati seluruh relawan Tzu Chi yang tercipta dari kerja sama membuat onde. Arti bakmi adalah bentuknya yang panjang melambangkan sukses Dapur Jing Si PIK yang panjang dan terus-menerus. Sumber: Marlinda Shijie).

Relawan terus berdatangan dari semua He Qi (Utara, Selatan, Barat dan Timur), baik relawan rompi, Tzu Ching, abu-putih, baju biru-putih dan komite. Warna-warni onde yang cerah (Pink, Coklat, Hijau, Merah, Putih) seolah mewakili kegembiraan yang mereka rasakan. Semua relawan yang hadir di dapur Aula Jing Si PIK langsung bergabung dengan yang lainnya membuat onde. Sambil membentuk bulatnya onde di tangan yang hangat, sepasang suami-istri bernama Chen Chiang Hui Shixiong dan Sung Man Tjin Shijie tampak sangat kompak berduaan saling membantu membuat onde. Ketika ditanya mengenai kesan mereka terhadap acara ini, mereka menjawab “sangat senang” dan berharap agar Dapur Aula Jing Si PIK ini bisa terus ramai. Kalau ada acara lagi di Dapur Jing Si PIK mereka pasti datang.

Kekompakan dan kegembiraan para relawan tercipta dari membuat onde bisa terlihat dari antusias serta senda gurau yang mereka bagikan. Satu tempat tepung onde bisa digunakan untuk membuat onde oleh 3 (tiga) sampai 4 (empat) orang relawan. Suasana meriah yang tercipta adalah dari suasana hati masing-masing relawan yang tergabung menjadi satu hati. “Mampu merasakan kebahagiaan orang lain seperti kebahagiaan sendiri adalah kehidupan yang penuh dengan kepuasan dan paling kaya akan makna.” (Kata Perenungan Master Cheng Yen).

foto  foto

Keterangan :

  • Sebanyak 30 relawan melakukan doa bersama sebelum menyantap makan siang dalam kegiatan peresmian penggunaan dapur Aula Jing Si.(kiri)
  • Kekompakan dan kegembiraan para relawan saat membuat onde. Satu tempat tepung onde bisa digunakan untuk membuat onde oleh 3 (tiga) sampai 4 (empat) orang relawan. (kanan)

Setelah beberapa saat mengambil foto, saya melihat seorang relawan (rompi) yang baru sebulan bergabung di Tzu Chi, namanya Wahyudi. Dia adalah seorang mahasiswa di Universitas Bina Nusantara. Dia diajak oleh Voni Shijie untuk datang ke acara ini. “Dengan membuat onde ini kita berlatih bekerja sama,” katanya. Kalau sedang tidak sibuk biasanya dia pulang ke Tangerang, tetapi dia bersedia datang ke Dapur Aula Jing Si PIK karena ada acara ini. Sebagai seorang anak muda dia tidak merasa berbeda berada di tengah ibu-ibu relawan dan terus membuat onde.

Tepat jam 9, api tungku dinyalakan. Momen bersejarah sudah dimulai. Dari tungku inilah akan dihasilkan berbagai macam masakan vegetarian lezat untuk mendukung kegiatan semua relawan Tzu Chi Indonesia, khususnya di area Aula Jing Si. Diteruskan dengan memasak air untuk mematangkan onde.

Tidak jauh dari sana, adalah Linda Sutanto Shijie, seorang relawan biru-putih yang giat membantu sebagai fungsional Hu Ai Pluit, yaitu di bagian Pengurus Tim Pelayanan (Sheng Huo Zu). Pagi ini dia datang bersama teman-temannya untuk membuat onde dan bakmi goreng. “Kita membuat onde yang bulat ini supaya bisa tambah kompak,” katanya. Sama seperti relawan lainnya, Linda Shijie juga senang dengan acara hari ini dan menantikan acara-acara berikutnya.

Selain onde warna-warni, masih ada onde putih bulat besar yang diisi kacang manis. Hmm sedapnya terasa di lidah. Onde putih yang sudah diisi lalu ditaruh di atas nampan bundar yang lebar. Siap untuk dimasak. Saya lalu bertemu dengan seorang relawan abu-putih yang murah senyum bernama Yuliana Widjaja Shijie. Dia ikut bergabung dengan Tzu Chi sudah satu tahun. Berawal ketika anaknya ikut Kelas Budi Pekerti, dia melihat bahwa kegiatan Tzu Chi itu baik adanya maka dia memutuskan untuk ikut bergabung menjadi relawan. Hari ini dia diundang oleh Livali Shijie, Wakil Ketua Xie Li. Diapun tidak keberatan datang sendirian ke Dapur Jing Si PIK dari rumahnya. “Tujuan acara hari ini untuk meresmikan dapur atau kantin yang baru. Dapur yang besar ini untuk melayani para relawan yang jumlahnya besar dan untuk persiapan acara yang besar pula,” demikian penjelasannya, “harapannya adalah supaya dapur Jing Si PIK menjadi lebih baik, sebab kita kan mau menjadi ‘The Best’. Ajaran Tzu Chi sudah ‘The Best’, relawannya juga ‘The Best”, sekarang giliran dapurnya jadi ‘The Best’”.”

Sementara itu, para relawan yang lain sibuk membuat air jahe dicampur gula merah dan perasan air pandan sebagai kuah onde. Wanginya sudah terasa dari jarak beberapa meter. Ada seorang relawan Komite yang tengah asyik membuat onde, dialah Fie Lan Shijie dari He Qi Barat. Dia datang bersama rombongan berjumlah 5 (lima) orang termasuk Tzu Ching. “Hari ini adalah pembukaan Dapur Tzu Chi di PIK. Biasanya kalau ada pembukaan (dapur), kita nyalakan kompor lalu membuat onde, lalu onde tersebut dimakan bersama-sama. Kenapa dapurnya harus sebesar ini? Karena relawan kita banyak, donatur juga banyak jadi kita bisa mempersiapkan untuk acara yang besar,” kata Fie Lan Shijie.

 

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan dengan penuh semangat memasak di Dapur Aula Jing Si dengan penuh semangat. Ini merupakan pertama kalinya relawan memasak di Dapur Aula Jing Si.(kiri)
  • Arti dari onde adalah bentuknya yang bulat melambangkan kesatuan hati seluruh relawan Tzu Chi yang tercipta dari kerja sama membuat onde. (kanan)

Di sela-sela kesibukan relawan membuat onde, memasak onde, dan mempersiapkan bakmi goreng, ternyata ada banyak relawan lainnya yang membantu membersihkan seluruh area Dapur Aula Jing Si PIK. Menurut informasi dari Vidi Monzana Shixiong (arsitek Yayasan Buddha Tzu Chi), luas Dapur Jing Si PIK adalah 612 m2, terbagi menjadi area peralatan dapur, meja persiapan dapur, ruangan freezer,  ruangan chiller, ruangan pastry & bakery, ruangan kantor, ruangan kelas masak, ruangan pantry, ruangan gudang perlengkapan dan aksesoris dapur. Semua area tersebut sudah dibersihkan pada hari itu juga berkat semangat para relawan. Sebagai informasi tambahan, lama pekerjaan struktur dapur adalah 2 (dua) bulan dan finishing selama 2 (dua) bulan. Gan en atas usaha dan kerja keras tim arsitek yang membangun Dapur Aula Jing Si PIK menjadi begitu indah dan komplit.

Selama proses acara berlangsung, ada satu tim peralatan dapur dari salah satu perusahaan yang membantu pengecekan kinerja peralatan dan siap membantu jika ada hal-hal mendesak maupun menerima masukan untuk perkembangan dapur. Tim ini dipimpin oleh S. Sudjijono Shixiong. Gan en atas kesediaannya membantu Dapur Aula Jing Si PIK. Sejak detik pertama kami masuk ke ruang dapur Jing Si, semua peralatannya seperti dapur di hotel berbintang lima.

Onde dan bakmi goreng semuanya sudah siap disajikan di meja depan. Para relawan komite memimpin semua relawan untuk membentuk barisan rapi ala Tzu Chi di depan pintu masuk Dapur Jing Si PIK. Hal ini dimaksudkan agar semua relawan Tzu Chi bisa fokus untuk berdoa dan mengucap syukur kepada Buddha dan Master Cheng Yen atas jodoh baik yang diterima kita semua pada hari Minggu 29 Mei 2011. Setelah ada sedikit penjelasan dari Liu Su Mei Shijie dan dibantu oleh penerjemah, maka barisan relawan diperbolehkan untuk memasuki ruangan dapur sekali lagi guna menikmati jamuan makan onde dan bakmi goreng. Suasana dapur jadi tambah meriah karena semua relawan berkata, “Enak sekali.”

Setelah acara makan siang selesai, masih ada relawan konsumsi yang merapikan dapur. Gan en kepada relawan konsumsi. Tidak lupa mengundang para seniman bangunan untuk mencicipi onde dan bakmi goreng di depan pintu masuk dapur. Ada seorang seniman bangunan yang tidak pernah memakai sumpit sebelumnya, dia menuang onde ke mangkuk dan tidak menemukan sendok di atas meja. Jadi dia harus memakai sumpit untuk makan onde itu, awalnya onde selalu jatuh ke mangkuk. Kami pun memberi semangat kepadanya, akhirnya dia bisa mencapit onde itu dengan sumpit. Begitu pula onde-onde berikutnya jadi lebih mudah untuk dijepit. Ternyata hari ini Tzu Chi sudah memberi kesempatan pada seniman bangunan untuk praktik menggunakan sumpit dan berhasil lulus dalam sekejap.

Seluruh program acara hari ini dari awal sampai akhir telah memberi inspirasi bagi relawan untuk saling membagi dan bersuka-cita dalam melakukan pekerjaan. “Orang yang selalu mengasah orang lain, dirinya sendiri akan terasah, namun bagi orang yang selalu diasah, selain tidak rusak, malah akan lebih bersinar cemerlang. Bagaikan berlian yang sesungguhnya.” (Kata Perenungan Master Cheng Yen). Setelah semuanya rapi kami mengucapkan terima kasih dan sampai jumpa kepada semua orang dan pulang ke rumah atau tujuan masing-masing. Gan en


Artikel Terkait

Donor Darah Di tengah Banjir

Donor Darah Di tengah Banjir

29 Januari 2014 Walaupun jumlah pendonor lebih sedikit dibanding kegiatan donor darah  sebelumnya karena kondisi banjir, tetapi peserta merasa bersyukur donor darah dapat dilakukan dan telah bersumbangsih untuk membantu orang lain yang membutuhkan.
Laptop untuk SMP Angkasa Lanud Padang

Laptop untuk SMP Angkasa Lanud Padang

25 November 2019

Untuk meningkatkan kualitas belajar-mengajar di SMP Angkasa Lanud Padang, Tzu Chi padang memberikan bantuan 2 (dua) unit laptop pada Selasa,12 November 2019.

Bersyukur dan Bersukacita Dalam Menyambut Tahun Baru Imlek

Bersyukur dan Bersukacita Dalam Menyambut Tahun Baru Imlek

17 Januari 2020

Minggu, 12 Januari 2020, Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan Gathering Peduli Kasih. Sebanyak 32 orang penerima bantuan Tzu Chi berpartisipasi pada kegiatan ini.

Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, malah sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -