Peletakan Batu Pertama Tiga Jembatan Gantung di Nias

Jurnalis : Rahma Mandasari (DAAI TV Medan), Fotografer : Rimba Kosasih (Tzu Chi Medan)

Ketua Tzu Chi Medan, Hasan Tina melakukan prosesi peletakan batu pertama pembangunan jembatan gantung di Desa Biouti di Kecamatan Idanogawo. Selain di wilayah ini, ada 2 jembatan gantung lainnya yang akan dibangun Tzu Chi Medan di Nias.

Kabupaten Nias merupakan kepulauan yang terletak di pantai barat Pulau Sumatra. Bentang alam kabupaten ini terdiri dari pegunungan, perbukitan sempit dan terjal, serta tanah yang bergelombang. Mayoritas penduduk Nias ini adalah petani khususnya karet dan nelayan yang tinggal di Kota Gunung Sitoli dan juga desa-desa terpencil. Kawasan pedesaan di Nias juga terpisah-pisah karena berbatasan langsung dengan sungai yang berarus deras dan berbahaya untuk dilalui warga.

Setelah sukses membangun tiga jembatan gantung di Nias pada tahun 2019 lalu, Tzu Chi Medan kembali menerima permohonan pembangunan jembatan gantung bagi warga Nias. Permohonan ini disampaikan melalui Danramil Idanogawo, Letda (inf) Maulana Yahya yang disambut baik oleh Mujianto selaku Ketua Tzu Chi Sumatera Utara.

Warga Desa Hiliaurifa di Kecamatan Maniamolo, Kabupaten Nias Selatan menyebrangi sungai dengan rakit untuk menyaksikan peletakan batu pertama pembangunan jembatan. Dengan adanya jembatan yang akan dibangun diharapkan bisa meningkatkan keamanan warga saat menyebrangi sungai terutama saat arusnya deras.

Bupati Nias, Ya’atulo Gulo menyampaikan kata sambutan pada peletakan batu pertama pembangunan jembatan gantung di Desa Biouti, Kecamatan Idanogawo, Nias.

Setelah dilakukan survei dengan tim teknis pembangunan jembatan, peletakan batu pertama pembangunan jembatan gantung pun dilakukan. Lokasinya berada di tiga tempat yaitu Desa Biouti di Kecamatan Idanogawo, Desa Lawalawa Luo di Kecamatan Ulugawo, Kabupaten Nias, dan Desa Hiliaurifa di Kecamatan Maniamolo, Kabupaten Nias Selatan pada 15-17 Oktober 2022.

Keberadaan jembatan gantung sangat diperlukan warga pedesaan di Nias untuk mengangkut hasil pertanian serta menjadi sarana untuk penyeberangan anak menuju sekolah. Di musim penghujan, sungai-sungai yang terletak di 3 lokasi tersebut biasanya meluap dan bahkan pernah merenggut nyawa.

“Dengan terbangunnya jembatan ini, kita juga membangun spirit gotong-royong serta kepedulian terhadap sesama bagi masyarakat di sekitar jembatan,’’ ungkap Suntana, tim teknis pembangunan jembatan gantung. Peletakan batu pertama jembatan gantung ini dilakukan oleh relawan Tzu Chi Medan dan Bupati Nias beserta jajaran.

Akses jalan yang belum beraspal harus ditempuh relawan Tzu Chi Medan untuk sampai ke lokasi peletakan batu pertama pendirian jembatan gantung di Desa Hiliaurifa, Kabupaten Nias Selatan.

Jembatan gantung yang akan dibangun ini akan menjadi harapan baru bagi warga untuk memperbaiki taraf hidup dan juga pendidikan yang lebih baik bagi generasi penerus bangsa. “Kami doakan ini (jembatan gantung) bisa bermanfaat bagi masyarakat umum supaya dapat dipakai hingga ke anak cucu,” pungkas Ketua Tzu Chi Medan, Hasan Tina.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Membentang Jembatan Cinta Kasih Ke Lampung

Membentang Jembatan Cinta Kasih Ke Lampung

24 Oktober 2013 Mengingat di Lampung sendiri belum pernah ada sosialisasi relawan baru, maka relawan Tzu Chi Jakarta mencoba membantu relawan Lampung untuk menjalin keakraban dan menjalin jodoh baik dengan warga setempat.
Peletakan Batu Pertama Jembatan Simpay Asih Cikaung

Peletakan Batu Pertama Jembatan Simpay Asih Cikaung

09 November 2021

Relawan Tzu Chi Bandung dan Tzu Chi Cianjur melakukan peletakan batu pertama pembangunan Jembatan Simpay Asih Ciakung yang menghubungkan 3 desa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Survei Pembangunan Jembatan di Nias Selatan

Survei Pembangunan Jembatan di Nias Selatan

16 Mei 2019
Lima relawan Tzu Chi Medan melakukan survei kondisi jembatan di Kabupaten Nias Selatan pada Jumat, 10 Mei 2019. Dua jembatan gantung yang akan dibangun adalah jembatan yang menghubungkan Dusun 6 dan 7 di Desa Togizita, dan Desa Aramo dan Hilisawato.  
Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -