Peduli Korban Kebakaran di Taman Sari

Jurnalis : Fikhri Fathoni, Fotografer : Fikhri Fathoni

Relawan Tzu Chi memberikan 245 paket bantuan kebakaran untuk warga terdampak kebakaran di Kelurahan Tangki, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat.

Kebakaran hebat melanda pemukiman padat penduduk di Kelurahan Tangki, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, pada Minggu, 28 September 2025. Akibat kebakaran tersebut, sekitar 400 rumah terbakar sehingga membuat ratusan keluarga kehilangan harta benda seperti perabot rumah tangga, tempat usaha. Bahkan kebakaran ini juga menyebabkan sejumlah warga mengalami luka-luka.

Peduli dengan musibah kebakaran ini, relawan Tzu Chi hadir untuk memberikan semangat dengan memberikan bantuan bagi warga yang terdampak kebakaran. Sebanyak 245 paket bantuan kebakaran yang terdiri dari: selimut, baju, alat mandi, sandal, ember, dan tikar diberikan kepada warga yang terdampak pada Selasa, 7 Oktober 2025.

Sebelum memulai penyerahan bantuan paket kebakaran, relawan Tzu Chi memberikan kupon bantuan dan memberikan koordinasi untuk warga.

Djalal, relawan Tzu Chi yang menjadi koordinartor kegiatan ini berharap musibah seperti ini tidak terjadi lagi, karena wilayah yang padat penduduk seperti Kecamatan Taman Sari jika terjadi kebakaran akan menimbulkan dampak yang besar. “Kita membantu meringangkan duka para korban kebakaran dengan memberikan bantuannya untuk kebutuhan sehari-hari seperti: selimut, baju, alat mandi, sandal, ember, dan tikar. Harapan kami, mudah-mudahan kedepan tidak ada musibah seperti ini lagi, karena daerah disini sangat padat, sehingga petugas pemadam kesulitan untuk memadamkan api,” ungkap Djalal.

Djalal (kiri), relawan Tzu Chi yang menjadi koordinator kegiatan, memberikan semangat kepada warga penerima bantuan dan disambut dengan senyum hangat warga.

Para warga terdampak kebakaran juga merasa bersyukur mendapatkan perhatian berupa bantuan paket kebakaran dari Tzu Chi. “Habis semuanya, kita kan buka bengkel di sini. Barang bengkel seperti oli dan sparepart habis, yang bisa diselametin cuma ban karena berada di luar. Ini bengkel sekalian rumah perabotan rumah juga habis semua. Perasaan saya senang karena masih ada yang peduli, terima kasih untuk Yayasan Buddha Tzu Chi,” ungkap Rawati (40), salah satu korban kebakaran.

Hal serupa juga dirasakan oleh Widiastuti (31), warga Gang Langgar, Taman Sari. Ia merasa senang dan bersyukur dengan bantuan paket kebakaran yang diberikan oleh relawan Tzu Chi. “Dapat alat mandi, tikar dan banyak lagi. Alhamdulillah sangat membantu, kalau untuk perlengkapan seperti ini belum ada yang ngasih sebelumnya. Terima kasih untuk semua yang sudah membantu,” ucap syukur Widiastuti sambil membuka bantuan paket kebakaran.

Rawati, salah satu warga yang menerima bantuan paket kebakaran, tersenyum bahagia saat membuka boks kontainer yang berisi peralatan untuk kebutuhan sehari-hari.

Di tengah cuaca terik dan padatnya pemukiman, relawan Tzu Chi dengan semangat menurunkan bantuan paket kebakaran untuk warga Taman sari.

Pemukiman Padat tak Menyurutkan Semangat

Bantuan paket kebakaran dari Tzu Chi untuk warga terdampak kebakaran kali ini sedikit berbeda, biasanya Tzu Chi hadir tiga atau empat hari pascakebakaran melanda. Namun kali ini, relawan hadir delapan hari pascakebakaran. Menurut Djalal, relawan Tzu Chi yang menjadi koordinator kegiatan, saat mensurvei untuk mendata dan memastikan kebutuhan warga, relawan mengalami kendala karena sejumlah ketua Rukun Tetangga (RT) turut menjadi korban musibah kebakaran. “Data yang kita peroleh agak telat, ketua RT di sini banyak yang menjadi korban kebakaran dan mengungsi, jadi minta datanya agak susah,” cerita Djalal.

Keadaan kawasan pemukiman penduduk pascakebakaran yang terjadi di Taman Sari, Jakarta Barat. Sekitar 400 rumah habis dilalap api dalam musibah ini.

Namun, dengan semangat untuk meringankan penderitaan warga terdampak kebakaran, relawan Tzu Chi dapat menyalurkan 245 paket bantuan kebakaran untuk warga Taman Sari. “ini sebenernya hari ke-8 pascakebakaran, jujur ini paling telat kita menyalurkan bantuan, biasanya kita paling telat di hari ke-4 pascakebakaran sudah bagi bantuan untuk warga,” tambahnya.

Tak hanya itu saja, kawasan padat penduduk menjadi tantangan tersendiri yang harus dilalui relawan untuk menyalurkan bantuan. Dengan pengalamannya, Djalal beserta relawan Tzu Chi lainnya yang selalu sigap dan kompak, dapat menyalurkan bantuan dengan aman dan terstruktur. “Biasanya kita survei dulu lokasi, jalan mana yang paling besar buat kirim bantuan. Disini memang tempatnya lumayan padat, ditambah dengan tumpukan puing dan sampah pascakebakaran. Relawan Tzu Chi sangat ingin membantu masyarakat, jadi mereka sangat antusias sekali,” ungkap Djalal.

Dengan kompak dan terstruktur, relawan membagi tugas menyiapkan bantuan paket kebakaran untuk warga terdampak.

Di tengah berbagai tantangan, semangat untuk saling membantu menjadi sumber kekuatan yang menyalakan harapan. Hal inilah yang juga dilakukan oleh relawan Tzu Chi, setiap tangan yang terulur, setiap senyum yang tulus, dan setiap langkah kecil adalah wujud nyata dari cinta kasih yang menghangatkan hati.
Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Puluhan Tahun Berharap Punya Rumah Layak

Puluhan Tahun Berharap Punya Rumah Layak

08 Agustus 2023

Program Bedah Kampung Tzu Chi menorehkan kisah para warga yang telah puluhan tahun memimpikan rumah yang layak huni. Melalui program ini, mimpi itu tak hanya sekadar mimpi karena tak lama lagi mimpi punya rumah yang layak terwujud.

Menabung Niat Kebajikan

Menabung Niat Kebajikan

17 April 2014 Bunyi dari koin-koin yang berjatuhan membuat suasana semakin meriah. “Saya percaya setiap koin yang dimasukkan ke dalam celengan merupakan sebersik niat baik yang timbul dari hati adik-adik,” kata pembawa acara, Fangfang Shijie.
Belajar dari Orang-Orang Luar biasa

Belajar dari Orang-Orang Luar biasa

18 Maret 2011

Wen Li Shijie mengajak 50 siswa- siswi SMA Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat untuk bermain games dengan mengangkat satu kaki dan sambil melompat-lompat selama lebih kurang 2 menit.

Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -