Pelantikan Relawan: Tekad dan Ikrar (Bag 2)

Jurnalis : Rudi Santoso (He Qi Utara), Fotografer : Dimin, Rudi Darmawan (He Qi Barat), Stephen Ang (He Qi Utara), Nadya Iva (Tzu Chi Perwakilan Sinar M
 
 

foto
Pada hari tersebut sebanyak 332 relawan abu putih dan Tzu Ching di lantik menjadi relawan biru putih.

Jam menunjukan pukul 12.45, acara makan siang bersama di adakan di kantin Jing Si Tang. Dengan rapi relawan berbaris dan berjalan menuju kantin Jing Si Tang. Setelah istirahat 45 menit. Jam 13.30 relawan sudah masuk kembali ke ruang Guo Yi Ting lantai 3 Aula Jing Si PIK.

 

 

Pelatihan hari ini sungguh menarik. Lain dengan pelatihan pelatihan sebelumnya. Materi Pelatihan kali ini banyak di selingi pemutaran video-video yang menginspirasi sehingga peserta merasakan hal yang sangat berbeda dan baik sekali. Rasa kantuk pun tidak menyerang kata banyak Shixiong dan Shijie di sela sela istirahat makan tadi.

Setelah itu Rudi Shixiong dari perwakilan Sinar Mas pun berbagi kepada relawan tentang perkembangan kegiatan mereka selama satu tahun ini. Mereka banyak melakukan kegiatan baksos, membantu anak anak yang kurang mampu membeli kaca mata. Di perkebunan perkebunan milik Sinar Mas di pelosok pelosok desa yang terpencil jauh dari pelayanan pengobatan yang memadai ini sangat terbantu dengan hadirnya baksos yang di adakan Tzu Chi Sinar Mas dengan memberi pelayanan kesehatan penuh cinta kasih sangatlah membantu penduduk sekitar yang membutuhkan pelayanan kesehatan ini. Penduduk sekitar sangat bahagia dan bersyukur dengan adanya Baksos yang sering diadakan ditempat mereka.

Bukan saja kegiatan sosial dan Misi Tzu Chi di jalankan oleh Tzu Chi Sinar Mas. Ternyata di sana mereka juga mengalang dana dan hati karyawan di perkebunan. Sehingga ada slogan SMART yang berarti Sabtu Minggu Aku Relawan Tzu Chi. Sampai saat ini Tzu Chi Sinar Mas sudah mentraining lebih dari 3000 relawan dan sebagian karyawannya juga sudah menjadi donatur Tzu Chi. Ini membuat Hu Ai Tzu Chi Sinar Mas menjadi Hu Ai terbesar dan terluas di Indonesia.

Seperti kata perenungan Master Cheng Yen “Satu langkah besar berawal dari sebuah langkah yang kecil” “Asal ada tekad pasti ada kekuatan” 19 tahun yang lalu Yayasan Buddha Tzu Chi indonesia berdiri. Pada saat itu Liu Su Mei dan beberapa istri pengusaha memulai mengerakan roda Tzu Chi Indonesia. Dengan hal hal kecil seperti membagikan odol dan sikat gigi kepada anak anak yang kurang mampu, berkunjung ke panti panti jompo dan anak yatim piatu. Seiring berjalannya waktu. Masyarakat mulai mengerti dan tahu apa yang di lakukan oleh relawan Tzu Chi sehingga semakin hari semakin banyak yang ikut berpartisipasi dalam Jalan Bodhisatwa dunia ini.

foto  foto

Keterangan :

  • Berbagai sharing mewarnai pelantikan hari itu, salah satunya Akon relawan He Qi Utara (kiri).
  • Sebanyak 7 orang Tzu Ching yang dilantik menyampaikan tekad mereka di Tzu Chi (kanan).

Selanjutnya Sudarno Shixiong membawakan pentingnya membaca buku tulisan Master Cheng Yen. Dengan membaca buku buku tulisan Master akan membuat kita lebih giat dan bersemangat dalam menjalankan setiap Misi Tzu Chi. Jadi setiap Bodhisatwa yang berjalan di jalan Bodhisatwa harus baca buku demikian pesan Sudarno Shixiong. Posan Shixiong juga memaparkan pentingnya mendalami ajaran Jing Si dengan banyak membaca buku buku Master.  Dengan banyak membaca buku Master yang di tulis berdasarkan kisah kisah nyata maka akan mendapatkan banyak sekali pengalaman pengalaman Master yang sangat berharga. Pada kesempatan ini Posan Shixiong juga berharap relawan untuk lebih giat dalam menjalankan kegiatan bedah buku di komunitas masing masing.

Berbagi kisah
Akhirnya sampailah pada sesi sharing relawan yang akan di lantik pada hari ini. Tjin Hordil Ferdi pria kelahiran Pulau Bangka 36 tahun silam. Ia pertama mengenal Tzu Chi tahun 2007. Awalnya ia ragu kalau Yayasan Buddha Tzu Chi benar benar menerapkan Cinta Kasih Universal. Pada tahun 2009 jalinan jodohnya dengan Tzu Chi pun terjalin lewat keponakannya yang bernama Leonardo Atmajaya. Leonardo Atmajaya adalah anak asuh Tzu Chi. Selain memberi batuan biaya SPP relawan Tzu Chi juga sering melakukan kunjungan kasih ke rumah Leonardo Atmajaya. Melihat ketulusan hati relawan relawan Tzu Chi yang tidak membedakan agama yang di anut Leonardo Katolik maka timbullah keinginan untuk lebih mengenal serta mendalami Tzu Chi pada pertengahan tahun 2010 ia memutuskan untuk bergabung menjadi relawan Tzu Chi mengikuti langkah abang iparnya yakni ayah dari Leonardo Atmajaya.

Awal masuk menjadi relawan Tzu Chi ia giat mengikuti kegiatan daur ulang. Kata perenungan master Cheng Yen telah menginspirasi anak muda ini untuk ikut serta dalam mengumpulkan bahan bahan daur ulang di rumah dan ke tetangga. Ia senantiasa mensosilisasikan pentingnya daur ulang kepada teman dan tetangganya. Alhasil teman dan tetangga juga mengikuti langkahnya mengumpulkan bahan daur ulang dan di setor ke rumah Thjin Hordil Ferdi yang sehari hari di sapa Akon Shixiong. Setiap hari Rabu ia akan mengumpulkan semua daur ulang yang ada di rumahnya untuk di bawa ke tempat penampungan daur ulang Hu Ai Jelambar yang tidak jauh dari rumahnya. Semenjak april 2011 ia giat dalam Misi Amal. Ia senantiasa hadir dalam setiap kegiatan Misi Amal baik itu survey kasus, Mitting Kasus, kegiatan Gan En Hu dan lain sebagainya tanpa melupakan tugas awalnya sebagai relawan Pelestarian lingkungan juga ia lakukan seiring dengan menjalankam Misi Amal yang di gelutinya. Belakangan beberapa bulan terakhir Akon Shixiong juga aktif mendokumentasikan setiap kegiatan Tzu Chi lewat foto dan handycamnya.

Akon Shixiong termasuk relawan yang sangat tekun dalam mempelajari setiap misi Tzu Chi. Satu hal yang membuat relawan terinspirasi ketika ia setiap hari menulis kata kata perenungan Master Cheng Yen di papan tulis yang mengantung di teras rumah tempat ia berjualan Mie. Akon Shixiong juga menerapkan setiap hari minggu ke 3 libur tidak jualan karena ia ingin ikut kegiatan Gan En Hu yang di adaskan setiap minggu ke 3. Ia lebih rela tidak memiliki penghasilan hari itu dari pada tidak bisa bertemu dengan Gan En Hu yang telah ia anggap sebagai keluarga sendiri.

Semangat Mengikuti Guru
Sharing dari relawan sungguh mengharukan apalagi saat girilan 7 relawan Tzu Ching yang sharing, menurut Juliana Santy Shijie ketika relawan lain melihat mereka memakai seragam biru putih Shigu dan Shibo berujar, “Wah Tzu Ching kini sudah berubah warna, Tzu ching kini telah dewasa...”  Hal ini menambah semangat bagi mereka. Tadi di sharing Tzu Chi Sinar Mas ada istilah SMART maka mereka juga ada istilah yang tidak kalah keren yaitu SLIM yang berarti Selama Lamanya Ikut Master. Mereka bertekad untuk menjadi anggota Komite Tzu Chi, “Saya mau jadi Komite karena saya tidak mau Shigong Shangren (Master Cheng Yen-red) sendirian” demikian Ikrar Juliana Shijie.

foto  foto

Keterangan :

  • Pelantikan ini bukan berarti kelulusan, sejak resmi berganti seragam berarti relawan harus lebih giat lagi mengemban tanggung jawab (kiri).
  • Ketua dan Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi, Liu Su Mei dan Franky O. Widjaja menyampaikan pesan cinta kasih kepada seluruh peserta (kanan).

Dina Shijie juga berikrar ia akan menjadi anggota komite karena “tidak mau Master merasa khawatir dan mau menjadi murid master untuk selama lamanya.” Begitu juga Mei ping, Marisa dan Fitri Shijie serta Chandra mau menjadi angota Komite Tzu Chi untuk bisa mengemban tanggung jawab yang lebih besar untuk kemajuan Tzu Chi dan mereka memiliki sebuah keinginan yakni ingin Master Cheng Yen yang memasangkan kartu anggota Komite mereka kelak.  Mereka juga ingin saat dilantik menjadi komite nanti sama sama berujar, “Shigong Shangren, nin de haizi hui lai le“ (Shigong Shangren anak anakmu sudah kembali).

Pukul 16:55 puncak acara hari ini di mulai penyamatan kartu relawan oleh Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi indonesia Liu Su Mei Shijie dan Wakil ketua Yayasan Buddha Tzu chi indonesia Franky O Wijaya Shixiong. Dengan di iringi lagu Xiang Shi Dou yang merdu dan penuh haru satu per satu relawan mendapatkan penyamatan kartu anggota relawan di dada sebelah kiri mereka. Detik detik yang penuh kebahagiaan dan sukacita yang mendalam menyelimuti hati segenap relawan yang menerima pelantikan.

Setelah semua mendapatkan kartu anggota Liu Su Mei Shijie menyampaikan pesan cinta kasihnya. “Di dunia Tzu chi tidak ada yang di paling depan dan yang ada di paling belakang. Yang paling utama di Tzu Chi adalah saling mendukung. Master dengan jerih payah telah mendirikan Tzu Chi untuk kita berlatih diri. Seperti tadi ada seorang Shijie yang sharing bahwa yang penting dalam hidup ini adalah kita bisa berbuat membantu orang lain tanpa pamrih, Shixiong dan Shijie semuanya kalian adalah bagian dari Tzu Chi, oleh karena itu tetap semangat dan giatlah dalam mengikuti setiap kegiatan Tzu Chi.

Franky Shixiong juga memberikan pesan cinta kasih untuk semua relawan “Hari ini saya sangat bahagia dapat kesempatan menyaksikan pelantikan relawan biru putih. Pertama tama saya ucapkan Gan En yang mendalam kepada Master Cheng Yen yang telah mendirikan Yayasan Tzu Chi. Kedua saya ucapkan Gan En kepada Liu Su Mei Shijie yang telah membawa Misi Tzu Chi ke Indonesia.” Lalu Franky Shixiong mengucapkan selamat kepada seluruh relawan serta berpesan agar terus bersumbangsih tanpa pamrih karena ia sendiri telah merasakannya bahwa bersumbangsih malah akan lebih membawa berkah untuk diri sendiri. Ia bercerita bahwa berkah yang ia dapat semakin baik seiring sumbangsih yang diberikan. Setelah bersama menyanyikan lagu Ikrar kepada Master kegiatan pun usai sudah.

Satu per satu relawan keluar meninggalkan ruangan dengan raut wajah yang penuh suka cita. Walau jam sudah menunjukan pukul 18:15 Sedikitpun tidak terlihat kelelahan di wajah mereka. Malah sebaliknya wajah mereka memancarkan sinar penuh kebahagiaan. Semoga dengan dilantiknya 332 relawan biru putih maka akan menambah panjangnya barisan relawan Tzu Chi. Menambahnya relawan Tzu Chi berarti menambah sinar sinar cinta kasih di seluruh pelosok Nusantara. Dengan bertambahnya sinar cinta kasih ini semoga akan lebih banyak yang bisa tersinar oleh terangnya Cinta Kasih Universal Tzu Chi.   

  
Selesai

Artikel Terkait

Semangat Juang Bapak Tujuh Orang Anak

Semangat Juang Bapak Tujuh Orang Anak

24 Februari 2009 Kecelakaan tabrak lari itu terjadi pada bulan September 2007. Tulang paha sebelah kanan gadis berumur 23 tahun ini patah, dan dengan uang tabungan seadanya, Amir membawa Harwati ke pengobatan alternatif di daerah Pasar Rumput, Manggarai, Jakarta Selatan. Setelah dua bulan berjalan, Harwati pun akhirnya mulai bisa berjalan dengan menggunakan tongkat.
Gempa Aceh: Penyaluran Bantuan Korban Gempa Terus Berlanjut

Gempa Aceh: Penyaluran Bantuan Korban Gempa Terus Berlanjut

14 Desember 2016

Memasuki hari kelima dan hari keenam pasca gempa yang melanda Pidie Jaya, Relawan Tzu Chi masih terus menyalurkan bantuan kebutuhan sehari-hari kepada para korban. Sebanyak tujuh relawan terus menelusuri posko-posko pengungsian hingga ke pelosok Kecamatan Trienggadeng, Pidie Jaya.

Apa yang kita lakukan hari ini adalah sejarah untuk hari esok.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -