Pasukan Daur Ulang Tzu Chi di Car Free Day

Jurnalis : Meiliana (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Suyardi Hartombing, Anthony, Patmawati (Tzu Chi Pekanbaru)

Di Pekanbaru, Jl. Diponegoro-Jl. Gajah Mada, dikategorikan sebagai  jalan raya yang termasuk luas, bersih dan tertata dengan rapi. Setiap hari Minggu, dari pukul 06.00 sampai pukul 10.00 pagi, jalan ini difungsikan untuk area Car Free Day (bebas kendaraan bermotor). Bisa dikatakan, Car Free Day adalah sarana berkumpulnya seluruh lapisan masyarakat Pekanbaru untuk melakukan aktifitas pagi di akhir pekan. Di sana kita bisa melakukan olahraga seperti lari pagi, senam, bersepeda (di jalur sepeda yang sudah disediakan oleh pemerintah). Tempat ini juga dimanfaatkan oleh kaum muda masyarakat setempat untuk berkumpul bersama dalam kegiatan latihan kesenian, latihan tari (dance), latihan vokal (band) dan komunitas Dog Lovers. Untuk mengatasi rasa haus dan lapar, di sepanjang bibir jalan juga tersedia aneka macam jajanan.

Apakah yang hendak dilakukan oleh generasi muda Tzu Chi di dalam Diponegoro Car Free Day ini? Dalam rangka memperingati hari Tzu Ching sedunia, 8 anak muda dari Tzu Ching bergandeng tangan bersama 21 anak-anak Tzu Shao untuk melakukan Sosialisasi Pelestarian Lingkungan yang bertemakan “Pelestarian Lingkungan bagai Mentari tak terbenam” pada tanggal 18 Mei 2014. Tempat ini menjadi pilihan untuk melakukan sosialisasi karena warga yang datang cukup banyak, dan penyediaan makanan minuman yang masih kurang ramah lingkungan.

Mendapatkan respon yang baik dari warga yang menulis ikrar pelestarian lingkungan di atas sehelai daun bodhi.

Pukul 06.00 pagi, Tzu Ching dan Tzu Shao serta shigu-shibo yang mendampingi telah tiba di Rumah Tzu Chi untuk mendapatkan bekal Dharma dari Master Cheng Yen. Pukul 06.30 langsung menuju Diponegoro Car Free Day. Tzu ching dan Tzu Shao dibagi menjadi beberapa tim sesuai dengan misi yang akan dijalankan. Tim tersebut antara lain adalah Meiliana Shijie, Sandro Ruberto, Mega Silvia Budaya, Michael, Intan, Lina yang bertugas mengajak masyarakat untuk melakukan Konsep Pelestarian Lingkungan 5R. 5R ini terdiri atas Rethink (menimbang ulang), Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Repair (memperbaiki) dan Recycle (mendaur ulang). Tim lain yang beranggotakan Mariany Shigu, Liliana Shigu, Lina Mei, Vicry Wang, Silvana, Cynthia, Fanny, Jessica Jovita, Chaerin, Nellycia, mengemban misi untuk mengajak warga Give Me Five. Give Me Five antara lain terdiri dari 5 penghematan yaitu Hemat Air, Hemat Listrik, Hemat Bahan Bakar, Hemat Waktu dan Hemat Uang.

Ada juga Wismina shijie dan Jessica yang memperkenalkan vegetarian dan mengajak warga untuk bervegetarian. Mereka menjelaskan tentang baiknya bervegetarian yakni selain bisa menyehatkan tubuh juga menyehatkan bumi kita yang sedang sakit demam tinggi. Dengan bervegetarian juga menghemat waktu dan menghemat uang, sehingga uang tersebut bisa dipakai untuk membantu orang lain. Tak ketinggalan Rumus 10 Jari Daur Ulang Sampah yaitu ping (botol plastik), ping (botol kaca), guan (kaleng aluminium), guan (kaleng besi), zhi (kertas), dian (listrik/baterei), yi (pakaian), san (3C=Computer, Communication, Consumer Electronic), wu (lima bahan logam) dan qi (lain-lain). Yang mendapat berkah ini terdiri dari Lutiana shiqu, Christina Wijaya, Martina, Cindy Hersan, Steffany Ruberto, Sandra Ruberto, Bella, dan Leni.

Para Trash Ranger sambil mengutip emas yang tampak di jalan yang mereka lalui.

Masih ada Ira shijie, Taufan, Julius, Stefan Weenardi, Zico, Winston, Alfred, Peter, Ivander, Wira, Wira Candika, Jhonson, Kevin Hersan, dan Kenny, yang menjadi Trash Ranger dimana mereka akan mencegat orang-orang yang tadinya ingin membuang sampah di jalan, dan diberikan pengetahuan soal pemilahan sampah dengan tema mengubah sampah menjadi emas, emas menjadi cinta kasih.

Berbagai macam reaksi pun dihadapi oleh pasukan daur ulang ini. Ada yang menolak secara halus, ada yang menerima namun perhatian ditujukan pada objek lain, dan tentu saja ada yang bersedia merespon dengan memberikan waktu kepada pasukan daur ulang Tzu Chi untuk mendengarkan konsep pelestarian lingkungan lebih detail. Setelah mendengarkan penjelasan, warga diajak untuk berikrar yang ditulis dalam sehelai kertas daun bodhi. Kertas daun bodhi pun ditempelkan di “Pohon” (dibawakan oleh Ervina). Pohon ini mewakili alam/bumi kita yang sedang sakit dan membutuhkan uluran tangan dari semua orang agar bisa menjadi hijau/sehat kembali. Mei Bin shijie yang mengkoordinir kegiatan mengemukakan harapannya yaitu: “Berharap tidak hanya pengunjung yang tersadarkan. Berhubung kata Master kalau ingin menyadarkan orang, dari diri sendiri harus disadarkan dulu. Nah, kegiatan kali ada proses tahap keduanya. Semoga dari peserta yang ikut mensosialisasikan ini, pada tahap kedua dari lanjutan pelestarian lingkungan sedunia ini, orang-orang yang sama telah melakukan pelestarian lingkungan terutama dalam hal 5 penghematan”.


Pasukan Daur Ulang berfoto bersama setelah selesai sosialisasi pelestarian lingkungan di Car Free Day.



Artikel Terkait

Pasukan Daur Ulang Tzu Chi di Car Free Day

Pasukan Daur Ulang Tzu Chi di Car Free Day

05 Juni 2014 Dalam rangka memperingati hariTzu Ching sedunia, 8 anak muda dari Tzu Ching bergandeng tangan bersama 21 anak-anak Tzu Shao untuk melakukan Sosialisasi Pelestarian Lingkungan yang bertemakan “Pelestarian Lingkungan bagai Mentari tak terbenam”.
Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -