Paket Pelipur Lara

Jurnalis : Aping Rianto (He Qi Utara), Fotografer : Aping Rianto, Robby Lulianto (He Qi Utara)
 
 

foto
Para relawan memasang tenda untuk persiapan pembagian paket kebakaran.

Sungguh suatu hal yang sangat menyedihkan bahwa begitu seringnya kita mendengar berita musibah kebakaran di Jakarta akhir-akhir ini. Bahkan dalam sehari bisa terjadi lebih dari satu peristiwa kebakaran. Menurut data yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Dinas Damkar dan PB) DKI Jakarta, Paimin Napitupulu kepada wartawan (yang dikutip dari Antara news.com), sejak Januari hingga Agustus 2012 telah terjadi 662 kasus kebakakaran di Jakarta yang menyebabkan 4.615 kepala keluarga (KK) atau 16.513 jiwa kehilangan tempat tinggal. Korban jiwa sebanyak 31 warga,  sedang 73 warga dan 12 petugas mengalamai luka-luka.

Pada hari Sabtu, 8 September 2012 sekitar pukul 8.45 pagi, si jago merah mengamuk di jalan Ancol Selatan II RT 14/07 kelurahan Sunter Agung. Di wilayah yang dikenal dengan nama Kampung Plastik (Kamplas) ini, musibah kebakaran telah menghanguskan 71 rumah, yang dihuni oleh 105 KK atau 363 jiwa. Asal api diduga berasal dari kompor salah satu warga yang meledak.

Musibah kebakaran ini segera mendapat perhatian dari para relawan Tzu Chi komunitas Hu AiSunter. Senin, 10 September, Yopie Budiyanto Shixiong dan beberapa relawan segera mengadakan peninjauan dan survei ke lokasi kebakaran. Pada hari Rabu tanggal 12 September 2012, para relawan Tzu Chi sudah membagikan paket kebakaran kepada para korban kebakaran setelah sebelumnya terlebih dahulu dibagikan kupon paket kepada yang berhak menerima. Sebanyak 22 orang relawan Tzu Chi terlibat dalam pembagian paket kebakaran ini.

foto  foto

Keterangan :

  • Suasana pada saat pembagian kupon paket kebakaran oleh para relawan kepada para korban yang telah terdaftar pada saat survei (kiri).
  • Relawan dengan semangat menurunkan paket-paket bantuan yang nantinya akan dibagikan pada warga (kanan).

Meneladani Musibah
Pemukiman padat, bangunan semi permanen, instalasi listrik yang semrawut dan pemakain alat listrik yang tidak standar merupakan faktor-faktor yang membuat tingginya resiko kebakaran. Hal ini terbukti pada lokasi kebakaran di Kampung Plastik yang luasnya menurut perkiraan Suratno (Ketua RT 14 yang mendampingi relawan Tzu Chi pada saat survei) hanya sekitar 1500 meter persegi. Di tanah yang hanya seluas itu berdiri berhimpitan 71 rumah yang pada umumnya dibangun dari bahan yang mudah terbakar dan menyebabkan api dengan sangat mudah menjalar dalam waktu yang cukup singkat.

Musibah kebakaran ini mengingatkan saya dengan kegiatan survei untuk bedah rumah Tzu Chi (Kegiatan Bebenah Kampung) di kelurahan Pademangan Barat. Wilayah Pademangan Barat juga merupakan salah satu wilayah pemukiman padat yang sering menjadi korban dari amukan si jago merah. Banyak rumah yang disurvei keadaannya cukup memprihatinkan. Bukan hanya instalasi listrik yang acak-acakan, tetapi juga sering dijumpai kompor untuk memasak yang ditempatkan pada tempat yang yang sangat beresiko menyebabkan terjadinya kebakaran. Misalnya kompor yang diletakkan pada sebuah sudut bangunan lantai 2, sedang lantai dan dinding bangunan itu hanya terbuat dari kayu dan papan.

Mudah-mudahan dengan kegiatan Bebenah Kampung Tzu Chi di kelurahan Pademangan Barat, musibah kebakaran yang kerap melanda wilayah ini  tidak terjadi lagi atau menjadi berkurang. Perlu juga kiranya ditambahkan bahwa kegiatan Bebenah Kampung Tzu Chi di Pademangan Barat hingga saat ini telah berhasil membangun ulang atau merenovasi sebanyak 256 unit rumah dan kegiatan ini masih berlanjut hingga sekarang.

foto  foto

Keterangan :

  • Pemberian bantuan paket kebakaran kepada beberapa warga korban kebakaran secara simbolis oleh ketua RT, Lurah Sunter Agung, PIC kegiatan dan tokoh masyarakat (kiri).
  • Sebuah rumah yang terbakar hanya menyisakan kusen (kerangka kayu) bekas pintu, sedang bagian lain dari rumah telah rata dengan tanah (kanan).

Ungkapan Kasih
Dari kegiatan pembagian paket kebakaran ini, berhasil dihimpun beberapa ungkapan perasaan dari berberapa pihak sebagai berikut: Rozikin, ayah dari seorang anak balita yang tinggal bersama istrinya di kampung plastik ini merupakan salah satu korban musibah kebakaran. Rozikin menjalankan usaha konveksi (usaha jahit pakaian) di rumahnya. Selain rumahnya rata dengan tanah, Rozikin juga mengalami kerugian dengan terbakarnya 3 unit mesin jahit dari 10 unit mesin jahit yang dimilikinya serta 5 lusin pakaian siap jual. Rozikin dan istri sangat berterima kasih dengan bantuan paket kebakaran yang diterimanya, terutama dengan adanya terpal plastik dari Tzu Chi karena menurut kabar yang didengarnya tenda yang ditempatinya sekarang beberapa hari lagi akan segera dibongkar.

Susianto Shixiong, seorang relawan dari Xie Li 4 Hu Ai Pluit juga datang membantu dalam kegiatan pembagian paket kebakaran. Begitu mendapat info adanya kegiatan pembagian paket kebakaran, Susianto Shixiong langsung menelpon Yopie Budiyanto Shixiong (PIC kegiatan) untuk mengetahui lebih jelas letak lokasi kegiatan. Susianto Shixiong dalam kesehariannya bekerja di sebuah toko plastik di daerah Tanah Abang sebagai penjaga toko dan tenaga pemasaran. Ijin untuk membantu kegiatan ini tak terlalu sulit didapat, karena majikan atau pemilik toko adalah kakak Susianto Shixiong sendiri yang kebetulan juga adalah seorang relawan Tzu Chi. “Mau menggenggam kesempatan untuk berbuat kebajikan, selagi sempat,” begitu ungkap Susianto Shixiong ketika ditanyakan alasannnya datang membantu kegiatan ini.

Indria Hilmi, Lurah Sunter Agung menyatakan bahwa ia telah mengenal Tzu Chi sejak menjabat sebagai Wakil Lurah di Kelurahan Penjaringan. Indria menyatakan terima kasihnya kepada Tzu Chi yang telah memabantu warga korban kebakaran di kelurahan Sunter Agung. Lebih lanjut Indria menyatakan salut kepada Tzu Chi yang “Selalu hadir dalam setiap musibah atau bencana untuk membantu meringankan penderitaan para korban di wilayah manapun di Indonesia bahkan di seluruh dunia.”

 

 
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Menapaki Jalan Bodhisatwa

Suara Kasih: Menapaki Jalan Bodhisatwa

16 Mei 2012 Hari Perawat Internasional akan segera tiba. Di RS Tzu Chi, Kita dapat melihat cinta kasih universal yang indah dan jernih serta hati yang tulus. Para perawat tidak terpengaruh oleh berbagai berita media massa.
Gerakan Menyelamatkan Bumi

Gerakan Menyelamatkan Bumi

25 Maret 2014 Kegiatan dimulai dengan pengarahan oleh Nony Shijie kepada para relawan yang hadir, dilanjutkan dengan pembagian brosur undangan pelestarian lingkungan. Setelah itu, para relawan mulai berpencar sesuai pembagian yang telah diberikan.
Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -