Pembagian Kupon Beras di Pejagalan

Jurnalis : Rudi Santoso (He Qi Utara), Fotografer : Rudi Santoso (He Qi Utara)
 
 

fotoSelama 2 hari (30 - 31 Juli) relawan Tzu Chi membagikan kupon beras kepada warga kurang mampu di Jakarta, salah satunya adalah di Kelurahan Pejagalan, Jakarta Utara.

Selama dua hari berturut-turut Sabtu dan Minggu tangal 30 – 31 Juli 2011, relawan Tzu Chi berkumpul di Kantor Kelurahan Pejagalan Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara. Sejak pukul 06.30 WIB mereka sudah mulai berdatangan. Hari pertama yakni hari Sabtu saya bersama kelompok Jenny Insan, Anna Tukimin dan Maria menuju RW 04 RT 006 – 007 – 011 - 012 dan 013. Kegiatan kali ini adalah membagikan kupon beras yang akan dapat diambil pada tanggal 6 Agustus 2011.

Kami memulai perjalanan kami ini dengan menuju ke rumah Ketua RT masing-masing. Setelah itu ketua RT membawa kami menuju daftar nama yang telah di sediakan oleh pihak RT setempat dan mendapat persetujuan dari RW serta kelurahan.

Ternyata kabar tentang akan diadakannya pembagian beras telah meluas diketahui oleh warga kurang mampu tersebut, sehingga ketika kami datang mereka menyambut kami dengan senyum dan salam yang hangat. Kami membagikan kupon kepada warga yang kurang mampu dari satu rumah ke rumah yang lainnya. Umumnya tempat tinggal mereka memang sangat memprihatinkan dan kurang memadai. Maklumlah hidup di Kota Jakarta yang keras ini memiliki sebuah tempat berteduh saja sudah sangat disyukuri. Jadi dalam benak mereka asal bisa untuk tidur dan tidak kepanasan dan kehujanan itu sudah lebih dari cukup.

Para penerima bantuan ini sebagian besar adalah pendatang dari Jawa dan Banten.  Mereka telah lama menetap di sana dan telah memiliki KTP setempat, tetapi mereka masih punya sanak saudara di kampung. Meski hidup ‘susah” mereka lebih memilih tetap bertahan hidup di Jakarta daripada  harus pulang ke kampung halamannya. Padahal kehidupan mereka sangat memprihatinkan dan sangat tidak layak.  Begitu kuatnya daya tarik kota metropolitan sehingga membutakan mata dan hati mereka. Melihat kondisi anak-anak yang sangat memprihatinkan menambah haru hati yang melihatnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Liwan Shixiong memberikan pengarahan sebelum para relawan menjalankan tugas ke tempat masing-masing. (kiri)
  • Dengan wajah sukacita relawan membagikan kupon beras kepada warga sesuai dengan pembagian wilayah kerja masing-masing. (kanan)

Kondisi yang serba sederhana ini membuat mereka sangat merasa bahagia dan terbantu dengan diadakannya kegiatan pembagian beras. “Alhamdullilah, saya sangat berterima kasih sekali kepada Yayasan Buddha Tzu Chi atas pemberian kupon beras ini,” ujar Ibu Nana dengan mata berkaca-kaca. Ketika ditanya tentang keadaan keluarganya ia berkata dengan bibir yang bergetar dan menahan air-matanya yang mulai tumpah. “Anak ini adalah cucu saya, kedua orang tuanya telah tiada. Saya sendiri telah menjanda sejak 6 tahun yang lalu. Saya sehari-hari bekerja sebagai buruh cuci gosok,” katanya sambil menunjuk ke arah seorang bocah berusia sekitar 5 tahun yang masih tertidur pulas dalam indahnya mimpi dunia kanak-kanaknya.

“Sekarang apa-apa mahal sekali, harga kebutuhan pokok semakin tinggi. Kini ada pembagian kupon beras tentu kami semua sangat gembira dan merasa terbantu sekali. Terima kasih sebelumnya kami ucapkan kepada Yayasan Buddha Tzu Chi dan semua relawan-relawannya,” kata Sukamto yang juga mendapat kupon hari itu.

Langkah relawan terus melaju dalam menelusuri lorong-lorong dan gang kecil. Tiada terasa mentari telah merayap naik di atas kepala kami. Panasnya terik mentari hari itu tidak menyurutkan semangat relawan untuk menuntaskan tugas mereka. Malah panasnya terik matahari dirasa bagaikan hangatnya cinta kasih di setiap hati relawan. Keikutsertaan dalam pembagian kupon beras ini adalah pengalaman pertama saya. Saya sangat sukacita menjalankan tugas ini dan saya sangat bersyukur mendapat kesempatan dalam mengikuti kegiatan kali ini.

foto  foto

Keterangan :

  • Sudut-sudut pemukiman yang lembab, gelap, dan sempit ditelusuri oleh para relawan agar nantinya beras yang dibagikan dapat diterima oleh mereka yang benar-benar membutuhkan (tepat sasaran). (kiri)
  • Dengan senyum kebahagiaan Engkong (81 tahun) membuat tanda terima kupon beras dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang akan diambil pada tanggal 6 Agustus 2011. (kanan)

Setiap hari roda kehidupan berjalan dan tiada pernah berhenti sedetik pun. Begitu juga kehidupan sederhana dan memprihatinkan masyarakat kurang mampu ini tiada pernah berhenti dan terus berjalan. Pengalaman luar biasa bagi saya adalah dalam setengah hari dapat menyaksikan langsung 58 keluarga (Sabtu) dan 80 keluarga (Minggu)  kurang mampu yang hidup dalam keadaan yang memprihatinkan. Lebih dari itu adalah semangat relawan yang besar tentang perlunya memberikan kupon beras tepat sasaran telah berjalan dengan lancar dan cepat. Kami berusaha memberikan kupon-kupon tersebut langsung kepada warga yang memang benar-benar berhak mendapatkan kupon dengan menelusuri lorong-lorong lembab dan sempit. Kerjasama Ketua RT setempat juga sangat membantu relawan. Hari ini relawan telah berhasil menebarkan cinta kasih lewat pembagian kupon beras kepada 17 RW (sekitar 5000 KK).

“Hari ini semua kupon harus terbagi, tidak boleh ada sisa karena hari ini adalah hari terakhir (Minggu). Ayo Shixiong dan Shijie semangat,” kata Qiu Lan Shijie kepada seluruh relawan sambil menyemangati mereka. Akhirnya pukul 13.30 WIB semuanya selesai dan telah kembali berkumpul di Kelurahan Pejagalan, Jakarta Utara. Dengan hati lega dan bahagia memenuhi setiap wajah relawan yang bersimbah keringat satu per satu menghitung kupon masing-masing dan mencocokkan dengan jumlah kupon yang mereka terima tadi pagi. Setelah mencocokkan dan menghitung dengan cermat maka semua dikumpulkan menjadi satu. Hari itu relawan pun pulang ke rumah masing-masing dengan rasa sukacita dan bahagia. Dengan memberikan sesuatu yang berarti dan tepat sasaran tentu sangat membahagiakan hati kita bersama. Dapat bersatu hati dalam menebar cinta universal tanpa membedakan “Aku dan Kamu” telah terwujud dengan nyata melalui pembagian kupon beras cinta kasih ini.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Berpegang Teguh pada Tekad

Suara Kasih: Berpegang Teguh pada Tekad

19 September 2012 Sebanyak 6 kali, Master Jian Zhen berusaha melakukan perjalanan ke Jepang,tetapi selalu menghadapi berbagai rintangan. Beliau gagal pada 5 perjalanan pertama akibat kondisi iklim, manusia, dan sebab-sebab lainnya. Hingga saat sudah berusia lanjut dan kehilangan daya penglihatan, beliau tetap bersikeras berangkat ke Jepang.
Rahmad, Sarif, dan Samsul (Bag. 1)

Rahmad, Sarif, dan Samsul (Bag. 1)

11 Januari 2011 Di selasar Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (RSCM) Jakarta, ketiga kakak-beradik itu berusaha untuk tetap fokus “melukis” huruf-huruf abjad. “Saya mau bikin yang “kursi”,” kata Syarifudin atau yang biasa dipanggil Sarif. “
Suara Kasih: Menciptakan Hutan Bodhi

Suara Kasih: Menciptakan Hutan Bodhi

06 Agustus 2012 Kini kita telah tahu bahwa orang yang menulis “Sutra” tersebut adalah diri kita sendiri, yang menulis skenario juga adalah diri kita sendiri. Karena itu, saya berharap setiap orang dapat menulis skenario pada kehidupan ini dengan sebaik mungkin agar kita bisa memiliki kehidupan yang lebih cemerlang pada kelahiran yang akan datang.
Sikap jujur dan berterus terang tidak bisa dijadikan alasan untuk dapat berbicara dan berperilaku seenaknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -