Peduli Merapi: Sarana Bermain Anak-anak

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya
 
 

fotoRelawan Tzu Chi tengah bermain bersama anak-anak pengungsi GOR New Armada Magelang. Relawan menyerahkan paket bantuan alat bermain ini untuk kemudian dikelola oleh relawan pendidikan (guru) yang ada di pengungsian.

Setelah memberikan bantuan kebutuhan sehari-hari para pengungsi, seperti peralatan mandi, baju, selimut, sarung dan tikar, relawan Tzu Chi Jakarta bersama relawan Tzu Chi Magelang memberikan bantuan berupa alat bermain bagi anak-anak usia 1 hingga 12 tahun. Tujuan pemberian bantuan alat bermain ini adalah untuk membantu menghilangkan kejenuhan anak-anak selama di pengungsian.

 

Kreatif dan Ceria di Pengungsian
Sejak tanggal 4 November 2010 lalu, proses belajar mengajar anak-anak terhenti. Sekolah-sekolah diliburkan karena gedung sekolah mereka dipakai untuk barak pengungsian. Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bersama Departemen Pendidikan memberikan 25 paket alat bermain, seperti bola kaki, puzzel, alat musik tradisional, buku gambar dan peralatannya, boneka dan lain-lain. Dengan alat-alat bermain ini diharapkan dapat memberikan pembelajaran non formal untuk bagi anak selama berada di pengungsian.

Pada hari Jumat, 12 November 2010, secara bertahap Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menyerahkan 25 paket alat bermain anak-anak ke beberapa barak pengungsian, yang pertama diberikan di barak pengungsian Gelanggang Olahraga (GOR) New Armada di Kecamatan Mertoyudan, Balai Desa Borobudur  Magelang, dan berikutnya lokasi pengungsian yang berada di Yogyakarta.
 

foto  foto

Keterangan :

  • Tempat bermain di barak pengungsian GOR New Armada digunakan anak-anak untuk mengisi waktu mereka setelah sekolah mereka terpaksa diliburkan akibat bencana Merapi ini. (kiri)
  • Agung, salah seorang anak di pengungsian GOR New Armada sangat senang saat memainkan puzzle yang diberikan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi. (kanan)

Paket mainan ini diberikan secara simbolis oleh relawan Tzu Chi kepada relawan pendidikan (guru) yang bertugas di barak-barak pengungsian. Sejak diumumkan bahwa ada bantuan mainan, anak-anak langsung berkumpul membuat lingkaran besar dengan antusias. Seperti yang diutarakan oleh Agung (12) bahwa ia baru kali ini melihat permaianan puzzle seperti yang diberikan oleh Tzu Chi. “Senang sekali, selama di sini nggak ada mainan,” ucap Agung polos. Lain lagi dengan Amam (8 tahun), ia sangat senang sekali mendapatkan mainan ini. “Senang sekali, mainannya banyak, bisa main gendang dan menggambar. Kalau kemarin itu mainannya cuma holahop,” ujarnya polos.      

foto  foto

Keterangan :

  • Warga di lokasi pengungsian bercampur baur menjadi satu dengan fasilitas yang terbatas. Kondisi ini secara jangka panjang dapat menganggu kehidupan mereka, baik fisik maupun mental.  (kiri)
  • Dengan sarana bermain, anak-anak dapat melupakan kesedihan mereka. Permainan edukatif ini juga dapat membuat kreativitas anak-anak menjadi berkembang.(kanan)

Sejak Gunung Merapi meletus pada tanggal 26 Oktober 2010, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia sudah aktif memberikan bantuan darurat untuk warga yang berada di pengungsian. “Kita melihat, selain para pengungsi membutuhkan (bantuan) pangan, ancaman debu, hujan, di sisi lain yang harus diperhatikan salah satunya adalah pendidikan anak-anak juga harus kita perhatikan. Karena sekolah mereka terpaksa diliburkan dan mereka tidak bisa belajar karena sekolahnya dipakai sebagai pengungsian, maka anak-anak ini juga perlu suatu kegiatan yang produktif, seperti bermain musik, menggambar, atau bermain bola,” ujar Hong Tjhin, mewakili Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, “Tzu Chi melihat secara umum kebutuhan para pengungsi. Secara keseluruhan ini juga untuk mengurangi stres anak selama mereka berada di pengungsian.”

  
 

Artikel Terkait

Bantuan Bagi Korban Longsor: Rangkaian Bantuan Dalam Misi Kemanusiaan

Bantuan Bagi Korban Longsor: Rangkaian Bantuan Dalam Misi Kemanusiaan

27 Juni 2016

Setelah memberikan bantuan kepada korban longsor di Kebumen, pada tanggal 25 Juni 2016, TTD Tzu Chi juga melakukan survei dan memberikan bantuan kepada korban banjir di Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen.

Menjadi Bagian Dari Penyelamat Bumi

Menjadi Bagian Dari Penyelamat Bumi

07 September 2016
Minggu, 21 Agustus 2016, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat, melakukan kegiatan pelestarian lingkungan bertempat di taman kantor RW. 04, Sunter Metro. Sebanyak 19 orang relawan yang mengikuti kegiatan pemilahan barang daur ulang yang rutin diadakan setiap bulan pada minggu ke-3.
Merangkul Alam Dengan Berdaur Ulang

Merangkul Alam Dengan Berdaur Ulang

03 Januari 2019
Keprihatinan inipun mendorong insan Tzu Chi Medan untuk mengajarkan daur ulang sampah dan kepada anak-anak Bataria School di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Mandala Medan, 5 Desember 2018.  Sekitar 56 anak hadir terlibat langsung dalam aktivitas daur ulang ini. 
Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -